Bogor (Antaranews Megapolitan) - Himpunan Alumni Program Studi  Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL), Sekolah Pascasarjana IPB menggelar ‘Seminar Nasional dan Kongres II Himpunan Alumni PSL IPB, Jum’at (9/11) di Gedung Manggala Wana Bakti, Jakarta Pusat.

Dalam sambutannya, Rektor IPB, Dr. Arif Satria menghimbau agar alumni PSL SPs IPB  berperan aktif di tengah-tengah masyarakat.

”Alumni PSL IPB berbeda sekali dengan alumni-alumni pascasarjana lainnya. Hal ini dikarenakan mayoritas berasal dari praktisi lapang, kemudian masuk ke kampus untuk belajar teori-teori pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, lalu kembali ke lapang untuk mempraktikkan ilmu yang diperoleh.  Inilah kekuatan para alumni PSL SPs IPB yang kini menjadi kepala daerah atau apa pun profesi lainnya untuk mengambil kebijakan pengelolaan potensi lingkungan di daerahnya masing-masing. Saya yakin, PSL SPs IPB pun akan terus memimpin dalam riset-riset yang berbasiskan realitas serta alumni-alumni PSL pun akan menorehkan kesuksesan-kesuksesan yang akan memberikan dampak baik bagi PSL IPB. Bukan hanya  bersifat materi, namun yang lebih penting adalah manfaat nonmateri yang para alumni berikan untuk PSL  SPs IPB,” papar Rektor IPB.

Rektor IPB lebih lanjut mengatakan, “Kita semua kini sudah meyadari bahwa pada tahun  2030 kita akan mengalami bonus demografi. Maka dari itu, kami pun mulai menyusun kurikulum yang terbaik untuk menyiapkan diri menjelang 2030 tersebut. Prof. Andi Hakim Nasoetion, dahulu menggunakan metode pendidikan yang menghasilkan alumni seperti saya dan Bapak Ibu sekalian, yaitu para teknokrat-teknokrat unggul. Kini zaman sudah berganti, pada zaman Prof. Andi Hakim Nasoetion para pemimpin politik mayoritas berasal dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Kini para pemimpin politik di negeri kita berasal dari para pengusaha yang sukses. Maka dari itu, kami mulai menggagas pola pendidikan yang akan melahirkan para Technoprenuer dan Sociopreneur yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Maka dari itu kami membuat Dormitory of Leader dan membuka  Jalur Ketua OSIS,  agar kami mampu menjaring mahasiswa yang memiliki gen kepemimpinan,” jelas Rektor IPB.

Menurut Dr. Arif Satria, arah dari pengelolaan pertanian di Indonesia masa kini sudah jauh berbeda dari sebelumnya.

“Dalam pengelolaan pertanian, secara statistik kita akan menghadapi krisis buruh tani. Menurut data yang ada, rata-rata usia petani di Jepang itu 65 tahun, sementara rata-rata usia buruh tani di Indonesia 45 tahun. Hal ini dikarenakan anak-anak buruh tani sudah tidak mau menjadi buruh tani seperti orang tuanya. Siapakah yang akan menjadi buruh? Robot serta teknologi mekanisasi lainnya lah yang akan melaksanakan tugas sebagai buruh tani. Para petani di Jepang pun kini cukup menggunakan tombol-tombol untuk menyiram, memupuk, dan mengontrol tanaman mereka. Dengan menggunakan teknologi, seluruh kegiatan pertanian pun akan lebih presisi,”ungkap Rektor IPB.

Sementara itu, Ketua Prodi PSL SPs IPB, Prof. Dr. Cecep Kusmana mengatakan, mempertahankan , ”Saya berharap, PSL bisa terus berkembang ke arah yang lebih baik untuk bisa menjadi School of Environment and Sustainable Science serta terus mempertahankan predikat akreditasi A yang sudah kita peroleh dari awal sejak Prodi PSL SPs IPB ini berdiri,” ungkap Prof. Cecep. (KD/ris)

Pewarta: Oleh Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018