Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat, meresmikan pabrik daur ulang sampah plastik waste recycling workshop center'milik swasta sebagai upaya mendorong peran dunia usaha untuk turut berkontribusi aktif mengelola lingkungan, sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Kehadiran pabrik daur ulang ini tidak hanya berdampak pada pengelolaan sampah yang lebih baik, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, terutama sektor informal," kata Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang di Cikarang, Kamis.
Ia menyatakan kolaborasi antara sektor industri dengan masyarakat merupakan langkah strategis pemerintah daerah dalam upaya menekan angka pengangguran di Kabupaten Bekasi.
"Harapan kami, bank sampah yang dikelola PT. Hyundai ini bisa berkolaborasi dengan dunia tenaga kerja. Jadi pengelolaan sampah di Desa Wanajaya bukan hanya soal lingkungan, tapi juga membuka peluang kerja bagi warga," katanya.
Baca juga: Muara Gembong deklarasikan penggunaan "tumbler" di sekolah tekan sampah plastik
Ade menjelaskan pemerintah daerah berencana memperkuat sektor ketenagakerjaan berbasis lingkungan sesuai arahan Gubernur Jawa Barat. Langkah tersebut relevan dengan kebutuhan daerah yang masih dihadapkan pada tantangan pengangguran serta persoalan kebersihan lingkungan.
"Seperti yang disampaikan Pak Gubernur, untuk mengurangi pengangguran kita harus membentuk tenaga kerja di bidang lingkungan. Mereka bisa membersihkan saluran air, memilah sampah dan mengolah menjadi produk bernilai ekonomi," katanya.
Pemkab Bekasi juga menyiapkan alokasi anggaran yang bersumber dari APBD 2026 untuk memperkuat program padat karya di sektor lingkungan, sekaligus berharap semakin banyak perusahaan yang ikut berkontribusi menuntaskan persoalan sampah melalui program tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan atau CSR.
"Kita akan kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan besar. CSR itu kan ada menunya dan kami ajukan salah satunya agar bisa dibuat bank sampah. Mudah-mudahan nanti perusahaan lain ikut," katanya.
Baca juga: DLH Bekasi melakukan kajian pembungan limbah plastik
Selain menciptakan lapangan pekerjaan, keberadaan pabrik daur ulang di Desa Wanajaya itui juga diharapkan mampu memperkuat ekonomi sirkular di tingkat masyarakat. Warga kini memiliki akses lebih mudah untuk menjual, mencuci, dan mengolah sampah plastik menjadi bahan daur ulang yang bisa dipasok ke industri.
"Sirkulasi ekonomi dari sampah ini berjalan. Dari warga yang mengumpulkan, mencuci, mendaur ulang lalu menyuplai ke penampung. Sekarang ditambah fasilitas ini, tentu lebih lengkap dan efisien," ucapnya.
Bupati berharap kolaborasi seperti ini menjadi model contoh program CSR lingkungan di kawasan industri lain. Dengan sinergi antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat, persoalan sampah bukan hanya bisa dikendalikan melainkan juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi warga.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mengapresiasi langkah Pemkab Bekasi dan PT. Hyundai dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang produktif serta berkelanjutan.
Baca juga: Pemkot Bekasi agendakan diskusi masalah plastik dengan peritel
Ia menilai Kabupaten Bekasi menjadi contoh daerah industri yang mulai bertransformasi menuju pembangunan ramah lingkungan secara berkelanjutan.
"Saya sudah minta Pak Bupati untuk meningkatkan kebersihan di Bekasi. Drainase harus bersih, jalan halus, rumput terawat. Pemerintah harus merekrut tenaga kerja informal dari warga lokal untuk jadi mitra dalam menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
Gubernur juga menilai kehadiran waste recycling workshop center ini sebagai langkah konkret dunia usaha dalam mendukung kebijakan hijau provinsi. "Sudah bagus, keren banget. PT. Hyundai ini top. Perusahaan lain harus ikut langkah yang sama," kata dia.
