Kegiatan "Hari Memasak" (Cooking Day) dengan tema "Cucurak Sambal" digelar warga di kawasan Desa Laladon, Kabupaten Bogor, Minggu (7/6), sebagai salah satu kontribusi warga dalam mengembangkan kekayaan pangan Nusantara.

"Tema `Cucurak Sambal` diusung sekaligus menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1436 Hijriah," kata Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah di Bogor, Jawa Barat, Selasa.

"Cucurak" dalam masyarakat Sunda (Jawa Barat) adalah tradisi makan bersama sebagai wujud rasa syukur, penuh kegembiraan, dan biasanya dilakukan menjelang bulan Ramadhan.

Said Abdullah yang juga Ketua RW 12 di sebuah perumahan di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, menjelaskan bahwa Indonesia sangat kaya dengan aneka jenis pangan, dan salah satunya adalah sambal.

Walaupun hingga kini tak ada angka pasti, kata dia, namun diyakini jenis sambal di Nusantara ini sangat banyak jenisnya bahkan ada yang memperkirakan lebih dari 1000.

Namun keragaman dan kekayaan ini tidak terlalu disadari oleh masyarakat dan kebanggaan akan pangan lokal Nusantara perlahan mulai tergeser oleh aneka pangan "instant" dari barat.

Situasi itulah, kata dia, yang menjadi latar belakang bagi pengurus RW 12 setempat menggelar "Hari Memasak" yang berlangsung meriah dan tampak sangat digandrungi warga itu.

Kegiatan yang berlangsung di lapangan serbaguna Laladon Baru Residence itu diikuti oleh warga laki-laki, perempuan dan anak-anak.

Rangkaian kegiatan terdiri atas lomba membuat sambal untuk bapak-bapak, demo membuat sambal dan selai dari kulit buah naga, menggambar gembira anak-anak hingga makan bersama seluruh warga.

Peserta adalah warga, terlebih di RW 12 ada yang berprofesi sebagai "chef".

Dalam demo sambal tampil "chef" Ajie dan pembuatan selai dibawakan Ny Hildanus.

Ia menjelaskan "Cucurak Sambal" ditujukan untuk membangkitkan semangat syukur, dan bergembira atas karunia keragaman pangan Nusantara dalam hal ini sambal yang luar biasa.

Kegiatan itu juga dimaksudkan sebagai media penyadaran sekaligus ajakan kepada seluruh warga untuk lebih peduli dengan keragaman pangan yang dimiliki negeri ini, yang salah satunya adalah sambal.

Di samping itu, juga diharapkan terpupuk tali silaturahmi di antara warga sehingga tercipat masyarakat yang damai penuh cinta kasih.

Acara "Hari Memasak" itu untuk mendorong kaum pria sebagai peserta utama kegiatan, terutama dalam lomba masak membuat sambal.

Selama ini, katanya, pangan identik dengan kaum perempuan. Padahal dalam kenyataannya, laki-laki juga memiliki peran dan tanggung jawab yang sama dalam hal pangan.

Karena itu, kata dia, dengan adanya lomba dalam `cooking day` ini diharapkan mengingatkan kepada semua pihak, terutama laki-laki bahwa penyediaan pangan adalah kewajiban bersama.

Menurut Jamaan, salah satu peserta lomba membuat sambal, kegiatan semacam itu menarik karena selama ini urusan menyiapkan makanan hanya dilaksanakan oleh kaum perempuan.

"Ternyata memasak itu berat sekaligus mengasyikan tapi juga melelahkan. Dengan ikut kegiatan ini jadi sadar bahwa perempuan itu hebat karena mampu menyiapkan makanan walaupun relatif berat," katanya.

Sementara itu, Desy Nuryanti, salah warga menambahkan kegiatan itu baik karena mengingatkan kalau di Indonesia kaya jenis pangan.

Selain itu melibatkan kaum lak-laki juga bisa mendorong pemahaman bahwa memasak tidak hanya menjadi urusan perempuan.

"Laki-laki juga bisa kan mengolah makanan yang sehat untuk keluarga," katanya.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015