Bogor (Antaranews Megapolitan) - Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP), Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar studium generale bertajuk Sugar and Sugar Alternatives: Characterization, Health Ascpect, and Application yang bertempat di Auditorium Abdul Muis Nasution, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), Kampus IPB Dramaga (23/3).
Pembicara yang hadir adalah Kataryzna Swiader, staf pengajar di Human Nutrition and Consumer Sciences Faculty, Warsaw University of Life Sciences – SGGW Polandia. Peserta yang hadir dari berbagai departemen di IPB, serta perwakilan pertukaran mahasiswa dari Polandia dan Thailand.
Kataryzna Swiader memaparkan tentang berbagai jenis gula pada umumnya seperti sukrosa, laktosa sakarin, aspartame, siklamat, dan sebagainya. Ia juga menjelaskan karakteristik berbagai jenis gula tersebut, dampaknya bagi kesehatan, serta aplikasinya dalam bahan pangan.
“Gula dapat menyebabkan ketergantungan. Kita harus mencari alternatif dari gula yang saat ini digunakan. Berbagai penyakit disebabkan oleh gula diantaranya, diabetes, obesitas, penyakit jantung dan circulatory system, menurunkan imun, mendorong caries pada gigi, mempercepat proses penuaan dan sebagainya,” ujar Kataryzna.
Kataryzna juga menyebutkan berbagai macam alternatif gula yang di dapat dari bahan-bahan alami, seperti madu, stevia dari tumbuhan stevia di Amerika Selatan, Lo Han Gou dari Cina dan Asia Selatan, Agave Nectar dari tumbuhan agave, dan sebagainya.
Bahan-bahan alami tersebut memiliki komposisi yang sama seperti gula seperti sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Tetapi mengandung lebih banyak manfaat daripada gula seperti antioksidan, mengobati diabetes, kanker, alergi, penyakit hati, penyakit perut dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Selaku koordinator acara, Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, M.Agr mengatakan kegiatan ini adalah upaya untuk mempererat kerjasama antara Fateta dengan Human Nutrition and Consumer Sciences Faculty.
“Kami bekerjasama dalam beberapa hal, termasuk salah satunya adalah pertukaran pelajar dan staf pengajar. Dengan adanya kuliah ini, mahasiswa akan dapat gambaran yang lebih luas terkait teknologi pangan dan implementasinya,” ujar salah satu staf pengajar di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) IPB ini.
Prof. Hanny juga berharap kerjasama ini tidak hanya antara fakultas dengan fakultas tetapi bisa menjangkau yang lebih luas, seperti antar universitas sehingga akan melibatkan banyak fakultas di dalamnya. (UAM/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Pembicara yang hadir adalah Kataryzna Swiader, staf pengajar di Human Nutrition and Consumer Sciences Faculty, Warsaw University of Life Sciences – SGGW Polandia. Peserta yang hadir dari berbagai departemen di IPB, serta perwakilan pertukaran mahasiswa dari Polandia dan Thailand.
Kataryzna Swiader memaparkan tentang berbagai jenis gula pada umumnya seperti sukrosa, laktosa sakarin, aspartame, siklamat, dan sebagainya. Ia juga menjelaskan karakteristik berbagai jenis gula tersebut, dampaknya bagi kesehatan, serta aplikasinya dalam bahan pangan.
“Gula dapat menyebabkan ketergantungan. Kita harus mencari alternatif dari gula yang saat ini digunakan. Berbagai penyakit disebabkan oleh gula diantaranya, diabetes, obesitas, penyakit jantung dan circulatory system, menurunkan imun, mendorong caries pada gigi, mempercepat proses penuaan dan sebagainya,” ujar Kataryzna.
Kataryzna juga menyebutkan berbagai macam alternatif gula yang di dapat dari bahan-bahan alami, seperti madu, stevia dari tumbuhan stevia di Amerika Selatan, Lo Han Gou dari Cina dan Asia Selatan, Agave Nectar dari tumbuhan agave, dan sebagainya.
Bahan-bahan alami tersebut memiliki komposisi yang sama seperti gula seperti sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Tetapi mengandung lebih banyak manfaat daripada gula seperti antioksidan, mengobati diabetes, kanker, alergi, penyakit hati, penyakit perut dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Selaku koordinator acara, Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, M.Agr mengatakan kegiatan ini adalah upaya untuk mempererat kerjasama antara Fateta dengan Human Nutrition and Consumer Sciences Faculty.
“Kami bekerjasama dalam beberapa hal, termasuk salah satunya adalah pertukaran pelajar dan staf pengajar. Dengan adanya kuliah ini, mahasiswa akan dapat gambaran yang lebih luas terkait teknologi pangan dan implementasinya,” ujar salah satu staf pengajar di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) IPB ini.
Prof. Hanny juga berharap kerjasama ini tidak hanya antara fakultas dengan fakultas tetapi bisa menjangkau yang lebih luas, seperti antar universitas sehingga akan melibatkan banyak fakultas di dalamnya. (UAM/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018