Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Puluhan warga lanjut usia (lansia) di Desa Citarik, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar, melakukan pengelolaan sampah. Mereka yang diberdayakan oleh pemerintah desa setempat untuk bekerja di Tempat Pengolahan Sampah berbasis bank sampah Bukit Manunggal.
"TPA ini merupakan hasil dari rehabilitasi tempat penampungan sampah liar Bukit Manunggal sejak 2016. Kalau dahulu, kawasan ini sangat bau karena jadi sentral pembuangan sampah rumah tangga warga," kata Kades Citarik Moch Ledi Nurlaidi di Pelabuhan Ratu, Minggu.
TPA tersebut memiliki konsep kerja 3R (Reduse, Reuse dan Recycle) melalui sumber pendanaan awal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun anggaran 2016.
"Kami memperoleh bantuan satu unit mesin pencacah sampah nonorganik, satu unit mesin ayak sampah organik dan satu unit pemilah plastik berikut bangunan seluas 200 meter per segi," katanya.
Atas bantuan itu, tempat sampah liar di Bukit Manunggal kini sudah berganti dengan lingkungan pengolahan sampah yang bersih dan tertata rapi dengan melibatkan pemberdayaan warga.
"Totalnya ada 40 pekerja. Kami sengaja melibatkan kaum lansia di desa kami agar mereka bisa produktif di usianya sekarang dengan mengolah sampah," katanya.
Ledi mengatakan, volume sampah yang diolah rata-rata mencapai 5-10 Kg per kepala keluarga setiap harinya yang dikoordinatori oleh pengurus RT setempat.
"Rata-rata setiap pekan, para lansia di kampung ini bisa memperoleh pendpaatan Rp35 ribu-Rp60 ribu per orang," katanya.
Sampah yang diolah di TPS 3R itu berasal dari 14.000 jiwa penduduk yang tersebar di empat dusun, 10 RW dan 50 RT Desa Citarik.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"TPA ini merupakan hasil dari rehabilitasi tempat penampungan sampah liar Bukit Manunggal sejak 2016. Kalau dahulu, kawasan ini sangat bau karena jadi sentral pembuangan sampah rumah tangga warga," kata Kades Citarik Moch Ledi Nurlaidi di Pelabuhan Ratu, Minggu.
TPA tersebut memiliki konsep kerja 3R (Reduse, Reuse dan Recycle) melalui sumber pendanaan awal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun anggaran 2016.
"Kami memperoleh bantuan satu unit mesin pencacah sampah nonorganik, satu unit mesin ayak sampah organik dan satu unit pemilah plastik berikut bangunan seluas 200 meter per segi," katanya.
Atas bantuan itu, tempat sampah liar di Bukit Manunggal kini sudah berganti dengan lingkungan pengolahan sampah yang bersih dan tertata rapi dengan melibatkan pemberdayaan warga.
"Totalnya ada 40 pekerja. Kami sengaja melibatkan kaum lansia di desa kami agar mereka bisa produktif di usianya sekarang dengan mengolah sampah," katanya.
Ledi mengatakan, volume sampah yang diolah rata-rata mencapai 5-10 Kg per kepala keluarga setiap harinya yang dikoordinatori oleh pengurus RT setempat.
"Rata-rata setiap pekan, para lansia di kampung ini bisa memperoleh pendpaatan Rp35 ribu-Rp60 ribu per orang," katanya.
Sampah yang diolah di TPS 3R itu berasal dari 14.000 jiwa penduduk yang tersebar di empat dusun, 10 RW dan 50 RT Desa Citarik.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018