Jakarta (Antaranews Bogor) - Politisi muda Muhammad Idrus mendorong pemilih perempuan di pelosok kota/desa semakin diberdayakan, sehingga proses pembangunan bergerak lebih cepat.

"Kaum perempuan adalah pemilih terbanyak dalam setiap pemilu dan cenderung paling loyal. Suara mereka sangat menentukan siapa wakil rakyat dan kepala pemerintahan terpilih. Namun, perannya sering terpinggirkan," katanya di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan bahwa saat berdialog dengan warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, akhir pekan ini, yang bersamaan dengan pelatihan budi daya jamur tiram bagi kaum perempuan, persoalan tersebut diungkap agar diketahui publik.

Muhammad Idrus, pengusaha muda yang juga menjabat Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Indonesia (BPP-HIPMI) dan Pendiri Kinan Group menegaskan bahwa dirinya menolak modus politik uang.

"Saya lebih memilih jalur advokasi serta pemberdayaan untuk pendidikan pemilih," katanya.

Dalam kaitan pemberdayaan ekonomi, ia memilih kaum perempuan dan ibu rumah tangga dilatih berbagai usaha ekonomi kreatif, seperty pelatihan budi daya jamur tiram untuk menambah pendapatan keluarga.

"Sudah 2000 `baglog` jamur kita bagi gratis kepada ibu-ibu di berbagai kelurahan," katanya.

Tiap "baglog", katanya, menghasilkan 0,3-0,8 kilogram jamur.

Sementara, untuk harga jamur di pasar sekitar Rp14-20 ribu per kilogram.

"Lumayan bisa meningkatkan gizi keluarga dan menekan belanja, dan kalau diseriusi jadi penghasilan tambahan," katanya.

Menurut dia, sebagian panen jamur warga dibelinya, dan selanjutnya diolah menjadi berbagai kuliner lezat mulai dari jamur crispy, sate, bistik, pepes dan lain-lain.

Dikemukakannya bahwa jika dikelola baik, warung jamur akan sangat menguntungkan.

Sementara itu, untuk kalangan muda, Muhammad Idrus menginisiasi pelatihan sablon.

Hingga akhir tahun 2013, katanya, sudah 100 pemuda yang dilatih pembuatan kaos, tas dan berbagai "merchandise".

Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Sosial bidang Kehumasan dan Tatakelola Pemerintahan Drs Sapto Waluyo, M.Sc menegaskan bahwa kegiatan pemberdayaan sosial berbasis keluarga memang prioritas dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia.

"Salah satu prioritas nasional adalah Program Keluarga Harapan (PKH)," katanya.

Ia mengemukakan bahwa pada 2014 ditargetkan 3,2 juta rumah tangga sangat miskin mendapat bantuan total senilai Rp5,5 triliun.

Dari program itu pemberdayaan secara terpadu dimulai dan pengentasan kemiskinan jadi lebih fokus, katanya.

Menurut dia, kaum perempuan memegang peran penting dalam pengentasan keluarga miskin, sebab mereka lebih perhatian terhadap masalah kesehatan dan pendidikan anak-anaknya.

"Karena itu, pemberdayaan kaum perempuan dan pemuda adalah pilihan politik cerdas," katanya.

Selain itu, juga ikut membantu pengentasan kemiskinan dan pengangguran, demikian Sapto Waluyo.



Pewarta: Oleh Andy Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013