Bogor (Antaranews Megapolitan) - Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) di kancah nasional. Kali ini, tiga mahasiswa IPB yang terdiri dari Bella Safira dan Roza Destrinanda (Keduanya dari Departemen Manajemen) serta Futiha Hikmatul Husna (Departemen Biokimia) berhasil meraih juara pertama pada lomba Debat Kefarmasian di Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan (13-14/4).
Kompetisi Debat Kefarmasian merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka Pharmaceutical Sciences and Research Competition (Prescription) 2018.
Kompetisi ini merupakan ajang tahunan yang cukup bergengsi dan sangat diminati oleh mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa farmasi di Indonesia. Untuk meraih juara dalam kompetisi debat ini, ketiga mahasiswa tersebut harus bersaing dengan tim-tim dari perguruan tinggi se-Indonesia.
Topik-topik yang dibahas dalam pelombaan ini berkaitan seputar kesehatan, analisa kebijakan kesehatan dan hal-hal menarik tentang kefarmasian lainnya.
“Kami sangat antusias dalam mengikuti kompetisi ini. Sejujurnya ini merupakan pengalaman pertama saya dalam mengikuti kompetisi perdebatan. Alhamdulillah, senang rasanya adanya kolaborasi dalam tim, saya mendapatkan banyak ilmu tentang farmasi dan kesehatan dan bisa belajar teknik berdebat dari tim sendiri maupun tim lawan,” ujar Bella.
Menyuarakan argumen dan solusi di perlombaan ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi mereka bertiga. Terlebih mereka dihadapkan pada mosi-mosi seputar dunia kefarmasian, sehingga harus banyak membaca dan mengasah kecerdasan analisa.
“Dari babak awal hingga grandfinal kami sangat bersyukur. Ternyata kami selalu diberikan kemenangan melawan tim-tim lawan. Kami sempat bingung ketika kami belum memahami topik mengenai obat-obat tradisional yang masuk ke dalam daftar BPJS. Tapi alhamdulillah tim kami bisa sampai ke babak final,” ujar Rosa.
Setelah bertanding dari babak penyisihan hingga ke grand final, akhirnya tim dari IPB berhasil meraih juara pertama dalam perlombaan ini. Untuk juara kedua diraih oleh tuan rumah yaitu Universitas Hasanuddin dan juara ketiga diraih oleh Universitas Negeri Yogyakarta.(Husna/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Kompetisi Debat Kefarmasian merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka Pharmaceutical Sciences and Research Competition (Prescription) 2018.
Kompetisi ini merupakan ajang tahunan yang cukup bergengsi dan sangat diminati oleh mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa farmasi di Indonesia. Untuk meraih juara dalam kompetisi debat ini, ketiga mahasiswa tersebut harus bersaing dengan tim-tim dari perguruan tinggi se-Indonesia.
Topik-topik yang dibahas dalam pelombaan ini berkaitan seputar kesehatan, analisa kebijakan kesehatan dan hal-hal menarik tentang kefarmasian lainnya.
“Kami sangat antusias dalam mengikuti kompetisi ini. Sejujurnya ini merupakan pengalaman pertama saya dalam mengikuti kompetisi perdebatan. Alhamdulillah, senang rasanya adanya kolaborasi dalam tim, saya mendapatkan banyak ilmu tentang farmasi dan kesehatan dan bisa belajar teknik berdebat dari tim sendiri maupun tim lawan,” ujar Bella.
Menyuarakan argumen dan solusi di perlombaan ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi mereka bertiga. Terlebih mereka dihadapkan pada mosi-mosi seputar dunia kefarmasian, sehingga harus banyak membaca dan mengasah kecerdasan analisa.
“Dari babak awal hingga grandfinal kami sangat bersyukur. Ternyata kami selalu diberikan kemenangan melawan tim-tim lawan. Kami sempat bingung ketika kami belum memahami topik mengenai obat-obat tradisional yang masuk ke dalam daftar BPJS. Tapi alhamdulillah tim kami bisa sampai ke babak final,” ujar Rosa.
Setelah bertanding dari babak penyisihan hingga ke grand final, akhirnya tim dari IPB berhasil meraih juara pertama dalam perlombaan ini. Untuk juara kedua diraih oleh tuan rumah yaitu Universitas Hasanuddin dan juara ketiga diraih oleh Universitas Negeri Yogyakarta.(Husna/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018