Depok (Antaranews Bogor) - Wali Kota Depok, Nur Mahmudi mengatakan, masyarakat Indonesia perlu merubah pola makan dengan revolusi pola pikir dengan menghentikan makan roti atau gandum dan mengurangi nasi.

"Banyak masyarakat Indonesia yang memiliki pola makan hanya berdasar selera dan gengsi. Padahal, tidak disadari pula bahwa banyak penyakit yang diderita karena pola dan perilaku makan serta gaya hidup," katanya disela-sela acara Kampanye Gerakan Pangan Lokal (GPL) di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan, jika orang Indonesia mau melakukan perubahan pola makan, dengan mengganti makanan pokoknya (1 x beras padi, 2x jagung/singkong, dan lainnya), maka Indonesia berpotensi miliki devisa 22 juta ton beras (setara dengan Rp160 Triliun) dan membuka peluang kerja untuk 69 juta orang dan garis kemiskinan di Indonesia juga bisa turun.

"Orang Indonesia tidak boleh bergantung pada orang lain, harus bisa berproduksi sendiri, dan harus bersyukur serta memanfaatkan kekayaan hayati yang kita miliki," jelasnya.

Masyarakat Indonesia, lanjutnya, harus mulai merubah pola pikir (ingin lebih sehat), cintai diri dengan berperilaku sehat dan memilih pangan yang sehat, dan pilihlah makanan dari negeri sendiri.

"Kita masih memiliki 77 jenis karbohidrat selain padi yang bisa kita makan, seperti jagung, singkong, gembili, sukun, dan lainnya," katanya.

Menurut dia, yang dikenal oleh masyarakat kita hanya tiga jenis karbohidrat (beras padi, gandum, jagung), dan dua diantaranya (gandum dan beras padi) memiliki glikemiks indeks (ukuran kecepatan makanan diserap menjadi gula darah) tinggi yang menyebabkan diabetes.

Glikemiks indeks (GI) jagung hanya 50-an, artinya lebih sehat, karena proses penyediaan eneri semakin panjang, jadi tidak cepat lapar dan tidak memicu munculnya insulin.

"Jagung dengan GI yang lebih rendah dibanding beras padi dan gandum membuat kita lebih sehat, tidak gampang ngantuk, awet kenyang," tuturnya.

Ia berharap Masyarakat Ilmuan dan Teknologi Indonesia (MITI) bisa bergabung dengan Depok untuk merubah mindset pola makan (dengan gerakan One Day No Rice) dan mensukseskan arboretum pangan, dengan menanam 77 jenis karbohidrat, sebagai upaya mengenalkan dan menguatkan kedaulatan pangan lokal kita.

"Depok juga siap melangkah untuk aksi nyata dan siap bekerjasama dengan MITI untuk mempropagandakan pangan lokal dan juga memberikan penyadaran dan pencerdasan kepada masyarakat agar bangsa beralih pada pangan lokal," ujar Nur Mahmudi.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014