Bogor, 10/1 (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menginstruksikan siswa SD Negeri Banar 01 untuk dapat bersekolah kembali dengan sistem giliran atau menggunakan shift pagi dan sore.

"Kegiatan belajar mengajar akan tetap dilanjutkan, kita sarankan untuk sementara waktu menggunakan sistem shift pagi dan siang," kata Rustandi Kepala Dinas Pendidikan, Kabupaten Bogor, di Bogor, Kamis.

SD Negeri Banar 01 yang terletak di Kampung Babakan Tajur, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ambruk Selasa (8/1) pagi saat siswa sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Atap gedung sekolah ambruk hingga menciderai seorang guru, serta melukai 34 orang siswa dimana 28 orang luka ringan dan enam orang diantaranya luka berat.

Menurut Rustandi, kejadian ambruknya atap sekolah SD tersebut merupakan musibah yang tidak dapat diduga siapapun.

"Kejadian ini teguran untuk kita semua, dan menjadi pelajar kepada kita bagaimana secepatnya memuliskan kembali kondisi sekolah," katanya.

Rustandi mengatakan, pihaknya mengupayakan untuk sementara waktu sebelum perbaikan sekolah yang ambruk selesai siswa dapat belajar di gedung sekolah yang masih tersisa.

Menurutnya, SD Negeri Banar 01 memiliki dua unit bangunan sekolah. Satu unit terdiri dari empat ruang dimana tiga ruang merupakan ruang kelas belajar dan satu ruangan guru.

"Kita bisa memaksimalkan penggunaan satu unit bangunan sekolah yang masih tersisa, ada tiga kelas jadi bisa digunakan untuk belajar siswa secara bergantian," katanya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri Banar 01, Sukmadjaja mengatakan, pihaknya masih trauma untuk bisa belajar lagi dan khawatir atap bangunan yang tersisa ikut rumbuh.

"Masih ada sedikit rasa khawatir takut atap gedung ini rubuh juga," katanya.

Namun, lanjut Djaja, pihaknya tidak bisa meliburkan siswa cukup lama mengingat bulan ini merupakan bulan efektif belajar.

"Dua bulan lagi siswa akan memasukin masa ujian. Jadi bulan-bulan ini adalah bulan efektif belajar, akan sangat rugi bila siswa libur terlalu lama," katanya.



Laily R

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013