Jakarta (ANTARA) - Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa melaksanakan program penanaman mangrove bersama komunitas lokal Exotic Mangare, yaitu sekelompok warga Pulau Mangare yang peduli terhadap ekosistem mangrove di pulau tersebut.
Perwakilan Tim Kesiapsiagaan dan Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim DMC Dompet Dhuafa Lu’lu-u Azizah adi Jakarta, Selasa, menyatakan penanaman mangrove tersebut untuk mencegah abrasi di Pulau Mangare, Jawa Timur.
“Kondisi perairan Mengare saat ini sangat memprihatinkan. Tidak adanya breakwater atau green belt menyebabkan daratan berhadapan langsung dengan ombak yang ganas. Ratusan hektare tambak telah tenggelam dan banyak tambak yang rusak serta potensial tenggelam, bahkan abrasi dan ROB yang terjadi telah mematikan wisata Pantai Ayang-Ayang," ujarnya.
Wilayah batas antara laut dan pantai seharusnya dibangun infrastruktur berupa breakwater sebagai solusi paling konkret untuk memecah ombak dan menurunkan daya rusak ombak saat mencapai area tambak atau pemukiman penduduk.
“Penanaman mangrove di wilayah tersebut tidak lagi memungkinkan karena ganasnya ombak yang bisa menghempaskan tanaman mangrove yang baru ditanam. Oleh karena itu, kami menentukan titik penanaman mangrove yang agak jauh dari laut sebagai mitigasi jika suatu waktu area tersebut terdampak daya rusak dari ombak yang mencapai daerah tersebut,” ujar Lulu.
Baca juga: Kementerian LH targetkan bangun areal tanaman mangrove seluas 700-800 Ha di Demak
Baca juga: KKP opltimalkan mangrove di Pangandaran jadi eduwisata
Baca juga: Menjaga mangrove, si perisai hijau, untuk meredam tsunami