Sebanyak 300 peserta, antara lain siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) dan masyarakat umum, mengikuti kegiatan Gebyar Museum Lambung Mangkurat 2025, sebagai sarana edukasi dan pelestarian budaya di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel Hadeli Rosyaidi dikonfirmasi di Banjarmasin, Sabtu, mengatakan kegiatan tersebut menjadi wadah persaudaraan lintas generasi di daerah dengan sebutan "Banua" itu.
“Kita menyaksikan generasi muda berani tampil, belajar, berkompetisi sekaligus menjaga tradisi,” kata dia.
Ia mengatakan museum tidak sekadar tempat menyimpan benda bersejarah, namun juga ruang interaktif yang hidup, dan kesempatan mengajak generasi muda menggali dan mengembangkan potensi.
Baca juga: 450 peserta ikuti Gebyar Seni Budaya dan Olahraga Pencak Silat yang digelar di KRB
Melalui kegiatan bertajuk "Museum Lambung Mangkurat sebagai Ruang Belajar: Eksplorasi Tanpa Batas" itu, ia mengharapkan seluruh lintas generasi berkontribusi dalam melestarikan budaya lokal.
Ia mengajak masyarakat mengubah pandangan terhadap museum yang sering dianggap sebagai tempat sunyi.
“Kita harus hidupkan museum sebagai tempat memahami identitas, melihat sejarah, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya,” ujar Hadeli.
Baca juga: Menyaksikan Kecantikan Budaya Nusantara Lewat Karnaval Gebyar 2018
Kepala Subbag Tata Usaha Museum Lambung Mangkurat Agus Antasari menjelaskan Gebyar Museum Lambung Mangkurat 2025 berlangsung pada 19–21 September 2025, dengan rangkaian kegiatan, antara lain lomba keagamaan, olahraga, dan seni bela diri tradisional.
Hari pertama diisi dengan Lomba Maulid Habsyi, hari kedua Lomba Pushbike, dan hari ketiga menghadirkan kegiatan belajar bersama tradisi bela diri Kuntau.
“Mudah-mudahan kegiatan ini meningkatkan kunjungan masyarakat ke museum sekaligus menyalurkan bakat di bidang keagamaan, olahraga, dan seni bela diri tradisional,” kata dia.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025