Bogor (Antara Megapolitan) - Tiga orang peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian kualitas spermatozoa domba yang disimpan pada suhu rendah.
Ketiga peneliti itu ialah Dr Ni Wayan Kurniani Karja, Dr M Agus Setiadi (Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi) serta Dr M Fahrudin dari Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Dr Wayan Kurniani menyampaikan bahwa aktivitas reproduksi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap makhluk hidup untuk mempertahankan kelestarian spesiesnya termasuk domba. Namun kenyataan di lapangan, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terganggu dan terhambatnya aktivitas reproduksi spesies domba.
Atas hal tersebut, Dr Wayan Kurniani mengatakan, dibutuhkan metode yang dapat digunakan untuk menjaga dan melestarikan nilai genetik unggul domba melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu sumber spermatozoa yang dapat digunakan untuk penerapan teknologi reproduksi pejantan yang mengalami gangguan aktivitas reproduksi adalah Kauda epididimis.
"Tahapan dalam proses ini adalah melakukan kajian terhadap tingkat kerusakan jaringan Kauda epididimis selama penyimpanan epididimis pada suhu empat derajat Celius. Selanjutnya dilakukan evaluasi kemampuan spermatozoa tersebut untuk memfertilisasi oosit dan dalam mendukung perkembangan embrio domba pada tahap selanjutnya secara buatan di laboratorium," tuturnya.
Hasil penelitian menunjukkan, kapsula Kauda epididimis yang disimpan sampai hari kedua mengalami penurunan sampai hari keempat penyimpanan. Sedangkan kerusakan epitel Kauda epididimis teramati mulai hari kesatu seiring dengan lamanya waktu penyimpanan.
"Terjadi penurunan kemampuan spermatozoa dari Kauda epididimis pasca penyimpanan epididimis pada suhu empat derajat Celsius selama 48 jam, tetapi tingkat fertilisasi yang diperoleh masih mencapai 55-60 persen," kata dia.
Pada penelitian evaluasi tingkat perkembangan embrio secara buatan di laboratorium yang diproduksi dengan spermatozoa dari Kauda epididimis pasca penyimpanan epididimis di peroleh hasil, oosit yang dibuahi oleh spermatozoa dari Kauda epididimis pasca penyimpanan epididimis sampai hari kedua masih mampu membelah sampai 41 persen.
Dari hasil tersebut, Dr. Wayan Kurniani menjelaskan bahwa dapat disimpulkan bahwa penyimpanan Kauda epididimis pada suhu empat derajat Celsius dapat memperlambat kerusakan jaringan dan spermatozoanya. Pasca penyimpanan epididimis dan spermatozoa tersebut mampu mendukung perkembangan oosit setelah dibuahi. (at/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017