Bogor (Antara Megapolitan) - Yudha Trinoegraha Adiputra, mahasiswa pascasarjana S3 Akuakultur, Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil meraih juara 1 dalam kompetisi Lomba Inovasi Daerah, Provinsi Lampung tahun 2017.
Kompetisi ini merupakan kompetisi tahunan yang diinisiasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Lampung dengan 3 kategori lomba yaitu untuk pelajar, umum dan peneliti.
Ilmuan yang juga seorang dosen pada program studi Budidaya Perairan di salah satu perguruan tinggi di Lampung ini berkonsentrasi pada bidang genetika dan reproduksi ikan dengan spesialisasi pada krustasea.
Dalam inovasinya ia mengangkat judul Induksi hormon tiroksin untuk mempercepat pertumbuhan lobster pasir.
Yang menjadi latar belakang Yudha mengangkat ide tersebut adalah populasi lobster di Provinsi Lampung diduga telah berkurang karena penangkapan yang berlebih.
Hal tersebut dirasakan dengan berkurangnya hasil tangkapan terutama untuk lobster mutiara dan pasir.
''Jika sedang musim tangkap, yang terjaring hanya berukuran kecil. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melarang penangkapan lobster dengan panjang karapas kurang dari 8 cm dan lobster bertelur. Padahal nelayan lobster di Lampung khususnya di Kabupaten Tanggamus dan Kab. Pesisir Barat penghasilannya tergantung pada lobster. Melalui penelitian disertasi ini, saya ingin mengembangkan teknik budidaya dengan pembesaran dan maturasi induk jantan dan betina lobster pasir,'' tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa dengan inovasinya ini pertumbuhan lobster dapat dipercepat. Untuk lomba inovasi tersebut Yudha menunjukkan bahwa lobster pasir jantan dapat dipercepat pertumbuhannya dengan induksi hormon tiroksin.
Dengan ditemukannya teknologi ini, harapannya dapat membantu nelayan untuk membudidayakan lobster pasir ukuran kecil yang mereka tangkap agar tumbuh dengan cepat. Hormon tiroksin dengan dibantu diresepkan oleh dokter hewan atau dokter umum dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan lobster.
Selain itu ia menambahkan bahwa inovasi ini juga dapat mendukung proses konservasi dalam pelestarian lobster.
''Hal ini tentu perlu bantuan Pemerintah Daerah (Pemda) atau kabupaten agar budidaya lobster hasil tangkapan layak untuk dikonsumsi atau dilepasliarkan kembali dengan insentif dari Pemda. Saya membayangkan, tindakan pembesaran lobster menjadi salah satu tindakan konservasi untuk perlindungan populasi lobster di Lampung. Hal lain yang menjadi perhatian saya adalah proses maturasi induk jantan dan betina yang dilanjutkan dengan pemijahannya. Hal tersebut juga telah saya peroleh hasilnya melalui penelitian disertasi saya. Semua hal ini semoga dapat membantu pengembangan akuakultur lobster di Indonesia,'' tandasnya.(IR/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Kompetisi ini merupakan kompetisi tahunan yang diinisiasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Lampung dengan 3 kategori lomba yaitu untuk pelajar, umum dan peneliti.
Ilmuan yang juga seorang dosen pada program studi Budidaya Perairan di salah satu perguruan tinggi di Lampung ini berkonsentrasi pada bidang genetika dan reproduksi ikan dengan spesialisasi pada krustasea.
Dalam inovasinya ia mengangkat judul Induksi hormon tiroksin untuk mempercepat pertumbuhan lobster pasir.
Yang menjadi latar belakang Yudha mengangkat ide tersebut adalah populasi lobster di Provinsi Lampung diduga telah berkurang karena penangkapan yang berlebih.
Hal tersebut dirasakan dengan berkurangnya hasil tangkapan terutama untuk lobster mutiara dan pasir.
''Jika sedang musim tangkap, yang terjaring hanya berukuran kecil. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melarang penangkapan lobster dengan panjang karapas kurang dari 8 cm dan lobster bertelur. Padahal nelayan lobster di Lampung khususnya di Kabupaten Tanggamus dan Kab. Pesisir Barat penghasilannya tergantung pada lobster. Melalui penelitian disertasi ini, saya ingin mengembangkan teknik budidaya dengan pembesaran dan maturasi induk jantan dan betina lobster pasir,'' tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa dengan inovasinya ini pertumbuhan lobster dapat dipercepat. Untuk lomba inovasi tersebut Yudha menunjukkan bahwa lobster pasir jantan dapat dipercepat pertumbuhannya dengan induksi hormon tiroksin.
Dengan ditemukannya teknologi ini, harapannya dapat membantu nelayan untuk membudidayakan lobster pasir ukuran kecil yang mereka tangkap agar tumbuh dengan cepat. Hormon tiroksin dengan dibantu diresepkan oleh dokter hewan atau dokter umum dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan lobster.
Selain itu ia menambahkan bahwa inovasi ini juga dapat mendukung proses konservasi dalam pelestarian lobster.
''Hal ini tentu perlu bantuan Pemerintah Daerah (Pemda) atau kabupaten agar budidaya lobster hasil tangkapan layak untuk dikonsumsi atau dilepasliarkan kembali dengan insentif dari Pemda. Saya membayangkan, tindakan pembesaran lobster menjadi salah satu tindakan konservasi untuk perlindungan populasi lobster di Lampung. Hal lain yang menjadi perhatian saya adalah proses maturasi induk jantan dan betina yang dilanjutkan dengan pemijahannya. Hal tersebut juga telah saya peroleh hasilnya melalui penelitian disertasi saya. Semua hal ini semoga dapat membantu pengembangan akuakultur lobster di Indonesia,'' tandasnya.(IR/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017