Inovasi terhadap produk jajanan lokal Indonesia masih terhitung sangat sedikit. Kalau pun ada variasinya, kebanyakan menggunakan tepung gandum sebagai bahan utamanya.
Padahal, produksi gandum di Indonesia sangat sedikit dan masih mengandalkan impor. Sementara itu, bahan lain yang sebenarnya dapat mensubstitusi gandum seperti kentang kurang dikenal dan digunakan secara luas.
Hanief Al Naufal, Mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama tim yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) mengangkat bahan baku lokal sebagai jajanan inovatif khas Indonesia.
Tim yang beranggotakan Dedy Nur Wakhid, Siti Nur Khasanah, Anindita Destriana Sari, Khusni Syafa'ah ini mencoba untuk membuat jajanan pukis berbahan dasar kentang.
Produk mereka beri nama Pawkies!. Mengingat Kota Bogor memiliki curah hujan yang tinggi, akibatnya hujan di Bogor hampir setiap hari dan suhunya cukup, dingin maka Naufal berinovasi dengan menambahkan jahe sebagai bahan baku pukisnya.
''Pukis dipilih karena relatif praktis dalam pembuatan dan konsumsinya. Selain itu,pukis juga merupakan makanan khas Indonesia yang tidak tersedia di negara lain,'' tutur Hanief.
Menurut Pria kelahiran Kebumen ini Pawkies! hadir sebagai inovasi jajanan tradisional khas Indonesia berupa pukis. Inovasi yang dilakukan tim ini adalah penggantian tepung gandum dengan tepung kentang serta penambahan jahe sebagai bahan utamanya yang berasal dari Indonesia.
Kedua bahan ini sudah sering dikonsumsi masyarakat sehingga sesuai dengan selera masyarakat Indonesia secara umum.
Meskipun membawa tema tradisional, Pawkies! tetap diproduksi dengan memperhatikan kualitas serta dikemas secara eksklusif. Oleh karena itu, produk ini dapat mencakup semua segmen pasar mulai dari berbagai golongan ekonomi, usia, sosial, maupun geografis,'' ungkap Ketua tim PKM tersebut.
Bahan dasar utama yang dibutuhkan dalam pembuatan Pawkies! adalah tepung kentang putih dan jahe. Selain itu dibutuhkan juga bahan penunjang berupa gula pasir, telur, santan, margarin, gist, vanili dan pewarna makanan.
Coklat, keju, ataupun kacang juga digunakan sebagai 'topping' pukis. Pawkies! dikemas dengan tiga ukuran yaitu 'small, medium,' dan 'premium'.
'Produk Pawkies! dijual di pasaran dengan harga bervariasi tergantung ukuran kemasan. Untuk ukuran 'small' dijual dengan harga Rp 10 ribu, 'medium' harga Rp 25 ribu, dan 'premium' harga Rp 50 ribu.
Harga ini diharapkan dapat menjangkau pasar masyarakat dari seluruh golongan ekonomi menengah hingga menengah ke atas.
''Saat ini Pawkies! baru dijual di sekitar Bogor. Penjualan dilakukan dengan menggunakan gerobak oleh karyawan. Selain itu, produk juga dijual di mitra toko-toko kue dengan sistem konsinyasi. Untuk produk yang dijual melalui
gerobak kaki lima, produk dimasak di tempat dengan bahan adonan yang sebelumnya dibuat di rumah produksi. Sementara untuk produk yang dititipkan di toko-toko kue, produk dibuat dan dikemas di rumah produksi. pawkies! yang mempunyai tagline 'Best for honest' ini disajikan dengan teknik dan bahan terbaik untuk konsumen. Tagline tersebut mudah diingat konsumen dan dihadirkan dengan logo yang menarik. Gerobak Pawkies! juga dibuat unik sehingga dapat menarik perhatian konsumen,'' tandas Hanief. (IRM/ris)
Cobain Deh Camilan Pukis Kentang Karya Mahasiswa IPB
Selasa, 20 Juni 2017 14:45 WIB
'Pukis dipilih karena relatif praktis dalam pembuatan dan konsumsinya. Selain itu,pukis juga merupakan makanan khas Indonesia yang tidak tersedia di negara lain