Bogor (Antaranews Megapolitan) - Rektor IPB Dr Arif Satria pimpin 11 perguruan tinggi yang tergabung dalam University Network fo Indonesia Export Develompment (UNIED) yang memberikan perhatian terhadap pengembangan kebijakan riset, dan pembelajaran dalam bidang ekspor.

"Penunjukan Rektor IPB sebagai ketua UNIED atas instruksi Menteri Keuangan. Tugas UNIED memberikan masukan kepada pemerintah untuk upaya peningkatan ekspor," kata Sekretaris UNIED Prof Firdaus, kepada Antara di Bogor, Kamis.

Firdaus menyebutkan Presiden melihat kinerja ekspor Indonesia melambat, untuk itu diperlukan dukungan, trobosan informasi, dan sumber daya manusia, menjadi lata belakang terbentuknya jejaring perguruan tinggi negeri tersebut.

"UNIED dibentuk Februari 2018 lalu diresmikan oleh Menteri Keuangan dan Kemenristekdikti," katanya.

Dalam memulai tugasnya UNIED bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) menggelar diskusi grup terarah atau FGD dengan topik daya saing keunggulan, dan kelemahan komoditas pertanian di Indonesia.

FGD dibuka oleh Ketua UNIED Arif Satria, dalam sambutannya ia mengatakan perguruan tinggi diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan ekspor dan berperan dalam peningkatakan "capacity building" UKM maupun dalam hal regulasi sampai pada isu-isu perdagangan, serta isu kualitas produk.

"FGD ini menjadi awal baik antara pemangku kepentingan dengan perguruan tinggi, agar agenda-agenda riset pergurun tinggi bisa memberikan sentuhan bagi peningkatan daya saing ekspor nasional," kata Arif.

UNIED memiliki 11 anggota perguruan tinggi negeri yakni IPB, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Deponegoro, Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin, Universitas Sebelas Maret, Universitas Riau, Universitas Mataran, dan Universitas Udayana.

Arif mengatakan saat ini UNIED memilik sembilan pokja yaitu bidang agro industri, bidang pertambangan, energi, dan galian, bidang industri manufaktur dan jasa pendukungnya, bidang jasa kepariwisataan, bidang maritim, bidang infrastruktur ekspor dan konstruksi, bidang telekomunikasi, jasa finansial, bidang jasa pendidikan tinggi, bidang industri kreatif, dan ekonomi digital.

Ketua Pokja bidang agro industri Prof Hermanto Siregar menyampaikan dalam FGD tersebut, daya saing dan potensi masing-masing komoditi unggulan, analisi situasi potensi dan hambatan pada internal considerations" serta "exsternal forces", rencana aksi mulai dari `market development, market penetration, diversifikasi, dan pengembangan produks masing-masing komoditi.

"Komoditi unggulan tersebut di antaranya, kopi, teh, kakao, kelapa sawit, mangga, manggis, jambu, kelapa, beras premium, jahe, anggrek, udang,tuna, dan lobster," kata Hermanto.

FGD UNIED dihadiri sejumlah pemangku kepentingan yakni Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, KADIN, para asosiasi dari berbagai komoditas pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018