Beijing (ANTARA) - Lalu lalang berbagai jenis mobil listrik di kota-kota besar di China tidak terjadi dalam semalam.
Pada 2009, pemerintah China meluncurkan program subsidi percontohan sebagai dasar bagi jaringan kendaraan listrik.
Dijuluki "Sepuluh Kota dan Seribu Kendaraan," (, Shí Chéng Qin Liàng) sebagai program percontohan untuk mempercepat adopsi kendaraan energi baru (NEV/New Energy Vehicles), terutama kendaraan listrik dan hibrida, di sektor transportasi umum.
Kebijakan didahului dengan penggunaan bus, taksi, dan kendaraan dinas listrik pemerintah di 13 kota, yaitu Beijing, Shanghai, Shenzhen, Chongqing, Hangzhou, Hefei, Changchun, Dalian, Jinan, Wuhan, Nanchang, Tianjin hingga Zhuzhou yang bekerja sama dengan produsen-produsen otomotif lokal seperti SAIC Motor, BYD, Dongfeng Motor, FAW Toyota dan lainnya.
Setiap kota diwajibkan mengoperasikan minimal 1.000 kendaraan listrik dalam tiga tahun.

Pemerintah pusat dan lokal pun memberikan bantuan pembelian, subsidi baterai serta pembangunan stasiun pengisian daya. Sedangkan produsen otomotif didorong untuk berinovasi dalam teknologi baterai dan motor listrik.
Program tersebut sukses dan melampaui target awal. Pada 2012, lebih dari 25 kota berpartisipasi dengan lebih 30.000 NEV sudah beroperasi.
Kebijakan tersebut pun menjadi batu loncatan untuk dominasi merek mobil listrik China di pasar kendaraan listrik global seperti BYD, NIO dan XPeng.
Kemudian mulai 2013, subsidi diberikan kepada konsumen perorangan melalui sistem berjenjang berdasarkan jarak tempuh kendaraan listrik.
Pemerintah menghentikan subsidi pada 2022. Tetapi pada saat itu, China sudah berada di posisi mendominasi kendaraan listrik. Negara tersebut juga menawarkan pengecualian pajak penjualan 10 persen untuk menutupi biaya mobil, yang dijadwalkan akan dihapuskan secara bertahap pada 2027.
Sejak 2024, konsumen mobil listrik China juga tidak perlu membayar pajak untuk kendaraan listrik yang memiliki jarak tempuh minimal 200 km per pengisian daya
Pada Juni 2024, pemerintah memperkenalkan paket keringanan pajak penjualan senilai 520 miliar yuan (71,8 miliar dolar AS), yang akan diluncurkan selama empat tahun. Pajak penjualan akan dibebaskan untuk NEV hingga maksimum 30.000 yuan (4.144 dolar AS) pada 2025 dengan pembebasan pajak maksimum 15.000 yuan (2.072 dolar AS) pada 2026 dan 2027.
China juga telah memberikan subsidi kepada pabrikan BYD senilai setidaknya 3,7 miliar dolar karena baru-baru ini melaporkan penurunan pengiriman NEV sebesar 42 persen dibandingkan dengan kuartal keempat 2023.
Pendekatan insentif tersebut pun terbukti mendorong konsumsi. Menurut Badan Energi Internasional (IEA) China mempertahankan posisinya sebagai negara yang paling banyak menjual mobil listrik dengan angka penjualan mencapai 11 juta mobil listrik dari total lebih dari 17 juta unit yang terjual secara global pada 2024.
Artinya, 1 dari 10 mobil di jalan-jalan di Tiongkok bertenaga listrik.
Terlebih mobil listrik dijual di China dengan harga setara 34.400 dolar AS, jauh lebih rendah dibanding harga jual rata-rata di AS sebesar 55.242 dolar AS.
Namun seperti apa pabrik mobil-mobil listrik di China? Antara berkesempatan untuk mengunjungi pabrik Changan Automobile dan Geely Holding Group
Changan Automobile adalah produsen NEV dari kota metropolitan Chongqing yang mengoperasikan 34 pabrik di dalam dan luar negeri.
Changan memiliki merek-merek sendiri yaitu Changan Uni, Changan Nevo, Changan LCV, Deepal dan Avatr sekaligus juga memiliki "joint-venture" dengan produsen luar untuk memproduksi Changan Ford, Changan Mazda dan Jiangling Motors.
Pada 2024, Changan Automobile mencatatkan total penjualan kendaraan sebanyak 2,683 juta unit, yang di antaranya adalah kendaraan energi baru (NEV) sebanyak 734.615 unit. Dari jumlah tersebut 536.196 adalah penjualan di luar negeri.
Sementara Geely Group pada 2024 menghasilkan total penjualan sekitar 3,337 juta kendaraan, menempati peringkat ke-10 di dunia.
Geely memiliki berbagai merek otomotif, termasuk Geely Auto, Geely Galaxy, Lynk & Co, ZEEKR, Volvo Cars, Polestar, Lotus, dan Farizon Auto, yang masing-masing memiliki posisi pasar berbeda dan aktif bersaing di pasar global.
Wakil Presiden Senior Geely Auto Wang Ruiping mengatakan perusahaan tersebut yakin bahwa diperlukan skenario aplikasi mobil yang berbeda di negara yang berbeda karena selera pelanggan juga berbeda.
Geely juga mengembangkan kendaraan dengan menggunakan bahan bakar alternatif, seperti metanol dan bahkan hidrogen.
China menjadi pusat manufaktur mobil listrik dunia dengan menyuplai lebih dari 70 persen produksi mobil listrik global.
Mobil-mobil listrik yang diproduksi sesungguhnya menyumbang sekitar 80 persen penjualan domestik pada 2024 dan hampir semua dari 25 persen pertumbuhan produksi mobil listrik global.
Produksi mobil listrik di China sangat terpadu, membuatnya sulit untuk disaingi kompetitor lain.
Baca juga: Berkunjung ke pabrik mobil listrik di China
Baca juga: Chery ambisius jadi merek kendaraan hybrid nomor 1 dunia
Baca juga: Produk China makin banyak di pameran mobil IIMS 2025