Bogor, 6/2 (Antara) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat melalui Kantor Koperasi dan UKM setempat terus mengembangkan ptogram rintisan model pengembangan pedagang kaki lima (PKL) di wilayah tersebut.
"Program rintisan model pengembangan PKL saat ini difokuskan untuk pedagang dibidang pangan atau kuliner," kata Kepala Kantor Koperasi dan UKM Kota Bogor, Adang Rachmat, di Bogor, Rabu.
Adang menyebutkan, program rintisan model pengembangan PKL tersebut sebenarnya sudah dilaksanakan sejak 2011. Program tersebut merupakan kesepakatan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Pemerintah Kota Bogor.
Kesepakatan bersama tersebut tertuang dalam surat?Nomor 01/Mou/Dep.07/10/2011, Nomor 518/KK.14-KUMKM/2011 tentang model pengembangan PKL pangan/kuliner di Kota Bogor.
Menindak lanjuti nota kesepahaman tersebut, lanjut Adang, telah dilaksanakan survei dilapangan yang lakukan oleh tim dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kota Bogor dan Kementerian Koperasi dan UKM untuk menentukan lokasi atau zona rintisan model pengembangan PKL pangan atau kuliner di Kota Bogor.
"Dari 14 zona PKL di Kota Bogor yang telah mendapat legalitas Pemerintah Kota Bogor sesuai SK Walikota Bogor Nomor 511.23.4563 tahun 2010 tentang penunjukan
lokasi pembinaan dan penataan usaha PKL," ujarnya.
Adang melanjutkan, dari 14 zona tersebut, ditetapkan empat zona PKL yang menjadi rintisan model pengembangan PKL pangan dan kuliner.
Zona terdebut yakni?Binamarga di Jalan Binamarga dengan jumlah PKL sebanyak
19 orang, zona Ekalokasari di Jalan Ekalokasari III dengan jumlah PKL 32 orang,
zona Gang Selot di Jalan Djuanda Kelurahan Paledang dengan jumlah PKL 32 orang,
serta zona Bangbarung di Jalan Bangbarung Raya dengan jumlah PKL 14 orang. ?
Selanjutnya, dari empat lokasi pengembangan PKL tersebut telah dibentuk dua
unitkoperasi yang berbadan hukum yaitu, Koperasi Bineka (Pedagan Binamarga dan Ekalokasari) dan Koperasi Selobang (Gang Selot dan Bangbarung).
Adang mengungkapkan, melalui rintisan model pengembangan PKL pangan atau
kuliner di Kota Bogor, maka diluncurkan berbagai bantuan dari Kementerian Koperasi
dan UKM dan Kementerian sosial.
Bantuan yang dikucurkan diantaranya yaitu ?bantuan pengembangan Koperasi dari
Deputi Bidang Pembiyaan Koperasi dan UKM untuk KSU Bineka dan KSU Selobang.?
"Kedua KSU itu ?masing-masing menerima bantuan sebesar Rp50 juta," ujar
Adang.
Selain itu, melalui program tersebut juga diberikan bantuan pengadaan ?sarana dan prasarana usaha PKL KSU pedagang selobang dari Deputi Bidang Pengkajian
Sumberdaya UMKM sebesar Rp60 juta.?
Kemudian bantuan dari Deputi Pemasaran dan Jaringan sebesar Rp300 juta untuk
KSU pedagang Bineka.
Bantuan lainnya, lanjut Adang, dari Kementerian Sosial untuk memperkuat kelompok usaha bersama sebanyak empat kelompok, masing-masing kelompok
menerima bantuan Rp 30 juta, serta bantuan dari Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha untuk KSU pedagang Gang Selot sebesar Rp225 juta.
Menurut Adang, melalui guliran bantuan ini telah membuahkan hasil yang
menggembirakan, yakni meningkatnya pendapatan harian PKL anggota Koperasi
Selobang yakni mencapai 13,74 persen.?
Sedangkan Koperasi Bineka, memiliki pendapatan meningkat sebesar 16,04 persen. ?
Begitu pula, pendapatan bersih PKL anggota Koperasi Gang Selot dan Bangbarung
meningkat sebesar 9,01 persen dan pendapatan bersih PKL anggota Koperasi Binamarga dan Ekalokasari meningkat sebesar 11,64 persen.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013
"Program rintisan model pengembangan PKL saat ini difokuskan untuk pedagang dibidang pangan atau kuliner," kata Kepala Kantor Koperasi dan UKM Kota Bogor, Adang Rachmat, di Bogor, Rabu.
Adang menyebutkan, program rintisan model pengembangan PKL tersebut sebenarnya sudah dilaksanakan sejak 2011. Program tersebut merupakan kesepakatan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Pemerintah Kota Bogor.
Kesepakatan bersama tersebut tertuang dalam surat?Nomor 01/Mou/Dep.07/10/2011, Nomor 518/KK.14-KUMKM/2011 tentang model pengembangan PKL pangan/kuliner di Kota Bogor.
Menindak lanjuti nota kesepahaman tersebut, lanjut Adang, telah dilaksanakan survei dilapangan yang lakukan oleh tim dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kota Bogor dan Kementerian Koperasi dan UKM untuk menentukan lokasi atau zona rintisan model pengembangan PKL pangan atau kuliner di Kota Bogor.
"Dari 14 zona PKL di Kota Bogor yang telah mendapat legalitas Pemerintah Kota Bogor sesuai SK Walikota Bogor Nomor 511.23.4563 tahun 2010 tentang penunjukan
lokasi pembinaan dan penataan usaha PKL," ujarnya.
Adang melanjutkan, dari 14 zona tersebut, ditetapkan empat zona PKL yang menjadi rintisan model pengembangan PKL pangan dan kuliner.
Zona terdebut yakni?Binamarga di Jalan Binamarga dengan jumlah PKL sebanyak
19 orang, zona Ekalokasari di Jalan Ekalokasari III dengan jumlah PKL 32 orang,
zona Gang Selot di Jalan Djuanda Kelurahan Paledang dengan jumlah PKL 32 orang,
serta zona Bangbarung di Jalan Bangbarung Raya dengan jumlah PKL 14 orang. ?
Selanjutnya, dari empat lokasi pengembangan PKL tersebut telah dibentuk dua
unitkoperasi yang berbadan hukum yaitu, Koperasi Bineka (Pedagan Binamarga dan Ekalokasari) dan Koperasi Selobang (Gang Selot dan Bangbarung).
Adang mengungkapkan, melalui rintisan model pengembangan PKL pangan atau
kuliner di Kota Bogor, maka diluncurkan berbagai bantuan dari Kementerian Koperasi
dan UKM dan Kementerian sosial.
Bantuan yang dikucurkan diantaranya yaitu ?bantuan pengembangan Koperasi dari
Deputi Bidang Pembiyaan Koperasi dan UKM untuk KSU Bineka dan KSU Selobang.?
"Kedua KSU itu ?masing-masing menerima bantuan sebesar Rp50 juta," ujar
Adang.
Selain itu, melalui program tersebut juga diberikan bantuan pengadaan ?sarana dan prasarana usaha PKL KSU pedagang selobang dari Deputi Bidang Pengkajian
Sumberdaya UMKM sebesar Rp60 juta.?
Kemudian bantuan dari Deputi Pemasaran dan Jaringan sebesar Rp300 juta untuk
KSU pedagang Bineka.
Bantuan lainnya, lanjut Adang, dari Kementerian Sosial untuk memperkuat kelompok usaha bersama sebanyak empat kelompok, masing-masing kelompok
menerima bantuan Rp 30 juta, serta bantuan dari Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha untuk KSU pedagang Gang Selot sebesar Rp225 juta.
Menurut Adang, melalui guliran bantuan ini telah membuahkan hasil yang
menggembirakan, yakni meningkatnya pendapatan harian PKL anggota Koperasi
Selobang yakni mencapai 13,74 persen.?
Sedangkan Koperasi Bineka, memiliki pendapatan meningkat sebesar 16,04 persen. ?
Begitu pula, pendapatan bersih PKL anggota Koperasi Gang Selot dan Bangbarung
meningkat sebesar 9,01 persen dan pendapatan bersih PKL anggota Koperasi Binamarga dan Ekalokasari meningkat sebesar 11,64 persen.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013