Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mendorong pelaku industri pariwisata di wilayah itu untuk lebih inovatif dan kreatif guna mengatasi ketergantungan pada kegiatan pemerintah yang selama ini menjadi salah satu sumber pemasukan menyusul kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan pemerintah.
"Kita sudah banyak pengalaman bagaimana dengan efisiensi ini, contoh saat COVID-19 melanda banyak kegiatan ditiadakan. Intinya bagaimana semua pelaku industri berinovasi dan kreatif menghadapi kebijakan efisiensi anggaran ini," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Pemerintah Provinsi NTB, Fathul Gani di Mataram, Selasa.
Ia menilai setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tentu dilandasi perhitungan yang cermat dan matang. Kalau pun ada kekurangan pasti akan di evaluasi, tinggal masalah waktu saja.
"Sabar saja dulu, karena cepat atau lambat pasti akan ada evaluasi dari pemerintah pusat," ujarnya.
"Tinggal sekarang itu, bagaimana cara kita memiliki kemampuan menarik minat wisatawan dari negara-negara itu untuk datang ke daerah kita," kata Fathul Gani.
Menurut dia, pemerintah daerah patut mensyukuri bahwa pemerintah pusat memberikan kepercayaan empat kegiatan pariwisata di NTB masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 yang diumumkan Kementerian Pariwisata.
"Terpenting sekarang itu, bagaimana kita siapkan logistik, akomodasi, sarana dan prasarana destinasi disiapkan dengan baik. Termasuk juga sapta pesona dan kualitas SDM khususnya di lingkar destinasi diberikan edukasi, dibenahi dan ditingkatkan," ucapnya.
Baca juga: DPR libatkan pelaku wisata NTB bahas RUU Kepariwisataan
Baca juga: Wisata kaki Gunung Rinjani Lombok dibuka kembali
Editor : Budi Setiawanto
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025