Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor (IPB) ikut mendukung program Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menghasilkan lulusan dengan bakal digital atau `digital talent` dalam rangka menyongsong ekonomi di era digital atau revolusi industri ke empat.

"IPB akan membangun `digital talent`, ini adalah sebuah upaya supaya bisa menghasilkan calon-calon startup," kata Rektor IPB Dr Arif Satria, usai membuka Kuliah Umum Nasionalisme Era Digital, di Kampus IPB, Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin.

Menurut Arif, jika `startup` yang berkembang sekarang berasal dari anak-anak Indonesia akan menumbuhkan rasa nasionalisme. Hal ini penting, karena jika rasa nasionalisme yang kuat, maka akan memberikan keberpihakan kepada produk Indonesia.

"Jika `startup` ini memiliki nasionalisme yang kuat, dia akan berpihak pada kepentingan nasional, produk yang diperdagangkan, apa yang dijaul pasti akan menguntungkan Indonesia," katanya.

Arif menjelaskan, digital talent merupakan program dari Kemomimfo yang akan dikembangkan di IPB. Dan saat ini IPB juga sedang membangun `startup school` yang akan mendidik, dan mendampingi para calon-calon startup dari IPB.

"Tahun ini sudah akan dibangun gedungnya, tiga lantai. Target kita per tahun 400 lulusan pengusaha-pengusaha baru dari IPB," kata Arif.

Kuliah Umum Nasionalisme di Era Digital dalam rangka `Dies Natalis` ke-55 IPB ini juga dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara sebagai pembicara utama.

Menteri Rudi mengatakan, Indonesia memiliki sumberdaya manusia yang banyak dibanding negara lain. Permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya digital talent atau bakat digital. Sehingga banyak perusahaan teknologi besar di Indonesia terpaksa mencari atau meningkatkan akses pekerjanya ke Bangalore, India.

Pemerintah lanjutnya, bersama 20 perguruan tinggi, tahun depan akan memulai program baru menghasilkan 20 ribu bakat digital. Lulusan ini bisa dari SMK informatika, lulusan D3, dan lulusan S1.

"Tetapi usianya tidak boleh lebih dari 25 tahun, kita didik selama dua bulan, dengan pendidikan kecerdasan buatan, robotik, cyber scurity, semua teknologi yang berkaitan dengan revolusi industri keempat," katanya.

Menteri Rudi menyebutkan, tujuan program ini tak lain adalah untuk menyiapkan tenaga teknisi bagi perusahaan-perusahan di Indonesia. Totalnya ada 20 ribu orang, jumlah ini disesuaikan dengan kapasitas ruang belajar yang ada di perguruan tinggi. Selain offline, upaya mencetak 20 ribu digital talent ini juga menyasar Ruang Guru selaku platform pendidikan online.

"Tahun ini diujicobakan 10 ribu dulu di lima perguruan tinggi," katanya.

Untuk di IPB, lanjut Rudi, nantinya akan dicarikan pelajaran yang berkaitan dengan proses bisnis di pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan lainnya. Seperti di Timur Tengah yang sudah mengembangkan teknologi di setiap pohon sudah memiliki nama dan alamat. Sementara di Indonesia aplikasi drone baru pada tahap pemetaan saja.

"Dengan digital ini pemerintah berharap dapat menumbuhkan budaya wirausaha yang inovati, jumlah unicorn dan startup yang berjamur di Indonesia, menunjukkan pemerintah membuka kesempatan seluas-luasnya, mendukung sepenuh hati," kata Rudi.

Oleh karena itu, Rudi menambahkan, mahasiswa hendaknya menyiapkan inovasi dan memanfaatkan ekosistem yang sudah dibangun.

"Startup ini menjadi kekuatan ekonomi bangsa di era digital saat ini," kata Rudi.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018