Bogor, (Antara Megapolitan) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise menunjuk Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sebagai kecamatan percontohan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu serta mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan-anak.

"Saya sudah menunjuk Jawa Barat sebagai provinsi percontohan penurunan angka kematian ibu, begitu juga dengan Kabupaten Bogor. Untuk tingkat kecamatan, saya ingin Tamansari menjadi percontohan," kata Menteri saat menghadiri bakti sosial peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan Niciren Syusyu Indonesia (NIS) di Vihara Saddharma, Tamansari, Sabtu.

Menteri mengatakan, kenapa ia memilih Kabupaten Bogor sebagai percontohan dalam penurunan angka kematian ibu dan mengurangi angka kekerasan pada perempuan dan anak karena telah memilih Jawa Barat sebagai proyek percontohan.

"Karena Bupati Bogor adalah seorang perempuan, begitu juga dengan Kepala Pengadilan Negerinya, anggota DPRD dan sejumlah kepala dinas juga ada yang perempuan. Peran perempuan banyak di Kabupaten Bogor," katanya.

Menurut Menteri ia sedang menyiapkan kerangka acuan upaya penurunan angka kematian ibu, dan mengurangi kekerasan terhadap perempuan dan anak, dengan melibatkan perguruan tinggi dengan program satu mahasiswa satu keluarga (one student one family). Kerangka ini akan dijalankan di daerah percontohan yakni di Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Semua perguruan tinggi yang ada akan kita libatkan, mahasiswa diturunkan memberikan pendampingan kepada keluarga untuk meningkatkan kualitas hidupnya terutama ibu dan anak," kata Yohana.

Menteri mengatakan, angka kematian ibu di Indonesia mengalami peningkatan dari 100/100.000 ibu melahirkan. Di tahun lalu menjadi 359/100.000 ibu. Artinya dari 10.000 ibu melahirkan, ada 359 ibu yang meninggal.

"Setiap tahun Indonesia dan 100 lebih negara di dunia melaporkan ke PBB terkait perkembangan penanganan perempuan dan anak. Dan Indonesia mendapat sorotan dengan tingginya angka kematian ibu," kata Yohana.

Oleh karena itu, lanjut Menteri, pihaknya bertekad untuk menurunkan angka kematian ibu dan mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan dan anak terutama di wilayah yang padat penduduk seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT dan NTB.

Menurut menteri, dari 250 juta penduduk Indonesia sebagaian besar adalah kelompok perempuan, atau jika ditambah dengan anak maka jumlahnya sekitar 80 persen. Sementara itu isu-isu mengenai perempuan dan anak sangat banyak seperti kekerasan, "trafficking", kekerasan seksual pada anak, TKI dan kematian ibu melahirkan.

"Kita fokus di tiga provinsi yang padat penduduknya dan tinggi angka kekerasan terhadap perempuannya. Seperti di Jawa Barat, angka trafficking sangat tinggi. Kita optimistis, jika tiga provinsi ini dapat berhasil menjalankan program maka dapat disusul di provinsi lainnya," kata Menteri.

Sementara itu, Camat Tamansari, Ahmad Sofyan mengaku siap dengan amanat yang diberikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan sumber daya manusia dan alam yang dimiliki oleh wilayahnya.

Ia mengatakan Kecamatan Tamansari terdiri dari delapan desa, dengan luas wilayah sekitar 12.000 hektar memiliki jumlah penduduk sekitar 20.000 jiwa. Wilayah Tamansari dijuluki sebagai jalur Puncak II karena memiliki pemandangan wilayah menyerupai Puncak dan Gunung Salak. Masyarakat di daerah tersebut terkenal sebagai penghasil sepatu dan sendal serta tas.

"Ins Shaa Allah kita siap, karena sedari awal kita sudah memiliki program pemberdayaan perempuan dan anak, lewat PKK, Posyandu, dan PAUD. Untuk pencegahan kematian ibu juga kita melibatkan kader-kader PKK dan Posyandu untuk memantau kegiatan ini," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015