Bogor, 2/7 (ANTARA) - Mahasiswa terpilih berasal dari 20 perguruan tinggi di Indonesia mendapat pelatihan "social technopreneurship" atau kewirausahaan berbasis teknologi yang diselenggarakan Recognition and Mentoring Program (RAMP) Institut Pertanian Bogor.
Ketua panitia pelatihan Dr Ono Suparno`usai pembukaan seminar nasional bertema "CP Prima: Social Technopreneurship" di IPB International Convention Center di Bogor, Jawa Barat, Senin, menjelaskan, pelatihan itu akan berlangsung dua pekan, 2-16 Juli 2012.
Pelatihan yang kegiatan disebut "intensive-Student Technopreneurship Program (i-STEP) 2012 itu adalah kegiatan yang digagas RAMP IPB dan secara rutin setiap tahun, sejak 2009, dengan mengundang para mahasiswa pencipta invensi dan penemu inovasi.
Ia menjelaskan, RAMP-IPB meyakini bahwa kewirausahaan berbasis teknologi salah satu solusi permasalahan-permasalahan seperti masyarakat miskin dan pengangguran.
"Jadi, `social technopreneurship` memberikan solusi dengan mengembangkan kewirausahaan yang mendayagunakan teknologi untuk menjawab persoalan masyarakat," katanya.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Prof Yonny Koesmaryono saat membuka seminar itu mengemukakan bahwa kewirausahaan perlu menjadi pilihan generasi muda dan mahasiswa, mengingat dalam lapangan pekerjaan tidak bisa mengandalkan dari pemerintah, yakni menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
"Kita tidak bisa mengandalkan dari pemerintah dan menjadi PNS, sekecil apapun kita harus mulai usaha untuk sesuatu yang besar," katanya.
Menurut dia, mahasiswa dengan kesempatan studi pendidikan tinggi bisa memiliki inspirasi lebih ketimbang masyarakat biasa.
"Dengan bekal ilmu yang ada mahasiswa dan generasi muda bisa memotivasi masyarakat untuk maju dengan teknologi yang dikembangkan," katanya.
Direktur RAMP-IPB Dr Aji Hermawan, MS.c mengatakan, pelatihan i-STEP yang diikuti 50 mahasiswa berasal dari puluhan perguruan tinggi itu, rinciannya terdiri atas 28 laki-laki dan 22 perempuan.
Perguruan tinggi dimaksud adalah IPB sebagi tuan rumah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Lampung, Politeknik Negeri Medan, Politeknik Pratama Mulia Surakarta, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Universitas Bengkulu, dan Universitas Brawijaya.
Selain itu, Universitas Gadjah Mada, Universitas Haluoleo, Universitas Hasanuddin, Universitas Islam Riau, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Lampung, Universitas Malikussaleh, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Teuku Umar.
Ia menjelaskan, seminar yang mengawali kegiatan i-STEP itu menghadirkan sejumlah pemakalah, di antaranya Zainal Abidin dari "Social Technopreneurship Academy", Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) Ir Tri Mumpuni, Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara Dr Didiek H Goenadi, Lim dan Edwin H dari PT Central Proteinaprima Tbk, dan Co-Founder dan CEO The Kopernik Ewa Wojkowska.
Selama kegiatan, mahasiswa diberikan pelatihan yang terstruktur dan mendalam untuk membantu usaha mereka, mulai dari membangkitkan dan memformulasikan ide-ide, mengembangkan teknologi menjadi produk, memproteksi hasil temuan, membentuk bisnis, memasarkan, mengelola pembiayaan dan keuangan, dan memperluas dampaknya untuk masyarakat.
Para pakar, akademisi, dan praktisi yang berpengalaman di bidangnya disiapkan untuk membekali mahasiswa untuk menjadi "technopreneur", demikian Aji Hermawan.
Andy J
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
Ketua panitia pelatihan Dr Ono Suparno`usai pembukaan seminar nasional bertema "CP Prima: Social Technopreneurship" di IPB International Convention Center di Bogor, Jawa Barat, Senin, menjelaskan, pelatihan itu akan berlangsung dua pekan, 2-16 Juli 2012.
Pelatihan yang kegiatan disebut "intensive-Student Technopreneurship Program (i-STEP) 2012 itu adalah kegiatan yang digagas RAMP IPB dan secara rutin setiap tahun, sejak 2009, dengan mengundang para mahasiswa pencipta invensi dan penemu inovasi.
Ia menjelaskan, RAMP-IPB meyakini bahwa kewirausahaan berbasis teknologi salah satu solusi permasalahan-permasalahan seperti masyarakat miskin dan pengangguran.
"Jadi, `social technopreneurship` memberikan solusi dengan mengembangkan kewirausahaan yang mendayagunakan teknologi untuk menjawab persoalan masyarakat," katanya.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Prof Yonny Koesmaryono saat membuka seminar itu mengemukakan bahwa kewirausahaan perlu menjadi pilihan generasi muda dan mahasiswa, mengingat dalam lapangan pekerjaan tidak bisa mengandalkan dari pemerintah, yakni menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
"Kita tidak bisa mengandalkan dari pemerintah dan menjadi PNS, sekecil apapun kita harus mulai usaha untuk sesuatu yang besar," katanya.
Menurut dia, mahasiswa dengan kesempatan studi pendidikan tinggi bisa memiliki inspirasi lebih ketimbang masyarakat biasa.
"Dengan bekal ilmu yang ada mahasiswa dan generasi muda bisa memotivasi masyarakat untuk maju dengan teknologi yang dikembangkan," katanya.
Direktur RAMP-IPB Dr Aji Hermawan, MS.c mengatakan, pelatihan i-STEP yang diikuti 50 mahasiswa berasal dari puluhan perguruan tinggi itu, rinciannya terdiri atas 28 laki-laki dan 22 perempuan.
Perguruan tinggi dimaksud adalah IPB sebagi tuan rumah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Lampung, Politeknik Negeri Medan, Politeknik Pratama Mulia Surakarta, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Universitas Bengkulu, dan Universitas Brawijaya.
Selain itu, Universitas Gadjah Mada, Universitas Haluoleo, Universitas Hasanuddin, Universitas Islam Riau, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Lampung, Universitas Malikussaleh, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Teuku Umar.
Ia menjelaskan, seminar yang mengawali kegiatan i-STEP itu menghadirkan sejumlah pemakalah, di antaranya Zainal Abidin dari "Social Technopreneurship Academy", Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) Ir Tri Mumpuni, Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara Dr Didiek H Goenadi, Lim dan Edwin H dari PT Central Proteinaprima Tbk, dan Co-Founder dan CEO The Kopernik Ewa Wojkowska.
Selama kegiatan, mahasiswa diberikan pelatihan yang terstruktur dan mendalam untuk membantu usaha mereka, mulai dari membangkitkan dan memformulasikan ide-ide, mengembangkan teknologi menjadi produk, memproteksi hasil temuan, membentuk bisnis, memasarkan, mengelola pembiayaan dan keuangan, dan memperluas dampaknya untuk masyarakat.
Para pakar, akademisi, dan praktisi yang berpengalaman di bidangnya disiapkan untuk membekali mahasiswa untuk menjadi "technopreneur", demikian Aji Hermawan.
Andy J
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012