Bogor (Antaranews Megapolitan) - Rektor Institut Pertanian Bogor Dr Arif Satria mengajak mahasiswa dalam Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) untuk bersama-sama mengawal reformasi pertanian di era desrupsi dan era digitalisasi saat ini.

"IPB sebagai kampus yang mempunyai tanggung jawab di bidang pertanian, ingin sekali mengawal reformasi pertanian di era desrupsi dan era digitalisasi saat ini," kata Arif saat membuka Seminar Nasional bertajuk "Islam, Ekonomi dan Kebangsaan" dalam pembukaan Munas ke IV KMNU di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Arif mengatakan persoalan pertanian adalah persoalan hidup mati bangsa seperti yang disampaikan Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno pada saat peletakan batu pertama pembangunan Kampus IPB.

Ia mengatakan sebagian mahasiswa IPB adalah anggota KMNU. Ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, PUI dan lainnya adalah ormas yang punya potensi besar karena bersentuhan langsung dengan masyarakat.

"IPB sebagai institusi yang punya komitmen untuk pengembangan masyarakat, harus bisa berkolaborasi dengan organisasi ektra kampus yang punya basis massa khususnya di bidang pertanian," kata Mantan Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) ini.

Seminar nasional dalam rangka Munas ke IV KMNU dihadiri ratusan mahasiswa yang berasal dari 24 perguruan tinggi di Indonesia seperti IPB selaku tuan rumah, UGM, Unair, dan lainnya.

Dalam rangka Munas ke IV KMNU, Arif mengingatkan para mahasiswa tentang era desrupsi yang kini sedang dihadapi oleh generasi saat ini. Era tersebut penuh dengan ketidakpastian.

Menurutnya ormas-ormas harus adaptif dengan perubahan, jika tidak bisa mengimbangi perubahan maka akan tergerus oleh zaman sehingga tidak bisa bertahap hidup.

"Saya yakni KMNU bisa membaca perubahan-perubahan itu, sehingga jika bisa adaptif terhadap perubahan, bisa juga menjadi kiblat dari perubahan," katanya.

Arif menambahkan keterbelakangan dan kebodohan bukan karena pendidikan, tetapi karena ketidakmampuan seseorang untuk mau terlibat dalam proses pembuatan sejarah.

"Jadi orang maju yang membuat sejarah sejarah baru, hanya dengan orang-orang yang mau membuat sejarah bangsa ini bisa maju. Dan IPB akan membantu para mahasiswa semua untuk mengantarkan mereka menjadi calon pemimpin yang tidak saja adaptif tetapi jadi kiblat perubahan," kata Arif.

Seminar nasional Islam, Ekonomi dan Kebangsaan dalam rangka Munas ke IV KMNU dihadiri pula Ketua Umum PBNU Prof Said Aqil Siradj.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018