Depok (Antara Megapolitan) - Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Depok Jawa Barat Wijayanto mengatakan kegiatan Earth Hour dijadikan simbol penghematan energi.
"Kegiatan Earth hour bukan hanya sekedar mematikan lampu selama satu jam saja, tetapi lebih dari itu yaitu untuk melakukan penghematan energi dalam kehidupan sehari-hari," kata Wijayanto ketika menghadiri acara Earth Hour Depok di Taman Lembah Gurame di Depok, Sabtu malam.
Ia mengatakan suhu udara di bumi mengalami kenaikan 2 derajat celcius, sehingga kita merasa udara saat ini semakin panas.
"Inilah yang dinamakan pemanasan global, dan kita perlu mengantisipasinya dari sekarang," ujarnya.
Menurut dia pemanasan global ini banyak dipengaruhi oleh pembakaran fosil, sehingga emisi gas buang tinggi.
"Di lalu lintas yang padat polusi udara sangat tinggi," katanya.
Namnun Wijayanto juga memahami masih banyak masyarakat yang tidak melaksanakan kegiatan Earth Hour dengan mematikan lampu selama satu jam.
"Mungkin saja masyarakat ini tak sadar, atau ada keperluan tertentu yang memerlukan nyala lampu, atau juga sosialisasi kegiatan ini yang tak sampai," katanya.
Sementara itu Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad mengatakan inti dari kegiatan Earth Hour adalah kita harus melakukan penghematan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu ia berharap masyarakat seharusnya mulai melakukan penghematan energi dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu misalnya mematikan lampu yang tidak dipakai.
Selain itu juga mencopot stop kontak tidak digunakan, menggunakan pendingin ruangan dengan suhu 25 derajat celcius.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Kegiatan Earth hour bukan hanya sekedar mematikan lampu selama satu jam saja, tetapi lebih dari itu yaitu untuk melakukan penghematan energi dalam kehidupan sehari-hari," kata Wijayanto ketika menghadiri acara Earth Hour Depok di Taman Lembah Gurame di Depok, Sabtu malam.
Ia mengatakan suhu udara di bumi mengalami kenaikan 2 derajat celcius, sehingga kita merasa udara saat ini semakin panas.
"Inilah yang dinamakan pemanasan global, dan kita perlu mengantisipasinya dari sekarang," ujarnya.
Menurut dia pemanasan global ini banyak dipengaruhi oleh pembakaran fosil, sehingga emisi gas buang tinggi.
"Di lalu lintas yang padat polusi udara sangat tinggi," katanya.
Namnun Wijayanto juga memahami masih banyak masyarakat yang tidak melaksanakan kegiatan Earth Hour dengan mematikan lampu selama satu jam.
"Mungkin saja masyarakat ini tak sadar, atau ada keperluan tertentu yang memerlukan nyala lampu, atau juga sosialisasi kegiatan ini yang tak sampai," katanya.
Sementara itu Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad mengatakan inti dari kegiatan Earth Hour adalah kita harus melakukan penghematan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu ia berharap masyarakat seharusnya mulai melakukan penghematan energi dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu misalnya mematikan lampu yang tidak dipakai.
Selain itu juga mencopot stop kontak tidak digunakan, menggunakan pendingin ruangan dengan suhu 25 derajat celcius.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016