Jakarta (Antara Megapolitan) - Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Giwo Rubianto Wiyogo mengimbau kepada para perempuan untuk memperhatikan 42 hari pada masa nifas pascapersalinan yang dinilai sebagai masa krusial dan dikhawatirkan terjadi pendarahan.

"Dulu saya pernah mengalami pendarahan hebat pascapersalinan," katanya di Jakarta, Minggu, usai acara Jalan Sehat dengan tema "Ibu Sehat Indonesia Sehat" yang dimulai dari depan Kantor KOWANI.

Dia menjelaskan bahwa pada waktu itu dia baru saja melahirkan anak ketiga.

"Satu minggu setelah melahirkan, saya merasa baik-baik saja, melakukan berbagai aktivitas, dan tanpa saya sadari saya pendarahan sekitar 2,5 liter," katanya.

Akibat pengalamannya tersebut, Giwo mengaku ingin menyosialisasikan tentang pentingnya memperhatikan masa nifas pascapersalinan.

"Ibu yang baru saja melahirkan harus banyak istirahat, mengurangi aktivitas tertentu, meningkatkan kewaspadaan, dan tetap menjaga asupan makanan," katanya.

Menurut dia, saat mengalami pendarahan pascapersalinan dia tidak termasuk dalam kategori melahirkan terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jaraknya, atau terlalu banyak anaknya.

"Saya tidak termasuk kategori yang berisiko tinggi, namun tetap saja saya mengalami pendarahan. Saya lalu berfikir, saya saja yang tinggal di kota besar, banyak fasilitas kesehatan, punya latar belakang pendidikan, bisa mengalami pendarahan dan membahayakan hidup saya saat itu, apalagi ibu-ibu di pedalaman yang aksesnya sulit ke fasilitas kesehatan?," katanya.

Untuk itu, dalam rangka menurunkan angka kematian ibu melahirkan maka pihaknya menggelar acara jalan sehat tersebut.

Acara yang dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise tersebut diselenggarakan atas kerja sama Kementerian PP-PA, KOWANI, dan sejumlah pihak lainnya.

"Acara tersebut digelar terkait Peringatan Hari Ibu. Sekaligus ingin meningkatkan peran serta seluruh elemen masyarakat untuk menekan angka kematian ibu melahirkan dan juga angka kematian bayi," katanya.

Sementara itu, Menteri PP-PA Yohana Yembise menjelaskan bahwa Angka Kematian Ibu di Indonesia masih relatif sangat tinggi.

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia, yaitu 359/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi 32/1000 kelahiran hidup.
 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015