Kota Bogor (ANTARA) - Takbir berkumandang sejak pagi buta terasa berbeda pada Idul Adha 10 Dzulhijjah 1444 Hijriyah bergepatan dengan 29 Juni 2023 ini.
Kampung-kampung yang sepi dua tahun ke belakang, kini hidup kembali dengan langkah anak-anak dan ibunya yang riang tanpa cemas menggiring hewan kurban dibawa ke lapangan untuk di sembelih.
Belasan kambing dan lima sapi mengungkit keceriaan warga yang selama dua tahun lebih wabah COVID-19 tradisi penyembelihan hewan kurban terkurung was-was akan tertular penyakit yang menyesakkan nafas, berganti menjadi tontonan lepas yang bermakna bagi warga di Kota Bogor, Jawa Barat.
Kurban sebagai simbol kerelaan, pengorbanan dan kasih sayang Allah kepada hambanya yang takwa dan kebersamaan di antara masyarakat pun disaksikan mata yang terbelalak dan bibir yang bertakbir dari warga, bukan lagi hanya bersyukur atas kantong-kantong daging yang sampai ke rumah.
Ini tak lepas dari langkah kecil yang dilakukan Ketua Pengajian Al Hidayah Kota Bogor Hj Melli Nuriani Darsa, mengisi 14 titik kampung dengan 14 kambing dan lima sapi kurban yang terkumpul melalui Melli Darsa Center.
Ia membagi kambing dan sapi kurban yang terkumpul itu di enam kecamatan yang ada di Kota Bogor yakni Bogor Timur, Tengah, Selatan, Utara, Barat dan Tanah Sareal.
Ditambah titik-titik khusus perhatiannya yaitu wilayah Tegallega, Warmindo Ahmad Yani, Situgede, Sempur, dua titik di Cimahpar, Haurjaya dan Lebak Kantin.
Di lingkungan RT05/RW09 Kampung Katulampa Panjang, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, misalnya, puluhan warga yang dari pagi telah menyaksikan penyembelihan tiga sapi dan satu kambing pun menunggu kedatangan Melli, sosok yang membuat anak-anak kecil termotivasi bangun pagi berlari ke lapangan melihat ayah dan saudara-saudara laki-lakinya belajar memotong daging kurban.
Menjelang siang, Melli yang dikenal juga sebagai pengacara senior pun datang mengenakan kerudung kuning dan baju kuning terang dibalut bruket kuning muda dengan senyum sederhana.
Ia menghampiri area pemotongan daging kurban dan berdiri di pinggir dan sesekali berpindah ke tengah tanpa banyak bicara, memperhatikan proses daging dan tulang dibagi menjadi potongan-potongan kecil.
Warga pun silih berganti menyapanya. Melli menimpali hangat warga dan dia tak segan mengangkat kantong-kantong daging untuk dibagikan.
Melli yang lahir di Bogor 19 September 1966 silam itu melihat bahwa di tanah kelahirannya ekonomi warga masih dalam proses bangkit setelah diguncang Pandemi COVID-19 hingga penghasilan masyarakat pernah turun 70 persen dan kini berangsur membaik berkat UMKM yang tumbuh meskipun belum sepenuhnya bisa menjadi tumpuan penghasilan.
Menurut data Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian, jumlah UMKM pada 2023 mencapai 73.336, meningkat dibandingkan tahun 2021 yang hanya 68.992.
Pencabutan status pandemi menjadi endemi COVID-19 oleh pemerintah belum lama ini dimanfaatkan Melli untuk turut beraksi berada di tengah-tengah masyarakat mengusir gundah akan perayaan hari raya yang terasa lama tak semarak lagi.
Bersamanya, semampunya berbagi, kampung-kampung pun menyala sejak pagi meski hanya titik-titik kecil berwarna kuning di beberapa sudut. Panitia pemotongan hewan kurban pun kompak mengenakan kaos kuning selaras dengan warga pakaian tokoh yang disambutnya sejak seusai Shalat Idul Adha.
Meskipun tentu, tangan Melli tak sampai merangkul semua wilayah di kota hujan ini. Ia harus berbagi pahala dengan orang-orang mampu lain yang siap berkurban mengisi keceriaan bagai lilin-lilin kecil harapan kebersamaan yang kembali dihangatkan.
Keceriaan yang dia bawa telah terbagi ke belasan titik, bau sate, sop kambing, goreng asam dan aneka makanan daging kurban menghiasi meja makan warga.
Pengacara yang berkiprah selama lebih dari 30 tahun ini telah banyak menampung berbagai ide dan keluh kesah masyarakat, khususnya sejak ia mendirikan Melli Darsa Center.
Belasan kambing dan lima sapi yang ia kirim sebagai sapanya kepada warga Kota Bogor pada Idul Adha ini hanya satu, dari sejumlah langkahnya berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan hukum.
Sebagai tokoh di Bogor, Melli memang kerap berdampingan dengan pemerintah mendukung kegiatan-kegiatan masyarakat berbau budaya dan sosial. Sebagai seseorang yang berprofesi pengacara, ia bahkan tak banyak memberi keterangan atas aksi sosial di masyarakat, namun juga tidak menolak disorot media.
Konsentrasi Melli pada bidang hukum investasi membuatnya tidak hanya berkarir sebagai pengacara dalam negeri, juga luar negeri yakni di Amerika Serikat. Akan tetapi, sentuhan langsung kepada masyarakat umum tidak mungkin melalui permasalahan hukum investasi.
Kehadiran Melli mengisi kegiatan sosial dan keagamaan seolah berbincang tanpa kata-kata langsung bagaimana masalah ekonomi, agama dan budaya saling mempengaruhi, butuh dorongan bersama untuk bangkit.
Kantong-kantong daging kurban membuat rehat sejenak penatnya aktivitas ekonomi sebagian masyarakat mencari nafkah untuk sampai menikmati olahan daging sapi dan kambing.
Bukan hanya perayaan hari besar umat Muslim, dia juga hadir pada festival kebudayaan seperti Bogor Street Festval Cap Go Meh yang menampilkan berbagai atraksi budaya Nusantara dan Barongsai.
Interaksinya dengan masyarakat biasa-biasa saja, tetapi aksinya turun hingga ke berbagai wilayah dan kegiatan membuat Melli lekat dengan kehidupan masyarakat di Kota Bogor.