Bogor (Antara Megapolitan-Bogor) - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menyabet Juara 1 Best Essay pada ajang Sharia Business Solution (Session) 2017 yang diselenggarakan oleh Shariah Economics Forum (SEF), Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada.
Mereka adalah Muhammad Syamil Hizbi (Departemen Agronomi dan Hortikultura), Aditya Hadid Riyadi (Departemen Ekonomi Syariah), dan Aliyatul Husna (Departemen Ekonomi Syariah).
Ajang bergengsi ini berlangsung selama 3 hari yaitu pada 19-21 Oktober 2017, ditutup dengan Malam Penganugrahan pada hari terakhir.
Hizbi, Adit, dan Husna berkolaborasi menuangkan gagasannya dalam essay berjudul “Wirakoperasi Syariah Tunggularum: Upaya Peningkatan Kesejahteraan Kelompok Tani Salak di Desa Wisata Tunggularumâ€.
“Pada perlombaan ini kami menyodorkan gagasan wirakoperasi syariah yang ditujukan kepada Desa Wisata Tunggularum, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Wirakoperasi pada intinya adalah suatu wadah keorganisasian petani dalam mengembangkan suatu komoditas unggulannya. Gagasan kami menggunakan sistem pembagian keuntungan sesuai syariat Islam yaitu dengan akad musyarakah,†ungkap Adit.
Sistem wirakoperasi di Desa Wisata Tunggularum akan membuat terintegrasinya hulu, hilir dan penunjangnya sehingga berdampak pada kesejahteraan petani.
“Penerapan wirakoperasi syariah ini akan berdampak pada peningkatan nilai tambah komoditi. Kami menggagas sistem zero waste atau tanpa ada yang tersia-siakan sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani hingga lebih dari dua kali lipat,†tambah Hizbi.
Pada ajang Session 2017 ini, peserta disodorkan sebuah permasalahan dari pelaksanaan dan pengelolaan Desa Wisata Tunggularum di Sleman Yogyakarta.
Peserta kemudian diminta untuk menyampaikan gagasannya pada konferensi yang diadakan.
Selain itu, ajang ini juga mengadakan challenge untuk mempromosikan halal lifestyle.
“Kami bersyukur bisa menjadi Juara 1 Best Essay dan membantu memberikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan di Desa Wisata Tunggularum. Kami bersyukur karena essay kami ini menjadi salah satu yang terbaik,†kata Husna.
Adit dan kawan-kawan berharap gagasan mereka bisa diaplikasikan untuk membantu menyelesaikan permasalahan pertanian, khususnya di Desa Tunggularum.
“Harapan kami essay ini paling tidak bisa disampaikan kepada pengelola desa wisata, tidak hanya Desa Tunggularum, tetapi seluruh desa wisata di Yogyakarta," tutup Adit.(ANT/BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Mereka adalah Muhammad Syamil Hizbi (Departemen Agronomi dan Hortikultura), Aditya Hadid Riyadi (Departemen Ekonomi Syariah), dan Aliyatul Husna (Departemen Ekonomi Syariah).
Ajang bergengsi ini berlangsung selama 3 hari yaitu pada 19-21 Oktober 2017, ditutup dengan Malam Penganugrahan pada hari terakhir.
Hizbi, Adit, dan Husna berkolaborasi menuangkan gagasannya dalam essay berjudul “Wirakoperasi Syariah Tunggularum: Upaya Peningkatan Kesejahteraan Kelompok Tani Salak di Desa Wisata Tunggularumâ€.
“Pada perlombaan ini kami menyodorkan gagasan wirakoperasi syariah yang ditujukan kepada Desa Wisata Tunggularum, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Wirakoperasi pada intinya adalah suatu wadah keorganisasian petani dalam mengembangkan suatu komoditas unggulannya. Gagasan kami menggunakan sistem pembagian keuntungan sesuai syariat Islam yaitu dengan akad musyarakah,†ungkap Adit.
Sistem wirakoperasi di Desa Wisata Tunggularum akan membuat terintegrasinya hulu, hilir dan penunjangnya sehingga berdampak pada kesejahteraan petani.
“Penerapan wirakoperasi syariah ini akan berdampak pada peningkatan nilai tambah komoditi. Kami menggagas sistem zero waste atau tanpa ada yang tersia-siakan sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani hingga lebih dari dua kali lipat,†tambah Hizbi.
Pada ajang Session 2017 ini, peserta disodorkan sebuah permasalahan dari pelaksanaan dan pengelolaan Desa Wisata Tunggularum di Sleman Yogyakarta.
Peserta kemudian diminta untuk menyampaikan gagasannya pada konferensi yang diadakan.
Selain itu, ajang ini juga mengadakan challenge untuk mempromosikan halal lifestyle.
“Kami bersyukur bisa menjadi Juara 1 Best Essay dan membantu memberikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan di Desa Wisata Tunggularum. Kami bersyukur karena essay kami ini menjadi salah satu yang terbaik,†kata Husna.
Adit dan kawan-kawan berharap gagasan mereka bisa diaplikasikan untuk membantu menyelesaikan permasalahan pertanian, khususnya di Desa Tunggularum.
“Harapan kami essay ini paling tidak bisa disampaikan kepada pengelola desa wisata, tidak hanya Desa Tunggularum, tetapi seluruh desa wisata di Yogyakarta," tutup Adit.(ANT/BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017