Bogor (Antaranews Megapolitan) - Saat menstruasi, sebagian remaja merasakan sindrom pramenstruasi atau PMS dengan gejala antara lain kram di daerah perut, sakit di daerah payudara, dan perubahan suasana hati. Selain itu, juga bisa merasakan kecemasan sehingga dapat berakibat pada menurunnya nafsu makan.

Terdapat beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab sindrom tersebut, di antaranya adalah fluktuasi hormonal dan produksi prostaglandin.

Tiga peneliti dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian tentang minuman fungsional torbangun dalam menurunkan tingkat keluhan dan kadar prostaglandin pada remaja dengan sindrom pramenstruasi. Tiga peneliti itu ialah Astri Ayu Novaria, Hardinsyah dan Muhammad Rizal Martua Damanik 
 
"Fluktuasi hormonal pada sindrom pramenstruasi yaitu ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan hormon progesteron, dimana terdapat kelebihan estrogen atau rendahnya progesteron dalam pada siklus menstruasi yang menyebabkan dibentuknya prostaglandin dalam jumlah yang banyak. Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka akan timbul efek sistemik seperti diare, mual dan muntah," ungkap Rizal Damanik.
 
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh minuman fungsional torbangun terhadap gejala PMS dan kadar prostaglandin pada remaja. 

Sebanyak 12 orang remaja yang menjadi subjek pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok dengan pemberian minuman fungsional torbangun dan kelompok kontrol tanpa pemberian minuman fungsional torbangun.
 
Pembuatan minuman fungsional torbangun dilakukan dengan formula bahan yaitu 20 gram daun torbangun segar, air masak sebanyak 306 ml, 8 gram sari lemon sebagai cita rasa dan aroma pada minuman dan penambahan madu. 

Penambahan madu digunakan sebagai pengganti gula pasir, hal tersebut dikarenakan konsumsi gula dapat meningkatkan keluhan sindrom pramenstruasi.
 
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, tim peneliti ini menemukan bahwa penurunan rerata pada tingkat keluhan sindrom pramenstruasi terjadi pada kelompok perlakuan minuman fungsional torbangun sedangkan pada perlakuan kontrol tidak mengalami penurunan yang signifikan pada tingkat keluhan.
 
Peneliti ini juga menjelaskan bahwa subjek yang diberikan minuman fungsional torbangun mengalami penurunan kadar prostaglandin yang signifikan (580,6 pg/dl), sedangkan pada perlakuan kontrol tidak mengalami penurunan yang signifikan (300,3 pg/dl). 

Uji yang dilakukan tim ini memperlihatkan selisih nilai sebelum dan setelah perlakuan antara kedua kelompok terhadap kadar prostaglandin berbeda nyata. Minuman fungsional torbangun dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi gejala PMS dan terhadap kadar prostaglandin. (ir/nm) 

Pewarta: Oleh Humas IPB

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018