Chicago (ANTARA) - Emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang keuntungan di atas level psikologis 1.800 dolar untuk hari ketiga berturut-turut ditopang oleh dolar AS yang lebih lemah setelah data menunjukkan bahwa inflasi Amerika Serikat melambat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terkerek 1,40 dolar AS atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 1,813,70 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi pada 1.824,60 dolar AS per ounce.
Emas berjangka terdongkrak 7,1 dolar AS atau 0,39 persen menjadi 1.812,30 dolar AS pada Selasa (9/8), setelah bertambah 14 dolar AS atau 0,78 persen menjadi 1.805,20 dolar AS pada Senin (8/8) dan anjlok 15,7 dolar AS atau 0,87 persen menjadi 1.791,20 dolar AS pada Jumat (5/8).
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya yang dipimpin oleh euro, mencapai level terendah satu bulan di 104,51.
Baca juga: Emas naik 7,1 dolar hari kedua jelang laporan data inflasi AS
Baca juga: Harga emas menguat di atas level 1.800 dolar, ditopang pelemahan "greenback"
Para analis pasar berpendapat bahwa meskipun terjadi penurunan tajam harga bensin membantu memperlambat IHK, tekanan inflasi tetap kuat, terutama di sektor jasa inti. "Ini adalah laporan inflasi yang disambut baik karena setiap metrik berada di bawah perkiraan konsensus," kata Ed Moya analis perdagangan daring OANDA.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas terkerek 1,40 dolar karena inflasi AS melemah
Emas naik 1,40 dolar karena data tunjukkan inflasi AS melemah
Kamis, 11 Agustus 2022 6:53 WIB
Ilustrasi - Batangan emas di Pabrik Pemisahan Emas dan Perak Austria di Wina, Austria. ANTARA/REUTERS/Leonhard Foeger/aa.
