Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Indonesia menjalin kerja sama dengan Russian State Agrarian University-Moscow Timiryazev Agricultural Academy.
Rektor IPB, Dr Arif Satria dalam siaran pers yang diterima Antara di Bogor, Kamis, mengatakan IPB dan UI telah menandatangani nota kesepahaman tentang dua hal yaitu pendidikan termasuk pertukaran mahasiswa, dosen, dan penelitian bidang pertanian, serta lingkungan.
"Ini merupakan bagian dari kunjungan kerja beberapa rektor perguruan tinggi negeri dan PLN tentang pembangunan energi di Rusia," kata Arif.
Penandatangan kerja sama kesepahaman langsung dilakukan Rektor IPB dan Rektor UI, Muhammad Anis.
Kedatangan IPB dan UI disambut hangat oleh Rektor dari Russian State Agrarian University - Moscow Timiryazev Agricultural Academy, Prof Galina D Zolin.
Arif berharap kerja sama ini bisa diimplementasikan dalam waktu dekat dan bisa dimulai dengan pertukaran mahasiswa.
"Kami mengharapkan hal yang sama yaitu kerja sama dalam bidang pertukaran pelajar baik jenjang pendidikan S1, S2 dan S3, Summer school, Research, publikasi dll. Sehingga MOU yang telah kita sepakati dapat bermanfaat bagi kedua negara yaitu Indonesia dan Rusia," katanya.
Menurut Arif, biaya hidup di Moskow tidak terlalu tinggi, peluang untuk segera menjalankan progran pertukaran mahasiswa semakin besar. Begitu pula RSAU MTAA adalah universitas pertanian terkemuka di Rusia.
Ia mengatakan, Eropa Timur perlu terus digali kelebihan teknologi pertaniannya. Juga, Rusia telah diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi dunia sehingga kerjasama perlu dirintis dari sekarang.
Rektor dari Russian State Agrarian University - Moscow Timiryazev Agricultural Academy, Prof Galina D. Zolin mengatakan, ada tiga mahasiswa Indonesia yang tahun ini memperoleh beasiswa dari Pemerintah Rusia setelah setahun lalu seorang mahasiswa lebih dahulu menjalani pendidikan S3 di kampus tersebut.
"Kami berharap kerja sama ini dapat berlangsung dengan baik tidak hanya kerjasama berbentuk MOU saja melainkan dapat diaplikasikan," kata Galina.
Ia menjelaskan tiga mahasiswa Indonesia yang diterima kuliah di Rusia dengan jenjang pendidikan S1 yaitu jurusan Agronomi, teknologi nutrisi dan lingkungan.
Menurutnya, sebelum aktif berkuliah, ketiganya mengikuti pendidikan bahasa Rusia lebih dahulu selama satu tahun pertama.
"Tahun berikutnya dilanjut dengan pendidikan S1 nya. Sebelum ini kami hanya ada satu mahasiswa saja yaitu Ade Irma Elvira yang sekarang berkuliah S3 disini," kata Rektor RSAU MTAA.
Sebelum pertemuan berakhir, Galina menyatakan akan berkunjung ke Indonesia yang sebelumnya sempat tertunda dalam menghadiri kegiatan GreenMetric University World Rangking yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di Undip bulan April 2018 lalu.
Setelah pertemuan, Rektor IPB dan UI diajak mengunjungi museum agronomi dan tanah Timiryazev.
Ada berbagai jenis tanah yang dapat dilihat di museum tersebut karena RSAU MTAA memiliki spesialisasi dan departemen unggulan yaitu agronomi dan tanah. Jurusan itu merupan jurusan paling favorit ?diantara jurusan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Rektor IPB, Dr Arif Satria dalam siaran pers yang diterima Antara di Bogor, Kamis, mengatakan IPB dan UI telah menandatangani nota kesepahaman tentang dua hal yaitu pendidikan termasuk pertukaran mahasiswa, dosen, dan penelitian bidang pertanian, serta lingkungan.
"Ini merupakan bagian dari kunjungan kerja beberapa rektor perguruan tinggi negeri dan PLN tentang pembangunan energi di Rusia," kata Arif.
Penandatangan kerja sama kesepahaman langsung dilakukan Rektor IPB dan Rektor UI, Muhammad Anis.
Kedatangan IPB dan UI disambut hangat oleh Rektor dari Russian State Agrarian University - Moscow Timiryazev Agricultural Academy, Prof Galina D Zolin.
Arif berharap kerja sama ini bisa diimplementasikan dalam waktu dekat dan bisa dimulai dengan pertukaran mahasiswa.
"Kami mengharapkan hal yang sama yaitu kerja sama dalam bidang pertukaran pelajar baik jenjang pendidikan S1, S2 dan S3, Summer school, Research, publikasi dll. Sehingga MOU yang telah kita sepakati dapat bermanfaat bagi kedua negara yaitu Indonesia dan Rusia," katanya.
Menurut Arif, biaya hidup di Moskow tidak terlalu tinggi, peluang untuk segera menjalankan progran pertukaran mahasiswa semakin besar. Begitu pula RSAU MTAA adalah universitas pertanian terkemuka di Rusia.
Ia mengatakan, Eropa Timur perlu terus digali kelebihan teknologi pertaniannya. Juga, Rusia telah diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi dunia sehingga kerjasama perlu dirintis dari sekarang.
Rektor dari Russian State Agrarian University - Moscow Timiryazev Agricultural Academy, Prof Galina D. Zolin mengatakan, ada tiga mahasiswa Indonesia yang tahun ini memperoleh beasiswa dari Pemerintah Rusia setelah setahun lalu seorang mahasiswa lebih dahulu menjalani pendidikan S3 di kampus tersebut.
"Kami berharap kerja sama ini dapat berlangsung dengan baik tidak hanya kerjasama berbentuk MOU saja melainkan dapat diaplikasikan," kata Galina.
Ia menjelaskan tiga mahasiswa Indonesia yang diterima kuliah di Rusia dengan jenjang pendidikan S1 yaitu jurusan Agronomi, teknologi nutrisi dan lingkungan.
Menurutnya, sebelum aktif berkuliah, ketiganya mengikuti pendidikan bahasa Rusia lebih dahulu selama satu tahun pertama.
"Tahun berikutnya dilanjut dengan pendidikan S1 nya. Sebelum ini kami hanya ada satu mahasiswa saja yaitu Ade Irma Elvira yang sekarang berkuliah S3 disini," kata Rektor RSAU MTAA.
Sebelum pertemuan berakhir, Galina menyatakan akan berkunjung ke Indonesia yang sebelumnya sempat tertunda dalam menghadiri kegiatan GreenMetric University World Rangking yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di Undip bulan April 2018 lalu.
Setelah pertemuan, Rektor IPB dan UI diajak mengunjungi museum agronomi dan tanah Timiryazev.
Ada berbagai jenis tanah yang dapat dilihat di museum tersebut karena RSAU MTAA memiliki spesialisasi dan departemen unggulan yaitu agronomi dan tanah. Jurusan itu merupan jurusan paling favorit ?diantara jurusan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018