Tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menjadi pemenang di Council for International Organizations of Medical Sciences (CIOMS) Annual Award for Medical Students 2021, untuk artikel ilmiah terbaik bidang farmakovigilans dan etika penelitian. 

Mereka adalah Gilbert Lazarus (mahasiswa FKUI angkatan 2017), Kevin Tjoa (FKUI 2017), dan Anthony William Brian Iskandar (FKUI 2017). Ketiga mahasiswa tersebut dibimbing oleh dosen dari Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI yaitu dr. Vivian Soetikno, PhD, SpFK dan Dr. Melva Louisa, S.Si, M.Biomed.

"Penelitian kami bertujuan untuk mengetahui apakah infeksi HIV memengaruhi terjadinya efek samping pada pengobatan pasien dengan TB resistan obat (TBRO)," kata Gilbert Lazarus dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

Hal ini menarik perhatian kami karena HIV seringkali juga ditemukan pada pasien dengan TBRO, dan juga pengobatan pasien TBRO seringkali tidak optimal karena tingginya tingkat kejadian efek samping saat pengobatan. Terlebih lagi, tingginya kasus HIV dan TB di Indonesia, yaitu tertinggi ke-2 di Asia untuk TB dan tertinggi ke-1 di Asia Tenggara untuk HIV, semakin meyakinkan kami bahwa topik ini penting untuk kami telusuri.

Lebih lanjut Gilbert mengatakan dari penelitian ini, kami menemukan bahwa infeksi HIV meningkatkan risiko terjadinya efek samping pada pengobatan TBRO sebanyak 12 persen. Namun, kami menduga efek tersebut lebih diakibatkan oleh interaksi antara obat anti-TB dengan obat anti-HIV dan bukan karena infeksi HIV itu sendiri. Selain itu, kami menemukan bahwa efek HIV lebih tampak pada efek samping kehilangan pendengaran, gangguan ginjal, dan depresi.

Gilbert berharap hasil penelitian bersama teman-temannya itu dapat membantu klinisi dan pemangku kepentingan untuk menentukan pemeriksaan-pemeriksaan apa saja yang perlu diprioritaskan pada pasien HIV/TBRO. Selain itu, untuk menekankan kembali pentingnya farmakovigilans pada pasien HIV/TBRO.

Dosen dari Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI yaitu, dr. Vivian Soetikno menyatakan rasa bangga terhadap mahasiswa yang dibimbingnya. 

Ia mengatakan sungguh suatu prestasi yang sangat mengharumkan nama FKUI di kancah Internasional. Peran serta mereka dalam mengangkat masalah pengaruh infeksi HIV terhadap efek samping pengobatan pasien tuberkulosis resistan obat, menunjukkan bahwa anak muda Indonesia yang mereka wakili, punya perhatian terhadap masalah kesehatan global yang sampai saat ini masih dihadapi oleh bangsa Indonesia. 

"Semoga prestasi mereka menginspirasi dan memotivasi sivitas akademika FKUI lainnya, untuk terus mengharumkan nama FKUI di dunia," ujarnya. 

Council for International Organizations of Medical Sciences (CIOMS) adalah NGO (Non-Goverment Organization) internasional yang dibentuk oleh badan PBB WHO dan UNESCO pada tahun 1949. CIOMS bergerak di bidang etika penelitian kedokteran, pengembangan alat kedokteran, dan farmakovigilans.

Penelitian yang para mahasiswa tersebut lakukan berjudul "The effect of human immunodeficiency virus infection on adverse events during treatment of drug-resistant tuberculosis: A systematic review and meta-analysis" yakni tentang pengaruh infeksi human immunodeficiency virus (HIV) terhadap efek samping pada pengobatan pasien tuberkulosis (TB) yang resistan obat. Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal PLOS One (Q1) pada 4 Maret 2021.

Baca juga: Dosen FFUI: Hindari omicron dengan vaksinasi lengkap
Baca juga: Mahasiswa Vokasi UI raih juara dua kompetisi esai ilmiah nasional
Baca juga: FKUI resmi buka Program Studi Spesialis 1 Kedokteran Keluarga Layanan Primer

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022