Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Provinsi Lampung Muhammad Ridho Ficardo meminta capaian Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung yang pada Februari 2019 ini terbaik se-Sumatera, dapat terus dipertahankan setiap bulan.
Ridho meminta agar tren NTP Lampung yang selalu di atas 100 dipertahankan dan terus ditingkatkan. "Percuma produksi naik, tapi daya beli petani tidak naik. Ini harus seimbang, agar tingkat kesejahteraan petani Lampung terus naik," kata Ridho Ficardo yang usai membuka "Lampung Hijrah Fair 2019", di Balai Krakatau, Banarlampung, Jumat (1/3/2019).
Ridho menilai, NTP Lampung yang selalu bertengger di atas 100 selama 2018, merupakan bukti peningkatan kesejahteraan petani di Lampung yang membaik.
Gubernur muda yang menyandang sarjana perikanan itu juga menilai, kenaikan NTP tersebut merupakan prestasi seluruh jajaran pertanian, terutama petani Lampung.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung sejak 2016 secara besar-besaran memperbaiki infrastruktur pertanian, seperti jaringan irigasi yang menjadi kewajiban Pemprov.
Terbaik se-Sumatera
Pada ekpos bulanan Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, terungkap daya beli petani Lampung pada periode Februari 2019 terbaik se–Sumatera.
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Lampung menjadi yang tertinggi di Sumatera, dan satu-satunya yang berada di atas angka 100.
Pada periode tersebut NTP Provinsi Lampung tercatat sebesar 104,94. NTP Subsektor Tanaman Pangan mencapai NTP tertinggi dengan nilai 119,31.
NTP ini merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Ini merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi dan biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.
NTP Provinsi Lampung pada Februari 2019 untuk subsektor padi dan palawija 119,31, hortikultura (90,96), tanaman perkebunan rakyat (92,43), peternakan (113,99), perikanan tangkap ( 117,54), dan perikanan budidaya (96,84).
"Sedangkan NTP Provinsi Lampung tercatat sebesar 104,69," kata Kepala BPS Lampung, Yeane Irmaningrum, saat menggelar ekspos, di kantornya Jalan Basuki Rahmat, Telukbetung, Bandarlampung, Jumat (1/3/2019).
Meskipun beberapa komoditas mengalamai penurunan dan kenaikan, secara gabungan NTP Februari 2019 turun 0,24 persen. Pada ekspose ini disampaikan, dari 33 Provinsi yang diamati perkembangan harganya pada Februari 2019 ada 15 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 18 provinsi turun.
"Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Riau dengan peningkatan sebesar 1,58 persen. Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Sulawesi tengah sebesar 1,47 persen," kata Yeane pula.
Mengalami deflasi sebesar 0,62 persen
Pada ekspos yang dihadiri pihak Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Lampung, Bulog, Pemerintah Provinsi Lampung, dan pers itu BPS juga mempublikasikan data satistik deflasi Februari 2019.
Menurut BPS, daerah perdesaan di Lampung mengalami deflasi sebesar 0,62 persen, yang disebabkan turunnya indeks harga kelompok bahan makanan sebesar 1,84 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,11 persen.
Sedangkan indeks harga kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,61 persen. Sementara kelompok perumahan naik sebesar 0,03 persen, kelompok sandang naik 0,10 persen, kelompok kesehatan naik 0,39 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,09 persen. (RLs/Humas Prov Lampung/ANT-BPJ).
Hebat, NTP Lampung Terbaik se-Sumatera
Sabtu, 2 Maret 2019 21:13 WIB
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Lampung menjadi yang tertinggi di Sumatera, dan satu-satunya yang berada di atas angka 100.