IPB University melalui Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Eknonomi dan Manajemen (ESL FEM) menyelenggarakan ESL Summer Course 2021 secara virtual yang diikuti 231 peserta dari 13 negara.
Dekan FEM IPB University, Prof Nunung Nuryartono menuturkan melalui kegiatan ESL Summer Course 2021 ini sekaligus menjadi forum peluncuran Dual Master Degree Program antara IPB University dan Western Sydney University (WSU) Australia.
Melalui keterangan tertulis dari IPB University yang diterima di Bogor, Kamis, ESL Summer Course 2021 diselenggarakan IPB University pada 9-27 Agustus 2021, dengan tema Reducing Carbon Footprints: Lesson Learned for Post CPVID-19 World.
Baca juga: Summer Course ke Universitas Hokkaido, membantu pembelajaran mahasiswa sekolah pascasarjana IPB
Menurut Nunung Nuryartono, program dual master degree kolaborasi antara IPB University dan Western Sydney University bertujuan untuk pendidikan, penelitian, dan keterikatan antara komunitas. "Program ini dilaksanakan untuk mengembangkan target FEM dalam meningkatkan kemitraan penelitian secara global," katanya.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyambut baik kerja sama antara IPB University dan WSU yang dibangun sejak 2016. "Kerja sama dua perguruan tinggi juga dapat mempererat hubungan antara kedua negara, Australia dan Indonesia," tuturnya.
Arif Satria optimistis kekuatan dari dual master program akan saling melengkapi dan penerapan dari program tersebut dapat mengatasi tantangan pembangunan Indonesia.
"Manfaat lainnya adalah dapat mengetahui hubungan antar-universitas dengan lebih baik, serta membuka kesempatan kolaborasi di masa depan pada bidang dan aktivitas berbeda,” katanya.
Baca juga: Mahasiswa dan peneliti asing antusias ikuti Tropical Seaweed Summer Course di IPB
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Diektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Prof Aris Junaidi dalam presentasinya sebagai pembicara utama mengatakan ekosistem kampus yang nyaman dan aman mampu menjawab tantangan emisi karbon dunia.
Menurut Aris, lingkungan kampus yang baik menjadi kunci bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuannya. "Merdeka Belajar Kampus Merdeka dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan dan menjadi pemimpin dalam menjawab isu lingkungan global," katanya.
Vice-Chancellor and President of Western Sydney University, Australia Prof Barney Glover menyatakan pendidikan tinggi menjadi inti untuk mengatasi berbagai permasalahan domestik dan global.
Baca juga: Dept.IKK FEMA IPB gelar International Summer Course Program
Menurut Barney, berbagai keterampilan (kemampuan) dan determinasi yang tinggi dalam memberikan perubahan positif di masyarakat, merupakan kriteria mahasiswa yang dicari saat ini.
Munculnya online learning di era pandemi saat ini, kata dia, juga memberikan suasana baru dalam hal pembelajaran dan mengakselerasi digital kerangka kerja. Intinya, seluruh penduduk dunia harus menyesuaikan diri, karena keadaannya saat ini tidak sama dengan sebelum pandemi.
"Kita perlu fokus untuk berinvestasi pada teknologi tinggi terkait permasalahan yang ada. Kita juga perlu mengembangkan strategi investasi lebih jauh untuk teknologi lanjutan, khususnya teknologi hijau dalam membangun kembali basis teknologi dalam menghadapi tantangan global," katanya
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Dekan FEM IPB University, Prof Nunung Nuryartono menuturkan melalui kegiatan ESL Summer Course 2021 ini sekaligus menjadi forum peluncuran Dual Master Degree Program antara IPB University dan Western Sydney University (WSU) Australia.
Melalui keterangan tertulis dari IPB University yang diterima di Bogor, Kamis, ESL Summer Course 2021 diselenggarakan IPB University pada 9-27 Agustus 2021, dengan tema Reducing Carbon Footprints: Lesson Learned for Post CPVID-19 World.
Baca juga: Summer Course ke Universitas Hokkaido, membantu pembelajaran mahasiswa sekolah pascasarjana IPB
Menurut Nunung Nuryartono, program dual master degree kolaborasi antara IPB University dan Western Sydney University bertujuan untuk pendidikan, penelitian, dan keterikatan antara komunitas. "Program ini dilaksanakan untuk mengembangkan target FEM dalam meningkatkan kemitraan penelitian secara global," katanya.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyambut baik kerja sama antara IPB University dan WSU yang dibangun sejak 2016. "Kerja sama dua perguruan tinggi juga dapat mempererat hubungan antara kedua negara, Australia dan Indonesia," tuturnya.
Arif Satria optimistis kekuatan dari dual master program akan saling melengkapi dan penerapan dari program tersebut dapat mengatasi tantangan pembangunan Indonesia.
"Manfaat lainnya adalah dapat mengetahui hubungan antar-universitas dengan lebih baik, serta membuka kesempatan kolaborasi di masa depan pada bidang dan aktivitas berbeda,” katanya.
Baca juga: Mahasiswa dan peneliti asing antusias ikuti Tropical Seaweed Summer Course di IPB
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Diektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Prof Aris Junaidi dalam presentasinya sebagai pembicara utama mengatakan ekosistem kampus yang nyaman dan aman mampu menjawab tantangan emisi karbon dunia.
Menurut Aris, lingkungan kampus yang baik menjadi kunci bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuannya. "Merdeka Belajar Kampus Merdeka dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan dan menjadi pemimpin dalam menjawab isu lingkungan global," katanya.
Vice-Chancellor and President of Western Sydney University, Australia Prof Barney Glover menyatakan pendidikan tinggi menjadi inti untuk mengatasi berbagai permasalahan domestik dan global.
Baca juga: Dept.IKK FEMA IPB gelar International Summer Course Program
Menurut Barney, berbagai keterampilan (kemampuan) dan determinasi yang tinggi dalam memberikan perubahan positif di masyarakat, merupakan kriteria mahasiswa yang dicari saat ini.
Munculnya online learning di era pandemi saat ini, kata dia, juga memberikan suasana baru dalam hal pembelajaran dan mengakselerasi digital kerangka kerja. Intinya, seluruh penduduk dunia harus menyesuaikan diri, karena keadaannya saat ini tidak sama dengan sebelum pandemi.
"Kita perlu fokus untuk berinvestasi pada teknologi tinggi terkait permasalahan yang ada. Kita juga perlu mengembangkan strategi investasi lebih jauh untuk teknologi lanjutan, khususnya teknologi hijau dalam membangun kembali basis teknologi dalam menghadapi tantangan global," katanya
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021