Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat, namun berpotensi tertekan naiknya jumlah kasus positif COVID-19.
Pada pukul 9.45 WIB rupiah menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.115 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.130 per dolar AS.
"Ada potensi rupiah sebagai salah satu aset berisiko mengalami tekanan hari ini, karena sentimen negatif kekhawatiran pasar terhadap meningginya kasus COVID-19 kembali membayangi pergerakan pasar," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Ariston menuturkan kasus COVID-19 yang terus meninggi dikhawatirkan menghambat pemulihan ekonomi yang kini sedang berlangsung sejak pembukaan kembali perekonomian.
Baca juga: Emas turun karena ambil untung yang dipicu kenaikan kasus corona global
Isu lain yang bisa menekan aset berisiko, lanjutnya, adalah rencana pengenaan tarif impor baru terhadap barang-barang Eropa oleh AS yang bisa memicu perang dagang baru.
"Namun demikian ekspektasi pasar terhadap potensi pemulihan ekonomi masih belum hilang. Sentimen ini masih bisa menopang penguatan aset berisiko," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini bisa ditutup melemah tipis dengan ke Rp14.050 per dolar AS dengan potensi resisten di Rp14.200 per dolar AS.
Pada Rabu (24/6) lalu rupiah menguat 32 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.130 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.162 per dolar AS.
Rupiah menguat namun berpotensi masih tertekan naiknya kasus COVID-19
Kamis, 25 Juni 2020 14:47 WIB
Pada pukul 9.45 WIB rupiah menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.115 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.130 per dolar AS.