Karawang, Jabar (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengalokasikan dana tanggap darurat senilai total Rp1 miliar untuk menalangi operasional pencarian korban pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610.
"Dana tersebut sudah?ada dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2018. Dalam kondisi darurat, dana cadangan ini bisa dicairkan," kata Wakil Bupati Karawang Jimmy Ahmad Zamakhsari di Karawang, Rabu.
Menurut dia, dana itu bisa dimanfaatkan dalam situasi mendesak bagi kelancaran evakuasi korban maupun pencarian bangkai pesawat Lion Air yang hilang.
Situasi yang dimaksud seperti, dapur umum untuk kebutuhan tim evakuasi, ekspedisi bahan bakar minyak (BBM) kapal dan lainnya.
"Anggaran ini bersifat tentatif sampai selesai masa tanggap darurat berakhir," katanya.
Jimmy mengatakan, dalam agenda inspeksi ke Posko Evakuasi korban Lion Air di Pantai Tanjung Pakis, Rabu siang, diketahui salah satu permasalahan adalah jarak tempuh Tim SAR dalam memperoleh BBM yang cukup jauh dari pesisir.
"Tim evakuasi harus menempuh jarak hingga 15 kilometer dari pesisir menuju Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Batujaya. Kami bisa bantu proses pengantarannya melalui dana tanggap darurat yang ada," ujarnya.
Guna program percepatan pencairan dana tanggap darurat dalam pos Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang itu, pihaknya akan berkoordinasi melalui Koperasi Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang untuk menalangi dana tersebut.
"Dana tanggap darurat ini perlu waktu untuk pencairannya, sebab harus melalui keputusan Bupati Karawang dan birokrasi lainnya, tapi bisa ditalangi dulu dengan dana koperasi yang ada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Dana tersebut sudah?ada dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2018. Dalam kondisi darurat, dana cadangan ini bisa dicairkan," kata Wakil Bupati Karawang Jimmy Ahmad Zamakhsari di Karawang, Rabu.
Menurut dia, dana itu bisa dimanfaatkan dalam situasi mendesak bagi kelancaran evakuasi korban maupun pencarian bangkai pesawat Lion Air yang hilang.
Situasi yang dimaksud seperti, dapur umum untuk kebutuhan tim evakuasi, ekspedisi bahan bakar minyak (BBM) kapal dan lainnya.
"Anggaran ini bersifat tentatif sampai selesai masa tanggap darurat berakhir," katanya.
Jimmy mengatakan, dalam agenda inspeksi ke Posko Evakuasi korban Lion Air di Pantai Tanjung Pakis, Rabu siang, diketahui salah satu permasalahan adalah jarak tempuh Tim SAR dalam memperoleh BBM yang cukup jauh dari pesisir.
"Tim evakuasi harus menempuh jarak hingga 15 kilometer dari pesisir menuju Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Batujaya. Kami bisa bantu proses pengantarannya melalui dana tanggap darurat yang ada," ujarnya.
Guna program percepatan pencairan dana tanggap darurat dalam pos Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang itu, pihaknya akan berkoordinasi melalui Koperasi Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang untuk menalangi dana tersebut.
"Dana tanggap darurat ini perlu waktu untuk pencairannya, sebab harus melalui keputusan Bupati Karawang dan birokrasi lainnya, tapi bisa ditalangi dulu dengan dana koperasi yang ada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018