Depok (ANTARA) - Sudah menjadi hal lumrah bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi situasi darurat tanpa adanya perencanaan keuangan yang matang. Namun tidak bagi Anis (51) dan keluarganya. Salah satu warga Tajurhalang ini mengaku menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak BPJS Kesehatan hadir di Indonesia yaitu kurang lebih sudah 11 tahun lamanya.
Diketahui saat itu Anis terdaftar sebagai peserta JKN dengan segmen kepesertaan Peserta Penerima Upah Badan Usaha (PPU BU) yang dijamin oleh perusahaan tempat suaminya bekerja. Iuran JKN Anis dan keluarganya sudah dibayarkan oleh perusahaan setiap bulan melalui gaji suaminya. Sejak tahun 2014 itulah Anis sudah merasakan bagaimana kehadiran Program JKN ini memberikan perlindungan jaminan kesehatan, pada Senin (27/10).
“Saya ikut terdaftar sebagai peserta JKN ini udah lama banget dari sejak BPJS Kesehatan ini hadir. Kayanya udah lebih dari 10 tahun ya dari tahun 2014. Awalnya didaftarin dari kantor suami, satu keluarga wajib terdaftar. Dari sini lah kami mulai manfaatin layanan kesehatan pakai program ini. Jadi kalau lagi sakit ringan kayak batuk, pilek, demam biasa kita langsung ke klinik dekat rumah. Alhamdulillah selalu puas dengan pelayanan yang diberikan, dan selama berobat juga tidak pernah bayar sepeser pun. Obat-obat yang kami terima juga semuanya gratis diberikan oleh dokter. Selama berobat pakai Kartu JKN, belum ada kendala apapun. Malah pelayanannya semakin bagus kalau dibandingkan dengan awal-awal ada BPJS Kesehatan ini ya. Sudah tidak perlu antri yang dari subuh lagi kalau mau berobat,” ucap Anis.
Ia juga menceritakan pengalaman cucunya yang harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). Menurutnya ini merupakan peristiwa yang sangat membekas dalam ingatannya sebab saat itu cucunya masih berusia dua tahun dan harus mengalami demam tinggi yang tak kunjung turun selama beberapa hari.
Meskipun dalam situasi yang panik, Anis cukup lega sebab cucunya sudah terdaftar oleh Program JKN sehingga ia dan keluarganya bisa fokus untuk perawatan serta penyembuhan cucunya saja. Saat itu cucunya harus dirawat di rumah sakit selama seminggu dan bersyukurnya semua tindakan medis seperti pemeriksaan darah di laboratorium sudah terjamin oleh Program JKN. Selain itu obat-obatan yang diracik dan diberikan juga gratis dan pelayanan yang diberikan pun memuaskan.
“Kejadian yang paling membekas sekaligus berkesan yaitu pas cucu saya kena DBD dan harus dirawat selama tujuh hari lebih di rumah sakit. Waktu itu dia demam tinggi dan tidak turun-turun selama tiga hari, akhirnya di bawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setelah didiagnosa positif DBD, cucu saya disarankan untuk rawat inap sampai kondisi nya pulih kembali. Kejadian ini terulang lagi pada awal tahun 2025, yang ini cukup parah karena cucu saya tuh demam sampai kejang. Meskipun panik dengan kondisi seperti ini, saya dan keluarga tetap bersyukur karena biaya rumah sakit sudah dijamin oleh Program JKN. Selama dirawat juga dokter dan perawatnya sangat melayani dengan cekatan dan juga obat-obat yang diberikan semuanya gratis. Jadi kami bisa fokus untuk penyembuhan tanpa pusing mikirin biaya lagi,” ceritanya.
Tak hanya soal pengobatan cucunya, anak Perempuan Anis juga memanfaatkan Program JKN untuk mendapatkan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan. Saat itu anaknya harus menjalani operasi caesar demi melahirkan sang buah hati akibat kondisi ketuban yang sudah pecah sebelum waktunya. Anis menganggap Program JKN ini sudah sangat berjasa baginya dan keluarganya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Beberapa kali menggunakan Program JKN untuk berobat tidak sama sekali ia mendapatkan pelayanan yang tidak mengenakan. Anis bersyukur ia dan keluarganya terlindungi oleh Program JKN, tak hanya dalam segi kesehatan tapi juga bahkan dalam aspek finansial. Menurutnya semua masyarakat Indonesia harus sadar bahwa Program JKN ini sangat penting.
“Waktu itu anak saya lahiran juga pakai BPJS, karena ketubannya sudah rembes jadinya harus dioperasi caesar. Dirawat juga lebih dari tiga hari sampai kondisinya pulih. Alhamdulillah lagi-lagi BPJS Kesehatan hadir sebagai penolong. Biaya lahiran kan mahal ya apalagi operasi, tapi semuanya ditanggung oleh Program JKN dan kami tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Jika dibayangkan tanpa adanya program ini, disaat darurat seperti itu harus ke rumah sakit pasti panik banget. Selama menjadi pasien JKN, tidak pernah sama sekali merasa dibeda-bedakan selalu mendapatkan pelayanan yang optimal. Dari banyaknya pengalaman kami memanfaatkan Program JKN, saya mengajak untuk semua masyarakat yang belum daftar BPJS Kesehatan segera daftar sekarang juga karena manfaat nya yang sangat luar biasa,” tutupnya.
