Bogor (Antaranews Megapolitan) - Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) menggelar Forum Ilmiah IKK bertajuk “Emosi Positif sebagai Kunci Keberhasilan Pendidikan Karakter’ yang bertempat di ruang AMG Connect Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Rabu (28/3). Kegiatan ini menghadirkan penulis buku-buku fenomenal tentang pendidikan karakter, yaitu Dr. Ratna Megawangi.

Forum ilmiah tersebut dihadiri oleh 38 peserta dari mahasiswa IKK IPB dan perwakilan dari setiap instansi, seperti Indonesia Heritage Foundation (IHF), Labschool Pendidikan Karakter IPB ISFA, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (PPLH LPPM IPB), Gita Family Conseling, Sekolah Sinar Cendekia dan Institut Agama Islam Sahid Bogor.

Sekretaris Departemen IKK FEMA IPB, Alfiasari SP, M.Si, menjelaskan bahwa Forum Ilmiah IKK bertujuan untuk mensosialisasikan topik-topik pembelajaran dan keilmuan yang didiskusikan dan diteliti di IKK. “Tema yang diangkat pada forum ilmiah pertama sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Output-nya, peserta akan mengetahui apa saja bidang keilmuan IKK, seperti kelekatan antara ibu dan anak, serta emosi postif pada anak. Selain itu peserta juga dapat inspirasi baru untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat di sekolah dan keluarga masing-masing,” ujar Alfiasari.

Pada forum ilmiah tersebut ,Dr. Ratna Megawangi menyebutkan bahwa emosi adalah sumber energi orang dalam berpikir dan akan menjadi dasar bagi seseorang mengambil keputusan atau berperilaku.

“Saat ini, pendidikan Indonesia kurang mengedepankan permasalahan moral. Emosi negatif yang dihasilkan dalam diri seseorang akan mendorong perilaku-perilaku buruk di masyarakat. Karena emosi akan menjadi kekuatan di dalam diri seseorang. Sehingga implikasi sosial yang dihasilkan dari emosi negatif banyak sekali diantaranya mudah tersulut, mudah terprovokasi, egois, narsis, kriminalitas tinggi, tidak jujur (korupsi), dan lari dari tanggung jawab,” jelas Dr. Ratna.

Dr. Ratna Megawangi juga menyarankan agar orangtua dan sekolah melindungi anak dari masalah kejiwaan (neurosis) dan menanamkan emosi positif sejak dini.

“Neurosis adalah permasalahan pada kejiwaan seseorang yang selalu merasa menderita, seperti takut, khawatir, curiga, waspada, sombong, dan sebagainya. Individu yang mengalami neurosis adalah mereka yang sejak kecilnya mendapatkan pengalaman emosi negatif (marah, kesel, minder, kecewa, dan dengki). Emosi negatif ini diterima dari perilaku-perilaku yang dilakukan oleh lingkungannya, yaitu rumah dan sekolah, sehingga akan membentuk kepribadian dan kesehatan jiwa anak,” lanjutnya.

Lebih lanjut Dr. Ratna mengatakan, sumber emosi positif adalah kelekatan antara ibu dan anak untuk menumbuhkan jiwa yang sehat dan toleran pada anak. Sekolah juga tidak perlu menggunakan sistem rangking dalam menilai akademis siswa, sehingga siswa menjadi mudah iri dan sombong. “Sistem pendidikan saat ini harus menciptakan lingkungan yang menumbuhkan emosi positif anak. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa orang-orang yang berhasil didukung oleh kecerdasan emosi sebanyak 80 persen,” tambahnya.

Pada kegiatan forum ilmiah selanjutnya, Dr. Alfiasari berharap dapat dilaksanakan dengan rutin dan mengajak instansi terkait lainnya.

“Harapannya kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala melingkupi tiga divisi besar IKK, yaitu anak, konsumen, dan keluarga. Tidak menutup kemungkinan ke depannya akan ada seminar yang lebih besar dan mengundang instansi dan mitra IKK, ” harap  Alfiasari. (UAM/ris)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018