Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Mahasiswa yang tergabung dan Forum Aktifis Mahasiswa Sukabumi mengajak rekan-rekannya untuk menjaga kampusnya agar tidak disusupi dan masuknya paham "Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS)".
"Mahasiswa harus bisa memilah dan memilih organisasi untuk menaungi keinginannya, jangan sampai ada oknum yang sengaja menyebarkan paham ISIS ke kampus, karena selama ini mahasiswa selalu menjadi sasaran rekrutmen oleh oknum radikal yang mengatas nama organisasi," kata Ketua FAMS, Yayan Hendayana kepada Antara, Rabu.
Menurut Yayan, sudah jelas bahwa pemerintah, Majelis Ulama Indonesia dan oganisasi islam lainnya seperti Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah menyebut ISIS tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 atau konstitusi bangsa ini karena pahamnya mengarah ke radikal.
Selain itu, pihaknya juga mengajak seluruh mahasiswa khususnya yang ada di Sukabumi agar mensosialisikan ke rekan-rekannya agar tidak terpengaruh dengan ISIS. Lebih lanjut, biasanya oknum yang akan merekrut anggota selalu mengajak mahasiswa dengan berbagai cara seperti memberikan doktrin atau bantuan yang dibutuhkan.
"Mahasiswa adalah kalangan intelektual, jangan sampai ideologinya terpengaruh oleh ajakan yang berpaham radikal seperti ISIS ini, apalagi Indonesia merupakan negara yang kesukuan dan beragam agama, sehingga ISIS tidak layak berkembang di Indonesia," tambahnya.
Yayan juga mengajak kepada organisasi kemahasiswaan lainnya seperti PMII, HMI dan lain-lain untuk bersama-sama menangkal paham ISIS masuk ke kampus dengan berbagai upaya seperti memberikan pemahaman tentang dunia islam dan konstitusi bangsa ini. Diakuinya mahasiswa selalu menjadi sasaran rekruitmen oleh anggota berpaham radikal karena pemikirannya masih labil sehingga mudah disusupi.
Oleh karena itu, jika mahasiswa ingin mencoba berorganisasi agar baiknya melihat anggaran dasar dan rumah tangga organisasi tersebut dan mempelajari ajaran organisasi yang akan menaunginya nanti. Sehingga, ke depannya mereka tidak salah pilih atau tidak terjerumus dengan organisasi yang berpaham radikal.
"Mari kita bersama-sama menangkal masuknya ISIS ke Indonesia dan jangan sampai ada mahasiswa yang mengikuti organisasi ini dan sudah jelas jika masuk dalam kelompok ini berarti akan dicabut kewarganegaraannya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Mahasiswa harus bisa memilah dan memilih organisasi untuk menaungi keinginannya, jangan sampai ada oknum yang sengaja menyebarkan paham ISIS ke kampus, karena selama ini mahasiswa selalu menjadi sasaran rekrutmen oleh oknum radikal yang mengatas nama organisasi," kata Ketua FAMS, Yayan Hendayana kepada Antara, Rabu.
Menurut Yayan, sudah jelas bahwa pemerintah, Majelis Ulama Indonesia dan oganisasi islam lainnya seperti Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah menyebut ISIS tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 atau konstitusi bangsa ini karena pahamnya mengarah ke radikal.
Selain itu, pihaknya juga mengajak seluruh mahasiswa khususnya yang ada di Sukabumi agar mensosialisikan ke rekan-rekannya agar tidak terpengaruh dengan ISIS. Lebih lanjut, biasanya oknum yang akan merekrut anggota selalu mengajak mahasiswa dengan berbagai cara seperti memberikan doktrin atau bantuan yang dibutuhkan.
"Mahasiswa adalah kalangan intelektual, jangan sampai ideologinya terpengaruh oleh ajakan yang berpaham radikal seperti ISIS ini, apalagi Indonesia merupakan negara yang kesukuan dan beragam agama, sehingga ISIS tidak layak berkembang di Indonesia," tambahnya.
Yayan juga mengajak kepada organisasi kemahasiswaan lainnya seperti PMII, HMI dan lain-lain untuk bersama-sama menangkal paham ISIS masuk ke kampus dengan berbagai upaya seperti memberikan pemahaman tentang dunia islam dan konstitusi bangsa ini. Diakuinya mahasiswa selalu menjadi sasaran rekruitmen oleh anggota berpaham radikal karena pemikirannya masih labil sehingga mudah disusupi.
Oleh karena itu, jika mahasiswa ingin mencoba berorganisasi agar baiknya melihat anggaran dasar dan rumah tangga organisasi tersebut dan mempelajari ajaran organisasi yang akan menaunginya nanti. Sehingga, ke depannya mereka tidak salah pilih atau tidak terjerumus dengan organisasi yang berpaham radikal.
"Mari kita bersama-sama menangkal masuknya ISIS ke Indonesia dan jangan sampai ada mahasiswa yang mengikuti organisasi ini dan sudah jelas jika masuk dalam kelompok ini berarti akan dicabut kewarganegaraannya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014