Lubuk Basung, Sumbar (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat kematian ikan keramba jaring apung di Danau Maninjau bertambah menjadi 50 ton, sehingga total menjadi 75 ton akibat angin kencang melanda daerah itu sejak Minggu (12/1).
"Ini berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan lapangan dari petani keramba jaring apung di danau vulkanik, Minggu (19/1)," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira didampingi Penyuluh Perikanan Lapangan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Asrul Deni Putra di Lubuk Basung, Minggu
Ia mengatakan 50 ton ikan itu tersebar di Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Sabtu (18/1).
Sebanyak 50 ton ikan dengan jenis nila dengan berbagai ukuran itu milik beberapa petani keramba jaring ikan dari puluhan petak keramba jaring apung.
"Ini data terakhir dan kita terus melakukan pendataan di lapangan," katanya.
Sebelumnya ada sekitar 25 ton ikan mati di Nagari Bayua, Kecamatan Tanjung Raya tersebar di Jorong Lubuak Anyia, Banda Tangah dan Lubuak Kandang milik 12 petani, Senin (13/1).
Ikan ini mati akibat angin kencang melanda daerah itu pada Minggu (12/1) sore, sehingga terjadi pembalikan air dari dasar ke permukaan danau.
Dengan kondisi itu, oksigen berkurang di dasar danau vulkanik tersebut dan ikan mengalami pusing.
Baca juga: Petani Danau Maninjau kuburkan bangkai ikan
Baca juga: Angin kencang di Danau Maninjau Agam sebabkan lima ton ikan mati