Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian (IPB) resmi meluncurkan Asrama Kepemimpinan untuk mengembangkan karakter kebangsaan kepada mahasiswa sebagai salah satu upaya menangkal dan mencegah radikalisme masuk ke kalangan kampus.
"Inshaa Allah kampus IPB makin kondusif untuk pengembangan karakter kebangsaan," kata Rektor IPB Dr Arif Satria di Bogor, Senin.
Arif mengatakan, upaya menguatkan karakter kebangsaan para mahasiswa salah satunya melalui asrama mahasiswa maupun asrama kepemimpinan yang baru diresmikan hari ini.
Asrama Kepemimpinan, lanjutnya, merupakan upaya IPB menjadi ladang persemaian calon-calon pemimpin.
Menurutnya, dasar pendirian asrama kepemimpinan, untuk memberikan fasilitas kepada aktivis mahasiswa, melalui program pembinaan, agar lebih terarah dan punya kualitas lebih bagus lagi dari aktivis lainnya.
Tahap awal asrama ini memiliki kapasitas untuk 52 orang, mahasiswa dapat menempati asrama ini secara gratis hanya selama satu tahun atau selama masa menjabat sebagai pimpinan organisasi atau lembaga di kampus.
"Melalui Asrama Kepemimpinan mahasiswa mendapat tambahan skill lainnya, seperti skill dalam kemampuan berbicara di depan publik, kemampuan berpikir, daya nalar, dan pembangunan karakter yang diperkuat lagi," katanya.
Ia menambahkan, IPB kini terus memperkuat pendidikan karakter kebangsaan di asrama. Karena asrama adalah media untuk pendidikan multikultural.
"Dengan pola pendidikan multikultural dan pendidikan karakter di IPB. Jangan ragukan nasionalisme mahasiswa kita," katanya.
Seperti diketahui, sudah sejak lama mahasiswa IPB berasal dari berbagai pelosok Tanah Air. IPB adalah miniatur Indonesia. Maka keberagaman bukanlah hal baru di IPB.
"Insya Allah mahasiswa pun akan makin disibukkan dengan kegiatan pengembangan "soft skill untuk memperkuat ciri mahasiswa IPB sebagai calon "technopreneur," kata Arif menambahkan.
Sementara itu, terkait pemberitaan salah satu media `online` yang menyatakan pernah ada aliran sesat di IPB. Arif menyatakan, pernyataan itu tidak benar.
"Tidak benar saya menyebutkan di IPB pernah berkembang aliran sesat sebagaimana ditulis sebuah media online," kata Arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Inshaa Allah kampus IPB makin kondusif untuk pengembangan karakter kebangsaan," kata Rektor IPB Dr Arif Satria di Bogor, Senin.
Arif mengatakan, upaya menguatkan karakter kebangsaan para mahasiswa salah satunya melalui asrama mahasiswa maupun asrama kepemimpinan yang baru diresmikan hari ini.
Asrama Kepemimpinan, lanjutnya, merupakan upaya IPB menjadi ladang persemaian calon-calon pemimpin.
Menurutnya, dasar pendirian asrama kepemimpinan, untuk memberikan fasilitas kepada aktivis mahasiswa, melalui program pembinaan, agar lebih terarah dan punya kualitas lebih bagus lagi dari aktivis lainnya.
Tahap awal asrama ini memiliki kapasitas untuk 52 orang, mahasiswa dapat menempati asrama ini secara gratis hanya selama satu tahun atau selama masa menjabat sebagai pimpinan organisasi atau lembaga di kampus.
"Melalui Asrama Kepemimpinan mahasiswa mendapat tambahan skill lainnya, seperti skill dalam kemampuan berbicara di depan publik, kemampuan berpikir, daya nalar, dan pembangunan karakter yang diperkuat lagi," katanya.
Ia menambahkan, IPB kini terus memperkuat pendidikan karakter kebangsaan di asrama. Karena asrama adalah media untuk pendidikan multikultural.
"Dengan pola pendidikan multikultural dan pendidikan karakter di IPB. Jangan ragukan nasionalisme mahasiswa kita," katanya.
Seperti diketahui, sudah sejak lama mahasiswa IPB berasal dari berbagai pelosok Tanah Air. IPB adalah miniatur Indonesia. Maka keberagaman bukanlah hal baru di IPB.
"Insya Allah mahasiswa pun akan makin disibukkan dengan kegiatan pengembangan "soft skill untuk memperkuat ciri mahasiswa IPB sebagai calon "technopreneur," kata Arif menambahkan.
Sementara itu, terkait pemberitaan salah satu media `online` yang menyatakan pernah ada aliran sesat di IPB. Arif menyatakan, pernyataan itu tidak benar.
"Tidak benar saya menyebutkan di IPB pernah berkembang aliran sesat sebagaimana ditulis sebuah media online," kata Arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018