Bogor (Antaranews Megapolitan) - Puluhan tenant Binaan Pusat Inkubator Bisnis, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (Incubie LPPM IPB) termasuk yang tahun ini mendapat Program Insentif dari Kementerian Riset, Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yaitu 5 tenant Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), dan 4 tenant Ko-Inkubasi Technology Business Incubation Center (TBIC) - Puspiptek mendapatkan penguatan berupa Capacity Building and Business Matching, Strengtening Innovative Agro- Tech Startups Through Technology Business Incubator, Senin (12/11) di Asana Grand Pangrango 2.
Dr.Ir.Rokhani Hasbullah, M.Si, Kepala Pusat IncuBie LPPM IPB dalam sambutannya menyampaikan penguatan Capacity Building dan Business Matching ini merupakan bagian dari pembekalan pembinaan yang didapat untuk para tenant IncuBie IPB.
“Penting bagi tenant memiliki aspek legalitas produk. Dengan momen ini akan dilakukan sharing pengalaman dari masing-masing peserta,” kata Dr. Rokhani.
Hasil survei yang dilakukan IncuBie LPPM IPB yang di bawah koordinasi Kepala Divisi Program Inkubasi IncuBie IPB, Deva Primadia Almada, SPi, M.Si dan tim menunjukkan permasalahan utama para tenant adalah dalam hal pemasaran dan aspek legalitas, karena bagi tenant pemula legalitas produk sangat sulit. Terutama tenant yang menjual makanan dan minuman, hal tersebut memiliki potensi high risk. “Selain itu pengurusan izin cukup menyulitkan.
Sementara para pelaku usaha merupakan perusahan pemula sehingga produk belum cukup dikenal masyarakat. Sedangkan kompetitor di lapangan cukup mapan. Dengan dibantu proses perizinan dari kami, kami ingin tenant- tenant hasil binaan incuBie IPB memperluas wilayah pemasaran ke tingkat provinsi, nasional bahkan international sehingga pengurusan legalitas izin edar produk penting dilakukan,” jelas Dr. Rokhani.
Lebih lanjut, Dr. Rokhani menjelaskan IncuBie IPB memberikan layanan yang beragam. Layanan Inkubator Bisnis IPB kepada para tenant mencakup penyediaan ruang produksi atau usaha untuk tenant inwall.
"Kami memiliki fasilitas inkubator untuk tenant inwall sebanyak 12 ruangan berada di Kampus Dramaga dan lima ruangan di Kampus Baranangsiang,” ucapnya.
Selain itu, kata Dr. Rokhani, Incubie IPB juga menyediakan sarana mesin pengolahan pangan, fasilitasi akses laboratorium yang ada IPB, fasilitasi penyusunan Business Model Canvas (BMC), business plan dan action plan tenant, konsultasi teknologi, teknis produksi dan manajemen usaha, fasilitasi sertifikasi produk, izin edar, perizinan usaha, sumber permodalan, dan pemasaran produk. Disamping, pendampingan penyusunan usulan program pembiayaan tenant dan penyusunan business plan, penyediaan tenaga mentor dan coach, serta fasilitasi penelitian mahasiswa terkait dengan inkubator bisnis dan kewirausahaan.
Dalam upaya membantu pemasaran, kami membentuk koperasi pada tahun 2012 dan pada tahun 2015 koperasi telah mendapat legalitas hukum. Dengan wadah koperasi diharapkan dapat membantu pemasaran produk para tenant. Selain itu kebutuhan bahan baku tenant akan disediakan koperasi. Disarankan seluruh tenant dapat tergabung dalam Koperasi Incubator Bisnis Indonesia (KIBI).
Hadir pula narasumber lain diantaranya Harry Nugraha, S.Si, M.M, Board Member of Perwiratama Group atau Founder & CMO Etanee Food Marketplace, Halim Nababan, Auditor dari BPPOM, Farida Ratna Dewi, SE, MM, Dosen Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB dan Moeljo Kurniawan, Praktisi Teknologi Produksi. (dh/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Dr.Ir.Rokhani Hasbullah, M.Si, Kepala Pusat IncuBie LPPM IPB dalam sambutannya menyampaikan penguatan Capacity Building dan Business Matching ini merupakan bagian dari pembekalan pembinaan yang didapat untuk para tenant IncuBie IPB.
“Penting bagi tenant memiliki aspek legalitas produk. Dengan momen ini akan dilakukan sharing pengalaman dari masing-masing peserta,” kata Dr. Rokhani.
Hasil survei yang dilakukan IncuBie LPPM IPB yang di bawah koordinasi Kepala Divisi Program Inkubasi IncuBie IPB, Deva Primadia Almada, SPi, M.Si dan tim menunjukkan permasalahan utama para tenant adalah dalam hal pemasaran dan aspek legalitas, karena bagi tenant pemula legalitas produk sangat sulit. Terutama tenant yang menjual makanan dan minuman, hal tersebut memiliki potensi high risk. “Selain itu pengurusan izin cukup menyulitkan.
Sementara para pelaku usaha merupakan perusahan pemula sehingga produk belum cukup dikenal masyarakat. Sedangkan kompetitor di lapangan cukup mapan. Dengan dibantu proses perizinan dari kami, kami ingin tenant- tenant hasil binaan incuBie IPB memperluas wilayah pemasaran ke tingkat provinsi, nasional bahkan international sehingga pengurusan legalitas izin edar produk penting dilakukan,” jelas Dr. Rokhani.
Lebih lanjut, Dr. Rokhani menjelaskan IncuBie IPB memberikan layanan yang beragam. Layanan Inkubator Bisnis IPB kepada para tenant mencakup penyediaan ruang produksi atau usaha untuk tenant inwall.
"Kami memiliki fasilitas inkubator untuk tenant inwall sebanyak 12 ruangan berada di Kampus Dramaga dan lima ruangan di Kampus Baranangsiang,” ucapnya.
Selain itu, kata Dr. Rokhani, Incubie IPB juga menyediakan sarana mesin pengolahan pangan, fasilitasi akses laboratorium yang ada IPB, fasilitasi penyusunan Business Model Canvas (BMC), business plan dan action plan tenant, konsultasi teknologi, teknis produksi dan manajemen usaha, fasilitasi sertifikasi produk, izin edar, perizinan usaha, sumber permodalan, dan pemasaran produk. Disamping, pendampingan penyusunan usulan program pembiayaan tenant dan penyusunan business plan, penyediaan tenaga mentor dan coach, serta fasilitasi penelitian mahasiswa terkait dengan inkubator bisnis dan kewirausahaan.
Dalam upaya membantu pemasaran, kami membentuk koperasi pada tahun 2012 dan pada tahun 2015 koperasi telah mendapat legalitas hukum. Dengan wadah koperasi diharapkan dapat membantu pemasaran produk para tenant. Selain itu kebutuhan bahan baku tenant akan disediakan koperasi. Disarankan seluruh tenant dapat tergabung dalam Koperasi Incubator Bisnis Indonesia (KIBI).
Hadir pula narasumber lain diantaranya Harry Nugraha, S.Si, M.M, Board Member of Perwiratama Group atau Founder & CMO Etanee Food Marketplace, Halim Nababan, Auditor dari BPPOM, Farida Ratna Dewi, SE, MM, Dosen Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB dan Moeljo Kurniawan, Praktisi Teknologi Produksi. (dh/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018