Depok, Jawa Barat (Antara) - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia meluncurkan program Gerakan UI Mengajar (GUIM) yang merupakan wadah bagi mahasiswa UI untuk mengajar dan menggerakkan aksi sosial terintegrasi yang ditujukan bagi siswa sekolah dasar serta masyarakat di pelosok daerah.
"GUIM akan mengirimkan para pengajar ke tiga titik di Indramayu selama 25 hari yang akan melibatkan 36 mahasiswa tenaga pengajar," kata Kepala Kantor Komunikasi UI Farida Haryoko di Depok, Jumat.
Tema yang diusung GUIM angkatan ke-3 kali ini adalah "Mewarnai Negeri, Menginspirasi Bangsa". Pendaftaran bagi mahasiswa UI yang berminat menjadi pengajar untuk ditempatkan di daerah pelosok selama aksi mengajar berlangsung yaitu Januari 2014 (selama liburan semester ganjil).
Pada angkatan ke-1, kegiatan GUIM mengambil lokasi di Garut dengan tenaga pengajar berjumlah 30 mahasiswa. Sedangkan pada angkatan ke-2 mengambil lokasi di Banten dengan sumber daya pengajar sama yaitu 30 mahasiswa.
Ia mengatakan dari tahun ke tahun antusiasme mahasiswa UI terhadap program GUIM terus meningkat, terbukti dari jumlah pendaftar program GUM angkatan 1 dan 2 yang diikuti oleh lebih dari 300 pelamar dari seluruh fakultas yang ada di UI. Adapun tahapan seleksi bagi pelamar GUIM adalah esai, focus group discussion (FGD), simulasi mengajar dan wawancara.
Lebih lanjut Farida mengatakan selain melaksanakan kegiatan mengajar, GUIM juga akan memberikan pelatihan kepada para guru serta menggalakkan gerakan #1000seragam merah putih baru serta gerakan #1000buku diperuntukkan bagi seluruh murid SD di titik aksi mengajar serta anak-anak binaan GUIM.
Program lainnya adalah Rumah GUIM, yaitu pendirian rumah baca sebagai sarana belajar dan pengembangan kreativitas di luar sekolah bagi anak-anak di daerah binaan.
Dikatakannya GUIM merupakan gerakan yang melibatkan mahasiswa UI untuk bersama-sama menjalanan aktivitas belajar-mengajar disertai dengan nuansa "bermain" yang bertujuan utama untuk memotivasi anak untuk mau belajar yang difokuskan pada tingkat SD di pelosok daerah selama kurang lebih 3 minggu di liburan setelah semester ganjil.
Selain fokus pada siswa-siswa SD, GUIM pun fokus pada keadaan sosial masyarakat sekitarnya melalui kegiatan Aksi Sosial Terintegrasi seperti penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat daerah termasuk guru sekolah.
GUIM juga melakukan beberapa proyek sosial yang bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar, misalnya penyediaan MCK, penyediaan tempat pembuangan sampah, perbaikan jembatan, dan sebagainya.
Diharapkan melalui kegiatan GUIM oleh BEM UI ini dapat memenuhi kebutuhan pendidikan bagi siswa sekolah dasar di daerah pelosok dan pedalaman. Selain itu, GUIM diharapkan juga dapat menjadi pemicu bagi semua elemen bangsa untuk memberikan perhatian pada upaya mengajar ke daerah pelosok.
"Sinergitas semua elemen masyarakat, apapun profesinya, dalam mendukung kegiatan ini, akan sangat berarti dalam membantu menyelesaikan beragam permasalahan dalam dunia pendidikan di tanah air," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013
"GUIM akan mengirimkan para pengajar ke tiga titik di Indramayu selama 25 hari yang akan melibatkan 36 mahasiswa tenaga pengajar," kata Kepala Kantor Komunikasi UI Farida Haryoko di Depok, Jumat.
Tema yang diusung GUIM angkatan ke-3 kali ini adalah "Mewarnai Negeri, Menginspirasi Bangsa". Pendaftaran bagi mahasiswa UI yang berminat menjadi pengajar untuk ditempatkan di daerah pelosok selama aksi mengajar berlangsung yaitu Januari 2014 (selama liburan semester ganjil).
Pada angkatan ke-1, kegiatan GUIM mengambil lokasi di Garut dengan tenaga pengajar berjumlah 30 mahasiswa. Sedangkan pada angkatan ke-2 mengambil lokasi di Banten dengan sumber daya pengajar sama yaitu 30 mahasiswa.
Ia mengatakan dari tahun ke tahun antusiasme mahasiswa UI terhadap program GUIM terus meningkat, terbukti dari jumlah pendaftar program GUM angkatan 1 dan 2 yang diikuti oleh lebih dari 300 pelamar dari seluruh fakultas yang ada di UI. Adapun tahapan seleksi bagi pelamar GUIM adalah esai, focus group discussion (FGD), simulasi mengajar dan wawancara.
Lebih lanjut Farida mengatakan selain melaksanakan kegiatan mengajar, GUIM juga akan memberikan pelatihan kepada para guru serta menggalakkan gerakan #1000seragam merah putih baru serta gerakan #1000buku diperuntukkan bagi seluruh murid SD di titik aksi mengajar serta anak-anak binaan GUIM.
Program lainnya adalah Rumah GUIM, yaitu pendirian rumah baca sebagai sarana belajar dan pengembangan kreativitas di luar sekolah bagi anak-anak di daerah binaan.
Dikatakannya GUIM merupakan gerakan yang melibatkan mahasiswa UI untuk bersama-sama menjalanan aktivitas belajar-mengajar disertai dengan nuansa "bermain" yang bertujuan utama untuk memotivasi anak untuk mau belajar yang difokuskan pada tingkat SD di pelosok daerah selama kurang lebih 3 minggu di liburan setelah semester ganjil.
Selain fokus pada siswa-siswa SD, GUIM pun fokus pada keadaan sosial masyarakat sekitarnya melalui kegiatan Aksi Sosial Terintegrasi seperti penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat daerah termasuk guru sekolah.
GUIM juga melakukan beberapa proyek sosial yang bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar, misalnya penyediaan MCK, penyediaan tempat pembuangan sampah, perbaikan jembatan, dan sebagainya.
Diharapkan melalui kegiatan GUIM oleh BEM UI ini dapat memenuhi kebutuhan pendidikan bagi siswa sekolah dasar di daerah pelosok dan pedalaman. Selain itu, GUIM diharapkan juga dapat menjadi pemicu bagi semua elemen bangsa untuk memberikan perhatian pada upaya mengajar ke daerah pelosok.
"Sinergitas semua elemen masyarakat, apapun profesinya, dalam mendukung kegiatan ini, akan sangat berarti dalam membantu menyelesaikan beragam permasalahan dalam dunia pendidikan di tanah air," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013