PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperkuat ketahanan pangan, energi baru terbarukan, dan pelestarian lingkungan.
Hal tersebut terungkap dalam seminar Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bertajuk "Kolaborasi Mewujudkan Ketahanan Pangan, Energi Baru Terbarukan dan Pelestarian Lingkungan" yang disebut Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan adalah dedikasi untuk masyarakat dan lingkungan.
"Kolaborasi kita kali ini antara PTDI dengan perguruan tinggi yakni Universitas Pasundan dengan Badan Pangan Nasional dan Pemprov Jabar, sebagai upaya untuk mewujudkan Ketahanan Pangan dan Energi terbarukan. Dan ini menjadi bagian dedikasi PTDI untuk masyarakat dan lingkungan, dan sekarang yang diangkat adalah program dan kolaborasi ketahanan pangan," kata Gita dalam keterangan di Bandung, Jumat.
Dalam mewujudkan ketahanan pangan, kolaborasi PTDI dengan Unpas, dilakukan sejak 2023 dengan PTDI dan Unpas membangun Sorgum Center, di mana PTDI sebagai industri melakukan industrialisasi dan automasi mesin pengolahan sorgum dan Unpas sebagai lead pelaksana research & development teknologi pertaniannya.
Dalam proses industrialisasi tersebut, PTDI melibatkan UMKM industri permesinan dan Unpas mengambil perannya dalam melakukan pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan UMKM penggiat pangan lokal Jawa Barat.
Baca juga: Pemkab Bekasi latih ibu rumah tangga mengolah pangan dengan bahan alternatif
Dengan kolaborasi ini, PTDI dan Unpas bersinergi mendukung program ketahanan pangan nasional, sebagaimana amanat Presiden RI bahwa dalam mengantisipasi krisis pangan nasional, sorgum dapat dijadikan sebagai alternatif bahan pangan ke depan.
Guru Besar Teknologi Pangan dan Ketua Sorgum Center Universitas Pasundan, Wisnu Cahyadi, menjelaskan pihaknya sudah mengembangkan sorgum, hampir delapan tahun dan yang terbaru dengan PTDI.
"Sejauh ini program sorgum kita sudah mulai diimplementasikan ke masyarakat, dan lokasinya di PTDI ada Sorgum center sejak tahun kemarin, dan juga kami bekerjasama dengan Pemkot Bandung, khususnya Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandung yang menyediakan lahan 1,5 hektare dan rencananya tahun depan 5 hektare khusus pengembangan sorgum dan ada miniplant untuk produksi produknya," ujarnya.
Pengembangan sorgum ini, disebut Wisnu, bisa menjadi salah satu solusi minimnya stok pangan terlebih makin sempitnya lahan pertanian khususnya di perkotaan, termasuk Kota Bandung.
"Sorgum memang bisa menjadi solusi, karena Sorgum ini bisa ditanam di lahan yang tidak produktif, seperti yang sekarang dilakukan di Sekemala Kota Bandung, itu adalah lahan tidak produktif dan itu kami tanam dan hasilnya bagus. Jadi biarkan saja lahan produktif padi tetap menjadi lahan padi, namun lahan tidak produktif bisa kita gunakan untuk Sorgum," tuturnya.
Baca juga: Korem 051/Wijayakarta kembangkan pertanian berkelanjutan lahan perkotaan di Bekasi
Manajer TJSL PTDI, Kerry Apriawan, menyebutkan bahwa selain dalam ketahanan pangan, PTDI dan Unpas juga berinisiasi menciptakan Bio Etanol dari bahan dasar/pati sorgum, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah dengan kadar etanol 40-60 persen, untuk kebutuhan laboraturium dan farmasi 70-90 persen, serta sebagai bahan substitusi premium 90-100 persen.
"Ini dalam rangka mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 7, yaitu Akses Energi Bersih dan Terjangkau yang masuk ke dalam Pilar Pembangunan Lingkungan," ujar Kerry.
Selain ketahanan pangan dan Energi Baru Terbarukan, Kerry menyebut TJSL mereka juga menyasar pelestarian lingkungan, di mana pada tahun 2022 PTDI dan Unpas berkolaborasi dalam Program Bird Friendly sebagai upaya penghijauan kawasan perkantoran dengan menanam pohon Sacha Inchi (tumbuhan merambat) di beberapa titik kawasan PTDI.
"Dalam hal ini ada komitmen untuk menjadikan kawasan dengan banyaknya lahan hijau agar tidak terjadi pencemaran udara, di mana pepohonan hijau ini juga nantinya akan berfungsi untuk mengikat gas polutan seperti karbondioksida, karena gas karbondioksida yang terlepas ke udara tersebut akan mencemari udara," katanya.
Baca juga: Bupati Bekasi bangga petani mampu jaga ketahanan pangan daerah
Selain itu, tambah Kerry, PTDI juga menjalankan Program Community Development dengan melakukan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, serta bina lingkungan di Desa Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat sebagai Desa binaan PTDI.
"Pada program ini, PTDI menyerahkan barang dan material sisa untuk dijadikan kerajinan, sehingga dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai jual untuk meningkatkan kesejahteraan, membuka lapangan pekerjaan baru, serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan," tutur Kerry menambahkan.
Diketahui, seminar bertajuk "Kolaborasi Mewujudkan Ketahanan Pangan, Energi Baru Terbarukan dan Pelestarian Lingkungan" di Gedung Dirgantara 2, PTDI Bandung ini, merupakan salah satu bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun ke-48 PTDI yang jatuh pada 23 Agustus 2024.
Selain Wisnu Cahyadi dan Kerry Apriawan, sebagai narasumber seminar juga ada Kepala Desa Panjalu Yuyus Surya Adinegara, serta keynote speaker dari Badan Pangan Nasional yaitu Direktur Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan Rinna Syawal serta dari Pemerintah Daerah yaitu plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Siti Rochani.
Hal tersebut terungkap dalam seminar Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bertajuk "Kolaborasi Mewujudkan Ketahanan Pangan, Energi Baru Terbarukan dan Pelestarian Lingkungan" yang disebut Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan adalah dedikasi untuk masyarakat dan lingkungan.
"Kolaborasi kita kali ini antara PTDI dengan perguruan tinggi yakni Universitas Pasundan dengan Badan Pangan Nasional dan Pemprov Jabar, sebagai upaya untuk mewujudkan Ketahanan Pangan dan Energi terbarukan. Dan ini menjadi bagian dedikasi PTDI untuk masyarakat dan lingkungan, dan sekarang yang diangkat adalah program dan kolaborasi ketahanan pangan," kata Gita dalam keterangan di Bandung, Jumat.
Dalam mewujudkan ketahanan pangan, kolaborasi PTDI dengan Unpas, dilakukan sejak 2023 dengan PTDI dan Unpas membangun Sorgum Center, di mana PTDI sebagai industri melakukan industrialisasi dan automasi mesin pengolahan sorgum dan Unpas sebagai lead pelaksana research & development teknologi pertaniannya.
Dalam proses industrialisasi tersebut, PTDI melibatkan UMKM industri permesinan dan Unpas mengambil perannya dalam melakukan pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan UMKM penggiat pangan lokal Jawa Barat.
Baca juga: Pemkab Bekasi latih ibu rumah tangga mengolah pangan dengan bahan alternatif
Dengan kolaborasi ini, PTDI dan Unpas bersinergi mendukung program ketahanan pangan nasional, sebagaimana amanat Presiden RI bahwa dalam mengantisipasi krisis pangan nasional, sorgum dapat dijadikan sebagai alternatif bahan pangan ke depan.
Guru Besar Teknologi Pangan dan Ketua Sorgum Center Universitas Pasundan, Wisnu Cahyadi, menjelaskan pihaknya sudah mengembangkan sorgum, hampir delapan tahun dan yang terbaru dengan PTDI.
"Sejauh ini program sorgum kita sudah mulai diimplementasikan ke masyarakat, dan lokasinya di PTDI ada Sorgum center sejak tahun kemarin, dan juga kami bekerjasama dengan Pemkot Bandung, khususnya Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandung yang menyediakan lahan 1,5 hektare dan rencananya tahun depan 5 hektare khusus pengembangan sorgum dan ada miniplant untuk produksi produknya," ujarnya.
Pengembangan sorgum ini, disebut Wisnu, bisa menjadi salah satu solusi minimnya stok pangan terlebih makin sempitnya lahan pertanian khususnya di perkotaan, termasuk Kota Bandung.
"Sorgum memang bisa menjadi solusi, karena Sorgum ini bisa ditanam di lahan yang tidak produktif, seperti yang sekarang dilakukan di Sekemala Kota Bandung, itu adalah lahan tidak produktif dan itu kami tanam dan hasilnya bagus. Jadi biarkan saja lahan produktif padi tetap menjadi lahan padi, namun lahan tidak produktif bisa kita gunakan untuk Sorgum," tuturnya.
Baca juga: Korem 051/Wijayakarta kembangkan pertanian berkelanjutan lahan perkotaan di Bekasi
Manajer TJSL PTDI, Kerry Apriawan, menyebutkan bahwa selain dalam ketahanan pangan, PTDI dan Unpas juga berinisiasi menciptakan Bio Etanol dari bahan dasar/pati sorgum, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah dengan kadar etanol 40-60 persen, untuk kebutuhan laboraturium dan farmasi 70-90 persen, serta sebagai bahan substitusi premium 90-100 persen.
"Ini dalam rangka mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 7, yaitu Akses Energi Bersih dan Terjangkau yang masuk ke dalam Pilar Pembangunan Lingkungan," ujar Kerry.
Selain ketahanan pangan dan Energi Baru Terbarukan, Kerry menyebut TJSL mereka juga menyasar pelestarian lingkungan, di mana pada tahun 2022 PTDI dan Unpas berkolaborasi dalam Program Bird Friendly sebagai upaya penghijauan kawasan perkantoran dengan menanam pohon Sacha Inchi (tumbuhan merambat) di beberapa titik kawasan PTDI.
"Dalam hal ini ada komitmen untuk menjadikan kawasan dengan banyaknya lahan hijau agar tidak terjadi pencemaran udara, di mana pepohonan hijau ini juga nantinya akan berfungsi untuk mengikat gas polutan seperti karbondioksida, karena gas karbondioksida yang terlepas ke udara tersebut akan mencemari udara," katanya.
Baca juga: Bupati Bekasi bangga petani mampu jaga ketahanan pangan daerah
Selain itu, tambah Kerry, PTDI juga menjalankan Program Community Development dengan melakukan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, serta bina lingkungan di Desa Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat sebagai Desa binaan PTDI.
"Pada program ini, PTDI menyerahkan barang dan material sisa untuk dijadikan kerajinan, sehingga dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai jual untuk meningkatkan kesejahteraan, membuka lapangan pekerjaan baru, serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan," tutur Kerry menambahkan.
Diketahui, seminar bertajuk "Kolaborasi Mewujudkan Ketahanan Pangan, Energi Baru Terbarukan dan Pelestarian Lingkungan" di Gedung Dirgantara 2, PTDI Bandung ini, merupakan salah satu bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun ke-48 PTDI yang jatuh pada 23 Agustus 2024.
Selain Wisnu Cahyadi dan Kerry Apriawan, sebagai narasumber seminar juga ada Kepala Desa Panjalu Yuyus Surya Adinegara, serta keynote speaker dari Badan Pangan Nasional yaitu Direktur Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan Rinna Syawal serta dari Pemerintah Daerah yaitu plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Siti Rochani.