Bogor (Antara Megapolitan) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengharapkan IPB dapat menghasilkan lulusan yang mampu menghadapi masa depan dan menjadi pengungkit daya saing bangsa.

"Perlu terobosan-terobosan yang tepat sehingga lulusan yang dihasilkan mampu menjadi pengungkit daya saing bangsa dan elemen pembangun masyarakat dan bukan menjadi beban masyarakat," kata Staf Ahli Menteri Ristekdikti Prof.Dr. Paulina Pannen pada Sidang Paripurna Majelis Wali Amanat (MWA) pelatikan rektor IPB periode 2017-2022 di Kampus Dramaga, Jawa Barat, Jumat.

Paulina mengatakan rektor baru diharapkan mampu membawa IPB menghadapi masa depan, lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi harus bisa mampu berfikir dan berprilaku untuk menciptakan pekerjaan dan bukan hanya menjadi karyawan suatu perusahaan apalagi menjadi PNS.

Lebih lanjut ia mengatakan program yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi adalah menjalin kerja sama dengan pihak manapun, membangun kolaborasi yang saling menguatkan.

Menurutnya kerja sama dengan berbagai pihak ini menantang perguruan tinggi untuk dapat menggunakan sumber daya yang dimilikinya dalam menyelesaikan beragam persoalan yang dihadapi oleh berbagai pihak.

"Kerja sama dengan industri misalnya menantang IPB untuk berinovasi memberikan solusi yang efsien dan efektif dari serangkaian penelitian yang dilakukan di kampus," katanya.

Selain itu lanjutnya, IPB juga dapat dengan mudah membangun jaringan memperkuat inkubator dan meningkatkan kepakaran yang dimilikinya.

Prof. Paulina mengatakan IPB bisa melakukan kerja sama dengan masyarakat yang memberikan IPB peran aktif menjawab tantangan yang terjadi di masyarakat, memberikan pengabdian dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki IPB dalam rangka meningkatkan daya saing masyarakat dan menjadikan IPB lebih dekat dengan masyarakat.

IPB juga dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam memberikan solusi-solusi implementatif yang dapat memecahkan persoalan di daerah masing-masing.

Paulina mengingatkan menjalin kerja sama saja tidaklah cukup, IPB diharapkan dapat melakukan investsi secara berkelanjutan dalam hal pengembangan sumber daya, riset, inovasi dan model pembelajaran, serta mengadvokasi program pembelajaran dengan pendekatan aplikatif dan disipliner yang berpengaruh pada teknologi dan mengembangkan jalur pembelajaran yang fleksibel untuk menjawab perubahan terhadap kebutuhan pekerjan.

"Dukungan pendanaan dari pemerintah dalam beberapa waktu terakhir sudah cukup baik, dengan itu kita dapat melaksanakan pengembangan sumber daya, pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan lebih baik lagi," katanya.

Ia juga mengingatkan perguruan tinggi menjalankan tata kelola dengan transparan akuntable dan bertanggungjawab.

Terkait pertanian, Paulina Pannen mengatakan bahwa pertanian dan peternakan adalah sektor prioritas utama pemerintah Indonesia dalam pembangunan bangsa saat ini.

Hapan sangat tinggi diamanatkan kepada IPB untuk dapat menjawab tantangan tersebut. Dengan penambahan jumlah penduduk dunia yang semakin padat, konsumsi pangan hasil pertanian juga akan meningkat.

"Maka Indonesia perlu untuk menjadi pemain utama dalam pertanian dan pangan ini. Bukan hanya untuk kebutuhan bangsa Indonesia tapi juga kebutuhan dunia," katanya.

Ketika lahan pertanian sudah semakin sempit diperlukan berbagai terobosan untuk memebuhi kebutuhan pangan bangsa maupun dunia.

"IPB merupakan pemeran utama dalam hal ini," katanya mengingatkan.

Ia menambahkan hanya melalui penelitian dan inovasi yang berkesinambungan IPB dapat menjawab tantangan tersebut.

"Untuk itu IPB tidak dapat mungkin berjalan dengan "business as usual", berbagai terobosan baru sangat diharapkan dalam waktu segera," kata Paulina.

MWA IPB melantik Dr Arif Satria sebagai Rektor IPB periode 2017-2022 menggantikan Prof Herry Suhardiyanto yang mengakhiri masa jabatannya setelah bertugas sebagai rektor IPB selama dua periode (10 tahun).

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017