Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Pertanian akan memperluas lahan pertanian dengan memanfaatkan lahan tidur berupa lahan kering dan lahan rawa untuk mewujudkan Indonesia lumbung pangan dunia 2045.
Rencana perluasan lahan pertanian dengan memanfaatkan lahan kering dan lahan rawa dibahas dalam rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Balitbangtan Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin.
Rakor tersebut berlangsung secara tertutup, namun memberikan arahan agar peluasan areal tanam lahan pertanian di lahan kering dan rawa didukung teknologi di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).
"Arahan pak Menteri yang pertama kita bangunkan lahan tidur, lahan rawa 10 juta hekatare, dan lahan kering 10 juta hektare," kata Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBPPSLP) Prof Dedi Nursyamsi.
Menurut Dedi, sejauh ini BBPPSLP telah mengidentifikasi luas lahan tidur berupa lahan kering dan lahan rawa. Dari hasil identifikasi tersebut, potensi lahan kering di Indonesia ada 24 juta hektare, dan lahan rawa yang potensi ada 15 juta hektare.
"Kita akan bangunkan lahan itu, setelah dibuka kita dukung dengan berbagai teknologinya," katanya.
Beberapa teknologi yang akan digunakan seperti varietas padi, maupun jagung yang digunakan, penggunaan alat mesit pertanian, manajemen pengelolaan air, dan pendampingan.
Dalam rakor tersebut Balitbangtan memaparkan sejumlah teknologi yang akan digunakan di area pengembangan lahan pertanian di kawasan rawa dan kering, seperti pola tanam jagung zigzag.
Menteri pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi Balitbangtan yang menemukan pola tanam baru jagung dengan pola zigzag sehingga mampu memproduksi jagung 20 ton per hekatare.
"Saya juga menugaskan agar membuat peta lahan rawa dan lahan kering. Di mana lahan kering ini kekurangan air dan lahan rawa kelebihan air kita kelola menjadi lahan produksi," kata Amran.
Saat ini luas lahan pertanian seluas 8 juta hektare,dan akan diperluas untuk mendukung terwujudnya Indonesia lumbung pangan dunia 2045 menjadi 14 juta hektare. Perluasan ini dilakukan bertahap, sedangkan tahun 2018 ada satu juta hektare yang akan digarap.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Rencana perluasan lahan pertanian dengan memanfaatkan lahan kering dan lahan rawa dibahas dalam rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Balitbangtan Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin.
Rakor tersebut berlangsung secara tertutup, namun memberikan arahan agar peluasan areal tanam lahan pertanian di lahan kering dan rawa didukung teknologi di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).
"Arahan pak Menteri yang pertama kita bangunkan lahan tidur, lahan rawa 10 juta hekatare, dan lahan kering 10 juta hektare," kata Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBPPSLP) Prof Dedi Nursyamsi.
Menurut Dedi, sejauh ini BBPPSLP telah mengidentifikasi luas lahan tidur berupa lahan kering dan lahan rawa. Dari hasil identifikasi tersebut, potensi lahan kering di Indonesia ada 24 juta hektare, dan lahan rawa yang potensi ada 15 juta hektare.
"Kita akan bangunkan lahan itu, setelah dibuka kita dukung dengan berbagai teknologinya," katanya.
Beberapa teknologi yang akan digunakan seperti varietas padi, maupun jagung yang digunakan, penggunaan alat mesit pertanian, manajemen pengelolaan air, dan pendampingan.
Dalam rakor tersebut Balitbangtan memaparkan sejumlah teknologi yang akan digunakan di area pengembangan lahan pertanian di kawasan rawa dan kering, seperti pola tanam jagung zigzag.
Menteri pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi Balitbangtan yang menemukan pola tanam baru jagung dengan pola zigzag sehingga mampu memproduksi jagung 20 ton per hekatare.
"Saya juga menugaskan agar membuat peta lahan rawa dan lahan kering. Di mana lahan kering ini kekurangan air dan lahan rawa kelebihan air kita kelola menjadi lahan produksi," kata Amran.
Saat ini luas lahan pertanian seluas 8 juta hektare,dan akan diperluas untuk mendukung terwujudnya Indonesia lumbung pangan dunia 2045 menjadi 14 juta hektare. Perluasan ini dilakukan bertahap, sedangkan tahun 2018 ada satu juta hektare yang akan digarap.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018