Bogor (Antaranews Megapolitan) - Himpunan Mahasiswa Agrometeorologi (Himagreto) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar acara nonton bareng film 'An Inconvienent Sequel', Minggu, (18/3). Acara yang merupakan rangkaian kegiatan Meteorogical Day ini diselenggarakan di Cinemaxx Lippo Plaza Ekalokasari, Bogor. Acara ini dihadiri para siswa SMA, mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum.

“Acara ini merupakan kerjasama dengan Climate Reality Project Indonesia. Untuk acara ini kami mengundang sebanyak 15 SMA di Bogor. Tiap SMA kami beri dua tiket gratis. Untuk sisanya kami menjual tiket kepada masyarakat umum,” ujar Adnan Ramadhitya, Ketua Pelaksana Meteorological Day 2018.

Film berdurasi 110 menit ini merupakan film dokumenter yang menceritakan bagaimana bahayanya dampak perubahan iklim dari prespektif Al Gore. Perubahan iklim dapat membuat bumi menjadi panas, cuaca dingin yang buruk, kekeringan hingga kebakaran hutan.

“Kita telah memiliki data cuaca dan iklim terukur sejak tahun 1900-an. Pada tahun 2000-an dunia mencatat bermunculannya rekor – rekor baru seperti adanya bulan terpanas, tahun terpanas, tahun dengan curah hujan paling tinggi dan lain sebagainya. Rekor dunia pecah pada tahun 2016 yang disebut sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah. Hal ini menimbulkan dampak potensi terjadinya bencana alam. Perubahan iklim di negara dengan lintang tinggi akan mengakibatkan terjadinya cuaca ekstrem panas dan dingin serta menyebabkan adanya gelombang tinggi. Selain itu, juga  memicu suhu air laut menghangat yang menyebabkan hujan lebat dan muncul badai besar,” ujar Yon Sugiarto M.Sc,  dosen IPB pengampu mata kuliah Iklim dan Lingkungan yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut.

Di sinilah peran generasi muda di perlukan. Yon menuturkan bahwa generasi muda tentunya dapat berkontribusi dalam mencegah terjadinya perubahan iklim. Salah satu bentuk sederhana adalah dengan membuat sebuah gerakan dan menyebarkannya. “Generasi muda dapat memberikan contoh dalam mengurangi emisi. Misalnya dengan memanfaatkan kendaraan umum yang telah disediakan dibandingkan dengan menggunakan kendaraan bermotor pribadi. Saya rasa itu lebih efektif,” tambahnya.

“Harapan saya acara ini tidak hanya berhenti di sini, kita harus membuat gerakan bersama mensosialisasikan lingkungan termasuk iklim di dalamnya. Bumi kita hanya ada satu sehingga kita harus meninggalkan bumi ini dalam keadaan yang lebih baik bagi generasi berikutnya. Kita harus bertanggungjawab pada porsi masing – masing, sehingga dapat bersinergi dalam suatu gerakan yang berdampak bagi lingkungan,” tutup Yon.(PIT/ris)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Adnan R dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018