Sukabumi (Antara Megapolitan) - Sebanyak 2.840 ekor unggas mati mendadak akibat terjangkit flu burung di empat kecamatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Ribuan bangkai unggas yang mati mendadak tersebut berada di Kecamatan Sagaranten, Tegalbuleud, Kabandungan dan Cikidang," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi Iwan Karmawan di Sukabumi, Kamis.

Rincian unggas mati adalah di Kecamatan Tegalbuleud mencapai 2.200 ayam dan 200 bebek, Sagaranten sebanyak 110 ayam dan 12 bebek, kemudian di Kabandungan sekitar 185 ayam dan di Cikidang ada 105 ayam dan 28 bebek yang mati mendadak.

Menurutnya, seluruh unggas yang mati mendadak tersebut dipelihara oleh masyarakat dengan sistem kandang tradisional yang setiap kandangnya hanya berisi lima sampai 10 ekor.

Ia mengatakan laporan dan temuan unggas yang mati mendadak tersebut hanya milik warga saja, dan belum ada peternakan berbasis perusahaan atau besar yang melaporkan unggasnya mati mendadak.

Seluruh unggas yang mati mendadak tersebut seluruhnya positif flu burung.

"Untuk antisipasi penyebaran flu burung, kami sudah menurunkan petugas untuk memberikan vaksinasi secara massal ke lokasi-lokasi rawan penyebaran penyakit hewan ternak yang bisa menjangkiti manusia ini," tambah Iwan.

Sementara, Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokasi Indonesia (Himpuli) Ade M Zulkarnain mengatakan walaupun akibat serangan flu burung ini belum berdampak besar kepada para peternak unggas lokal, tetapi pihaknya meyakini akan mengganggu mulai dari pembibitan hingga pemasaran.

Maka dari itu, pihaknya meminta pemerintah untuk segera menindak lanjuti permasalahan ini apalagi unggas yang mati mendadak di empat kecamatan tersebut positif flu burung.

Selain itu, pihaknya juga meminta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian dan Dinas Peternakan Jabar untuk menghentikan sementara pengiriman DOC (Day Old Chick) dari Jabar ke daerah lain.

"Kami juga meminta kepada pemerintah untuk memeriksa dan memantau para pengusaha pemibibitan dan pembesaran ayam agar sesuai standarisasi pembibitan dan bio security yang dilakukan para peternak lokal," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016