Jakarta (ANTARA) - Peradaban yang sehat bergantung pada manusia yang sehat, dan manusia yang sehat bergantung pada lingkungan yang sehat.
Hubungan erat antara manusia dan alam ini menjadi pilar utama keberlanjutan peradaban, tetapi modernisasi sering kali melupakan aspek fundamental ini.
Kehidupan modern yang semakin terpisah dari alam telah menyebabkan berbagai krisis lingkungan dan kesehatan. Makanan diproduksi dalam sistem industri yang sering mengabaikan keseimbangan alam.
Tanaman ditanam di tanah yang semakin miskin nutrisi akibat eksploitasi berlebihan dan penggunaan bahan anorganik sintetis yang merusak ekosistem mikroba tanah.
Hewan ternak dipelihara dalam kondisi penuh tekanan, bergantung pada antibiotik untuk bertahan hidup, yang kemudian meningkatkan risiko resistensi antimikroba.
Selain itu, air yang dulunya bersih dan melimpah kini terkontaminasi oleh limbah industri, pertanian, dan rumah tangga. Sumber air yang sehat semakin langka, mengancam ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat.
Udara yang dulu segar kini sarat dengan polutan dari kendaraan, pabrik, dan pembakaran bahan bakar fosil.
Konsep One Health menegaskan bahwa kesehatan manusia tidak bisa dipisahkan dari kesehatan hewan dan lingkungan.
Gangguan pada satu aspek akan berdampak pada yang lain, menciptakan ancaman yang luas. Sebuah contoh nyata terjadi di Jepang pada pertengahan abad ke-20, ketika pencemaran merkuri di Teluk Minamata menyebabkan ribuan orang mengalami gangguan saraf serius akibat mengonsumsi ikan yang terkontaminasi.
Ini adalah bukti bahwa pencemaran lingkungan tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga mengancam kesehatan manusia secara langsung.
Meski tantangan besar mengancam keseimbangan ekosistem dan kesehatan manusia, masih ada harapan. Gerakan pertanian berkelanjutan mulai berkembang di berbagai belahan dunia.
Di beberapa negara, praktik agroekologi mulai diterapkan untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem pertanian.
Teknik seperti rotasi tanaman, penggunaan pupuk organik, dan pengendalian hama alami terbukti mampu menjaga kesehatan tanah sekaligus meningkatkan hasil panen.
Selain itu, inisiatif untuk menjaga kualitas air juga semakin berkembang. Beberapa negara telah menerapkan kebijakan ketat untuk mengurangi polusi air, termasuk melarang pembuangan limbah industri ke sungai dan danau tanpa pengolahan yang memadai.
Kesadaran akan pentingnya air bersih tidak hanya untuk konsumsi manusia, tetapi juga untuk mendukung ekosistem yang sehat, semakin meningkat.
Pada akhirnya, konsep One Health bukan sekadar gagasan akademik, tetapi sebuah prinsip fundamental yang menentukan masa depan peradaban.
Jika air tetap bersih, tanah tetap subur, dan udara tetap segar, maka makanan yang dihasilkan akan lebih sehat, manusia lebih kuat, dan peradaban lebih sejahtera.
Fondasi peradaban yang sehat tidak terletak pada seberapa canggih teknologi medis atau seberapa maju sistem kesehatan, tetapi pada seberapa baik lingkungan dijaga.
Semua perlu memahami bahwa solusi atas permasalahan kesehatan tidak hanya bergantung pada pengobatan dan intervensi medis, tetapi juga pada pencegahan melalui kebijakan lingkungan yang berkelanjutan.
Perubahan harus dimulai sekarang, sebelum lingkungan yang sakit membawa peradaban ke titik tanpa jalan kembali.
Manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga tanah, air, dan udara tetap sehat, karena hanya dengan demikian makhluk hidup dapat memastikan keberlanjutan kehidupan di planet ini.
*) Penulis adalah Peneliti di Pusat Riset Tanaman Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).