Seorang petani di Lampung bernama Sidik mendapat jaminan pembiayaan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk layanan operasi kepala dengan biaya yang mahal dikarenakan ada gangguan kesehatan.
"Tahun lalu, saya baru pertama kali merasakan sakit yang harus mendapat tindakan khusus oleh rumah sakit. Awalnya memang saya ragu untuk memeriksanya ke rumah sakit. Namun, karena saya takut kondisi ini semakin parah, akhirnya saya langsung memeriksakan ke Rumah Sakit Urip Sumoharjo," kata Sidik dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Direksi BPJS Kesehatan "turun gunung" ingatkan bayar iuran JKN-KIS
Setelah pemeriksaan di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung, hasil rontgen menyatakan ada gumpalan darah beku di bagian kepala dan saran dokter harus dilakukan operasi. Sidik dan keluarganya sempat kaget karena harus operasi kepala, karena kepala adalah bagian tubuh yang sangat vital. Belum lagi memikirkan biayanya yang dirasa sangat mahal.
"Dokter meyakinkan bahwa mereka akan bekerja sebaik mungkin dan juga mengabarkan bahwa tindakan operasi ini sepenuhnya dijamin oleh program JKN-KIS, membuat keluarga sedikit lega. Alhamdulillah Operasi Lancar tidak ada kendala apapun dan semua biaya perawatan, pengobatan dan operasi ditanggung oleh JKN-KIS. Inilah keuntungan menjadi peserta JKN-KIS saat kita berobat dan membutuhkan biaya yang cukup banyak bisa terbantu dengan program mulia ini," katanya
Baca juga: BPJS beri keleluasaan peserta JKN-KIS akses fasilitas kesehatan selama mudik
Sidik mengapresiasi keberadaan Program JKN-KIS yang digelar oleh pemerintah dan dijalankan oleh BPJS Kesehatan karena dapat membantu masyarakat yang membutuhkan pengobatan.
"Walaupun harus membayar iuran, tidak apa-apa. Hitung-hitung kalau tidak terpakai bisa membantu orang lain yang membutuhkan. Semoga program JKN-KIS terus membantu masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Bapak empat orang anak ini telah mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan segmen peserta mandiri kelas 1 sejak tahun 2016.
Baca juga: Program JKN Layak Ditiru Negara Lain
Selama menjadi peserta JKN-KIS sampai tahun 2019, Sidik belum pernah menggunakan kartu KIS miliknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan baik rawat inap maupun rawat jalan, namun pada tahun 2019 ada beberapa keluhan yang dialami Sidik di kepala bagian belakang yang menyebabkan kepala terasa berat dan sakit.
Sidik yang saat ini tinggal di Kota Bandar Lampung berprofesi sebagai petani dalam kesehariannya dengan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Tahun lalu, saya baru pertama kali merasakan sakit yang harus mendapat tindakan khusus oleh rumah sakit. Awalnya memang saya ragu untuk memeriksanya ke rumah sakit. Namun, karena saya takut kondisi ini semakin parah, akhirnya saya langsung memeriksakan ke Rumah Sakit Urip Sumoharjo," kata Sidik dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Direksi BPJS Kesehatan "turun gunung" ingatkan bayar iuran JKN-KIS
Setelah pemeriksaan di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung, hasil rontgen menyatakan ada gumpalan darah beku di bagian kepala dan saran dokter harus dilakukan operasi. Sidik dan keluarganya sempat kaget karena harus operasi kepala, karena kepala adalah bagian tubuh yang sangat vital. Belum lagi memikirkan biayanya yang dirasa sangat mahal.
"Dokter meyakinkan bahwa mereka akan bekerja sebaik mungkin dan juga mengabarkan bahwa tindakan operasi ini sepenuhnya dijamin oleh program JKN-KIS, membuat keluarga sedikit lega. Alhamdulillah Operasi Lancar tidak ada kendala apapun dan semua biaya perawatan, pengobatan dan operasi ditanggung oleh JKN-KIS. Inilah keuntungan menjadi peserta JKN-KIS saat kita berobat dan membutuhkan biaya yang cukup banyak bisa terbantu dengan program mulia ini," katanya
Baca juga: BPJS beri keleluasaan peserta JKN-KIS akses fasilitas kesehatan selama mudik
Sidik mengapresiasi keberadaan Program JKN-KIS yang digelar oleh pemerintah dan dijalankan oleh BPJS Kesehatan karena dapat membantu masyarakat yang membutuhkan pengobatan.
"Walaupun harus membayar iuran, tidak apa-apa. Hitung-hitung kalau tidak terpakai bisa membantu orang lain yang membutuhkan. Semoga program JKN-KIS terus membantu masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Bapak empat orang anak ini telah mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan segmen peserta mandiri kelas 1 sejak tahun 2016.
Baca juga: Program JKN Layak Ditiru Negara Lain
Selama menjadi peserta JKN-KIS sampai tahun 2019, Sidik belum pernah menggunakan kartu KIS miliknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan baik rawat inap maupun rawat jalan, namun pada tahun 2019 ada beberapa keluhan yang dialami Sidik di kepala bagian belakang yang menyebabkan kepala terasa berat dan sakit.
Sidik yang saat ini tinggal di Kota Bandar Lampung berprofesi sebagai petani dalam kesehariannya dengan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020