Bogor, 8/5 (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Prof Cecep Kusmana mengajak santri-santri di Bogor melakukan gerakan penghijauan dengan rajin menanam pohon di lingkungan masing-masing.

"Bila santri giat menanam pohon, hal itu akan berdampak luas pada masyarakat. Apalagi santri merupakan calon pemimpin masyarakat pada masa mendatang," katanya di Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Menurut Cecep Kusmana, semangat menanam harus terus dipupuk di kalangan santri dan masyarakat luas.

"Sekecil apapun kontribusi yang diberikan untuk menghijaukan lingkungan, manfaatnya akan sangat besar bagi masa depan kehidupan," kata Ketua Program Studi Pegelolaan Alam dan Sumber Daya Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana IPB.

"Kalau setiap orang memiliki kesadaran menanam yang baik, maka lingkungan dan alam di mana kita tinggal akan semakin hijau. Kesadaran menanam merupaka solusi untuk mengatasi ancaman perubahan iklim dan pemanasan global," tambahnya.

Menurut dia, saat menyampaikan orasi ilmiah pada pelepasan santri Pesantren Ummul Quro Al-Islami (UQI) Kabupaten Bogor, Cecep Kusmana menitikberatkan pada seruan penggalakan penghijauan.

Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami yang terletak di Kampung Banyusuci, Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pada Minggu (6/5), pesantren yang dihuni 3.500 santri putra-putri ini melepas sekitar 380 santri kelas 6 atau kelas 3 program Madrasah Aliah (MA).

Cecep Kusmana mengharapkan para santri yang baru selesai merampungkan studinya di Pesantren UQI, juga para santri yang masih studi dan semua wali santri, agar mencintai penghijauan dengan menggalakan penanaman pohon di lingkungan masing-masing.

"Keterlibatan pesantren dalam penghijauan akan memberikan banyak manfaat besar bagi upaya penyelamatan lingkungan ke depan. Apalagi pesantren memiliki pengaruh dan peran besar dalam kehidupan masyarakat," ujar mantan Dekan Fakultas Kehutanan IPB ini.



"Shodaqoh jariyah"



Cecep Kusmana mengemnykanan manfaat kesadaran menanam yang ditunjukkan oleh siapapun yang peduli lingkungan sangat besar dan akan dirasakan oleh umat manusia secara berkelanjuan.

"Manfaat menanam sangat besar. Tidak hanya dirasakan oleh generasi manusia saat ini, namun juga oleh generasi-generasi mendatang. Menanam berarti kita menyelamatkan kehidupan masa kini dan mendatang," katanya.

Dalam perspektif kaum pesantren, lanjutnya, menanam merupakan wujud "shodaqoh jariyah" alias sumbangan yang pahalanya akan mengalir terus menerus.

"Pahala menanam sangat besar, yang akan terus mengalir sejauh pohon tersebut memberikan manfaat bagi kehidupan," katanya.

Menyadari betapa pentingnya peran pesantren dalam kampanye sadar penghijauan, dalam beberapa tahun terakhir Cecep Kusmana giat membagikan bibit ke berbagai pesantren di berbagai penjuru Bogor.

Bekerja sama dengan Bank Mandiri, ia membagikan puluhan ribu bibit ke berbagai pesantren di Bogor. Bibit yang dibagikan ini merupakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari Bank Mandiri.

Sejumlah pesantren yang mendapatkan bibit tersebut, yakni Pesantren Ummul Quro Al-Islami, Pesantren Cikampak, Pesantren Darul Muttaqien, dan Pesantren Darul Fallah.

Selain itu, bibit serupa juga diserahkan ke pihak IPB dan desa-desa lingkar kampus binaan IPB.

Pengasuh Pesantren Ummul Quro Al-Islami KH Helmi Abdul Mubin menyambut positif seruan yang disampaikan Cecep Kusmana itu.

"Penghijauan merupakan tanggung jawab bersama. Semua pihak harus terlibat dan ambil bagian, termasuk komunitas pesantren, dan kita semua sangat berkepentingan dengan kelestarian alam untuk melangsungkan kehidupan," katanya.

Hal senada diutarakan oleh Ahmad Fahir, aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU).

Menurut dia, gerakan penghijauan harus terus digalakkan dan menjadi kesadaran bersama.

"Kesadaran penghijauan harus terus digelorakan semua pihak. Terutama kalangan pesantren harus berada di garda depan, karena selain memiliki peran besar di akar rumput, mereka juga memiliki akses lebih baik dalam memahami ilmu fiqh. Fiqh mengajarkan umat Islam untuk selalu mencintai dan menghijaukan lingkungan," katanya.


Andy J

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012