Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menjajaki kerja sama dengan Monash University, Australia, untuk membangun perdesaan di Indonesia.
"Kemendes PDTT akan menjajaki kerja sama dengan Monash University, karena Edward Buckingham, Profesor of Management and Director of Engagement at Monash Business School mempelajari Desa di Indonesia," kata Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Penjajakan kerja sama dengan Monash University menunjukkan keseriusan Menteri Eko dalam meningkatkan pembangunan desa.
Sebelumnya, kerja sama dengan lingkungan kampus juga telah dilakukan Menteri Eko dengan sejumlah perguruan tinggi di dalam negeri.
Eko menambahkan Kemendes PDTT sudah memiliki forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) yang salah satu tugasnya untuk menyeleksi pendamping desa dan melakukan KKN Tematik.
Sejauh ini, proses perekrutan pendamping desa yang melibatkan provinsi juga telah menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi.
Bukan hanya menyeleksi, tapi juga bisamemanfaatkan tenaga-tenaga dari universitas untuk menjadi pendamping desa.
Sedangkan untuk program KKN Tematik, Pertides pada tahun lalu telah mengirimkan lebih dari 75 ribu untuk melakukan KKN tematik diberbagai daerah di seluruh Indonesia untuk membantu membuat jembatan, saluran irigasi, administrasi desa, dan lain-lain.
"Dengan adanya peran dari Pertides diharapkan dapat mengubah status desa sangat tertinggal atau tertinggal menjadi desa berkembang, mengubah desa berkembang, menjadi desa mandiri," katanya.
Selain itu, Eko mengatakan bahwa Kemendes PDTT juga berupaya merangkul para alumni perguruan tinggi agar terlibat dalam membangun desa.
"Pemerintah saat ini tengah membangun infrastruktur yang sangat massif di seluruh Indonesia. Seperti pembangunanjalan tol, jembatan, saluran irigasi, bendungan dan pembangunan fisik lainnya. Sedangkan pembangunan itu membutuhkan tenaga siap pakai seperti dari jurusan teknik," kata Eko.
Dalam hal ini, dia menuturkan jika Kemendes PDTT siap memfasilitasi sejumlah perusahaan dan perbankan baik BUMN maupun swasta untuk dapat menyerap tenaga alumni dari sejumlah perguruan tinggi yang memiliki keahlian terutama dalam membangun desa.
"Dengan adanya sejumlah peluang yang ada, mudah-mudahan mereka bisa langsung menangkap peluang itu. Kita akan bantu menjembatani dengan dunia usaha supaya keahlian para alumni bisa langsung diserap," ujarnya.
Menteri Eko dalam kunjungan kerjanya ke Melbourne, Australia, menjadi pembicara di Monash University dalam acara Australia Indonesia Businwsa Forum (AIBF 2018) yang mengangkat tema Breaking Barriers Discovery My Courage.
Dalam kesempatan itu Mendes memberikan motivasi kepada para pelajar Indonesia agar sukses dan mengajak kembali ke Indonesia.
"Masih banyak potensi desa yang perlu digali dan dikembangkan," katanya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Konsul Jenderal RI di Victoria dan Tasmania Spica Tutuhatunewa dan Professor of Management and Director of Engagement at Monash Business School, Edward Buckingham.
Selain itu juga hadir The Engagement Coordinator of The Australia-Indonesia Centre, Perwakilan dari Australia Indonesia Youth Assosiation (AIYA), Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia(PPIA). (ANT/BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Kemendes PDTT akan menjajaki kerja sama dengan Monash University, karena Edward Buckingham, Profesor of Management and Director of Engagement at Monash Business School mempelajari Desa di Indonesia," kata Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Penjajakan kerja sama dengan Monash University menunjukkan keseriusan Menteri Eko dalam meningkatkan pembangunan desa.
Sebelumnya, kerja sama dengan lingkungan kampus juga telah dilakukan Menteri Eko dengan sejumlah perguruan tinggi di dalam negeri.
Eko menambahkan Kemendes PDTT sudah memiliki forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) yang salah satu tugasnya untuk menyeleksi pendamping desa dan melakukan KKN Tematik.
Sejauh ini, proses perekrutan pendamping desa yang melibatkan provinsi juga telah menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi.
Bukan hanya menyeleksi, tapi juga bisamemanfaatkan tenaga-tenaga dari universitas untuk menjadi pendamping desa.
Sedangkan untuk program KKN Tematik, Pertides pada tahun lalu telah mengirimkan lebih dari 75 ribu untuk melakukan KKN tematik diberbagai daerah di seluruh Indonesia untuk membantu membuat jembatan, saluran irigasi, administrasi desa, dan lain-lain.
"Dengan adanya peran dari Pertides diharapkan dapat mengubah status desa sangat tertinggal atau tertinggal menjadi desa berkembang, mengubah desa berkembang, menjadi desa mandiri," katanya.
Selain itu, Eko mengatakan bahwa Kemendes PDTT juga berupaya merangkul para alumni perguruan tinggi agar terlibat dalam membangun desa.
"Pemerintah saat ini tengah membangun infrastruktur yang sangat massif di seluruh Indonesia. Seperti pembangunanjalan tol, jembatan, saluran irigasi, bendungan dan pembangunan fisik lainnya. Sedangkan pembangunan itu membutuhkan tenaga siap pakai seperti dari jurusan teknik," kata Eko.
Dalam hal ini, dia menuturkan jika Kemendes PDTT siap memfasilitasi sejumlah perusahaan dan perbankan baik BUMN maupun swasta untuk dapat menyerap tenaga alumni dari sejumlah perguruan tinggi yang memiliki keahlian terutama dalam membangun desa.
"Dengan adanya sejumlah peluang yang ada, mudah-mudahan mereka bisa langsung menangkap peluang itu. Kita akan bantu menjembatani dengan dunia usaha supaya keahlian para alumni bisa langsung diserap," ujarnya.
Menteri Eko dalam kunjungan kerjanya ke Melbourne, Australia, menjadi pembicara di Monash University dalam acara Australia Indonesia Businwsa Forum (AIBF 2018) yang mengangkat tema Breaking Barriers Discovery My Courage.
Dalam kesempatan itu Mendes memberikan motivasi kepada para pelajar Indonesia agar sukses dan mengajak kembali ke Indonesia.
"Masih banyak potensi desa yang perlu digali dan dikembangkan," katanya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Konsul Jenderal RI di Victoria dan Tasmania Spica Tutuhatunewa dan Professor of Management and Director of Engagement at Monash Business School, Edward Buckingham.
Selain itu juga hadir The Engagement Coordinator of The Australia-Indonesia Centre, Perwakilan dari Australia Indonesia Youth Assosiation (AIYA), Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia(PPIA). (ANT/BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018